Birgitta, nama gadis yang kerap disapa dengan Bita. Gadis ceria yang tidak pernah bergantung pada siapapun, dan selalu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan baik. Hidupnya hanya sebatang kara, tanpa memiliki sanak keluarga di mana pun.
Kehidupannya yang dulu warna-warni kini terjebak dalam kehidupan hitam-putih seorang pria yang mengikatnya dalam pernikahan yang disengaja.
Alhambra Zeroun, pria itu menarik Bita untuk duduk di pelaminan, dan memaksa gadis itu menjadi istrinya hanya untuk menghindari pernikahannya yang hampir saja terjadi dengan gadis lain pilihan orang tuanya.
Tidak memperdulikan tatapan tajam dari semua orang disana karena kelakuan gilanya, yang penting ia terbebas dari desakan orang tuanya yang terus memintanya untuk menikah.
Akankah Bita bisa menerima Alze menjadi suami dadakannya? Lalu bagaimana pernikahan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WaterBlue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diusir
Haura memandang nanar apa yang terjadi saat ini pada pernikahan anaknya. Baru ia datang,malah disambut dengan sesuatu yang tidak pernah ia duga. Putranya memang sudah menikah namun,bukan dengan gadis pilihannya melainkan dengan gadis lain yang sama sekali ia tidak tahu asal usulnya. Dengan cepat ia menghampiri Alze dan menatap tajam kearah gadis yang tertunduk saat ini.
"apa-apaan ini Al?! apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan hah?!" sentak Haura memandang nanar anaknya. Ia sungguh kecewa apa yang sudah dilakukan Alze saat ini. Alze hanya diam menatap mamanya dengan tatapan datar tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sedangkan Bita,jangan ditanya lagi bagaimana ekspresinya saat ini,sungguh tidak bisa berkata-kata lagi.
"jawab mama Alze!" desak Haura. Sam dan Azza langsung berjalan mendekati mereka berdua. "maa,lebih baik kita bicarakan ini didalam. Nggak baik diliat orang-orang maa." ucap Azza membuat Haura menoleh sekitarnya sambil menghela napas kasar.
"ikut mama." ajak Haura melenggang pergi duluan. Alze dan Bita masih berdiam diri menatap satu sama lain. Sam menepuk pelan pundak kakaknya dan berdecak pelan. "luar biasa kak,kau hebat!" ledeknya langsung disambut tatapan tajam Alze.
"hehehehe,tapi sudah terlanjur ya sudah. Hihihi selamat yaa nona cantik,Lo jadi kakak ipar gue sekarang." ucapnya pada Bita,bahkan dengan tidak tau malunya ingin memeluk gadis itu. Alze langsung menghadang Sam agar tidak mendekat kearah Bita.
"jangan macam-macam Sam!" ucapnya dingin. Sam memundurkan langkahnya pelan lalu terkekeh. "ya ampun udah posesif nih aja nih anak. ckckckck,sudah sana pergi temui mama kak!" usirnya sambil meledek kakaknya.
Alze langsung menarik Bita menyusul mamanya. Sam menyerngit menoleh kearah gadis yang seharusnya menikah dengan kakaknya itu. Namun,jika dilihat secara langsung ternyata gadis itu cantik. Jiwanya meronta ingin mendekati gadis itu secara perlahan-lahan. "hai cantik!" serunya seperti biasa menggombal anak gadis orang.
Anggi menoleh kearah pria didepannya,lalu melanjutkan makan puding ditangannya. Baginya,pria didepannya ini sama sekali tidak menarik perhatiannya.
Buset,gue dikacangin dong. Wah,parah nih cewek. Gue buat Lo bertekuk lutut! gumamnya dalam hati.
"jangan berpikiran sempit bego! niat modus Lo jelas banget." ketus Anggi tersenyum miring kearah Sam. Sam terkejut tetapi langsung mengubah ekspresinya.
Anjiir nih anak,kayak bisa baca pikiran gue aja. Tetapi,namanya Sam tentu tidak akan menyerah dengan hal yang beginian. Sudah berpengalaman selama dua tahun,tentu skillnya tidak diragukan lagi sebagai playboy sejati.
"Lo kayak bidadari dari surga,cantik bang—"
"oh iya dong,gue paling cantik disini." serunya masih fokus memakan pudingnya.
"iya kan. Lo tau nggak,Lo tuh bagai stroberi yang lemb—"
"heh,sorry yaa. Lo tau nggak kenapa jeruk rasanya asam?,ya karena asamnya kayak Lo buahahahaha." ledeknya membuat Sam menggerutu kesal. Walaupun candaannya terdengar garing tapi ia puas melihat wajah kesal rpia itu.
Anjiir nih anak,minta gue tendang. Beruntung kak Al nggak jadi nikah sama nih anak,kalau nggak... bisa-bisa gue stres punya kakak ipar kek dia.
"Lo adiknya Alze kan? muka Lo pas-pasan." ejeknya.
Mata Sam membulat,baru kali ini sejarah yang menyebutkan wajah tampannya pas-pasan?! wah gadis sialan ini.
"what?! muka gue pas-pasan?! gue tampan kayak gin—"
"hmm muka Lo beneran pas-pasan serius. Nggak usah protes,Lo obral sana-sini ke cewek-cewek lain,itu artinya Lo nggak laku." ucapnya memotong ucapan Sam,lalu Anggi berjalan mendekat kearah Sam.
"ckckckck,Lo kalau mau gombalin cewek yang benar dong. Dah basi cara kayak gitu,nggak akan mempan ke gue. Jadi Lo harus banyak belajar lagi yaa kakak yang katanya tampan." ucapnya menepuk pundak Sam lalu berjalan mendekati keluarganya. Sam mengumpat kesal sambil mengepal tangannya. "awas Lo!" geramnya melenggang keluar.
***
Haura kini menatap kedua orang yang baru saja masuk dengan tatapan tajam. Terutama gadis yang kini secara tidak langsung menjadi menantunya. Ia bingung dan heran,mengapa Alze melakukan hal senekat itu? jika memang tidak suka dengan pilihannya? kenapa harus dengan cara seperti ini anaknya itu lakukan?
"duduk!" titahnya pada kedua orang itu,mereka dengan patuh duduk dihadapan Haura.
"kalian sadar apa yang kalian lakukan ini?! terutama kamu Alze! apa maksudnya?! apa kamu sudah gila?!"
Alze mendongak menatap wajah mamanya yang kini sudah memerah menahan untuk tidak menangis, "maa,aku tidak suka dengan gadis itu." ucapnya tanpa ekspresi.
"huft,mama tidak tau lagi Al. Kamu sudah membuat mama pusing. Kamu tau keluarga Anggi bakalan malu karena kejadian ini Al."
Bita hanya diam tanpa ingin berkata,ia bingung harus melakukan apa saat ini. Lalu jantungnya berdegup kencang disaat wanita paruh baya itu menatapnya dari atas sampai bawah.
"siapa nama kamu?" tanya Haura menatap tajam kearah Bita.
Bita menelan salivanya pelan, "sa-saya Birgitta Tante."
Uh,kenapa gue gugup banget.
Haura menghela napas kasar sambil memijit pelipisnya pelan,lalu melirik suaminya yang hanya diam sebagai penonton diantara mereka. "pa,kamu nggak bantuin apa?! ini mereka menikah dan buat kita malu!" kesalnya menatap suaminya begitu anteng menikmati sate ditangannya.
Deon hanya melirik sekilas kearah Haura lalu melirik kearah anak dan menantu—asingnya. Ia berjalan mendekati mereka berdua. "kalian sadar apa yang kalian lakukan saat ini? Alze kamu menghamili dia?" tanya Deon langsung dapat tabokan dari Haura. Sedangkan Alze dan Bita serentak menggeleng kepala.
"Tidak!"
"papa jangan nanya yang aneh-aneh!" seru Alze dituduh tidak-tidak. Bagaimanapun juga ia bukan pria yang brengsek melakukan hal serendah itu.
"ya ampun pa!" gemas Haura memandang suaminya.
Braak.
"Haura,ini apa-apaan?! apa kau mempermainkan putri kami hah?!" sentak wanita paruh baya berjalan tergesa-gesa menuju tempat mereka berada saat ini.
Tak lama beberapa setelah itu,Anggi datang tergesa-gesa mencegah ibunya mendekati mereka. "Miii jangan dong." cegahnya mengadang jalan Ibunya.
"minggir Anggi. Kamu ini apa-apaan sih?! kenapa kamu bela juga mereka?! mereka itu sudah buat malu keluarga kita!!" bentaknya lalu menatap tajam kearah Bita.
"ini pasti semua karna kamu kan?!" cercanya menarik tangan Bita kuat. Alze langsung menepis pelan tangan mantan calon mertuanyanya itu lalu menarik Bita dibelakangnya.
"maaf,anda tidak bisa menyakiti istri saya." ucapnya dingin.
"hei!! ya ampun nak,cobalah berkaca! siapa sekarang yang tertindas jadi korban disini?! anak saya atau kamu?! kalau kamu nggak mau nikahi anak saya,ya sudah bilang dari kemarin!!"
"mami,ayo udah pulang aja kita. Aku malah bahagia kok,Bita sahabatku jadi istrinya Alze. Dan aku tidak suka Alze mii." ucap Anggi berusaha menyakinkan ibunya.
"oh ya tuhan." Maminya sungguh tidak percaya dengan kelakuan anaknya yang super gemasin itu. Entah polos atau terlalu baik,gadisnya itu malah membiarkan calon suaminya menikah dengan perempuan lain.
"Anggi!!" bentak Sang ayah menatap tajam kearah putrinya dan menatap kearah mantan calon besannya. "saham yang sudah saya janjikan,batal! tidak ada kerja sama diantara kita!" geramnya lalu membawa keluarganya pergi dari sana. Haura dan Deon menghela napas lalu menoleh kearah anak dan menantunya.
"lihat? apa yang sudah kalian lakukan?! kalian membuat malu saja!" sentak Haura duduk dihadapan mereka lagi.
"mulai sekarang,mama usir kamu dari rumah Alze. Jangan harap kembali!" ucap Haura dingin lalu meninggalkan mereka yang terbengong tidak percaya dengan perkataann mamanya. Deon langsung berlari menyusul istrinya sedangkan Azza dan Sam terdiam menatap kakaknya.
"kak," lirih Azza.
"ayo pergi Bita!" ajak Alze menarik tangan istrinya lalu berjalan keluar tanpa menoleh kebelakang. Alze menarik tangan Bita sampai menuju mobilnya.
"Alze lepas!" Bita menepis tangan Alze dan menatao pria itu tajam saat mereka berada diparkiran.
"apa yang Lo mau hah? apa maksud Lo kayak gini? Lo kira ini mainan hah?!" cerca Bita kesal.
"gue serius Bita. Pernikahan ini sudah terjadi,dan gue sudah bebas dari jeratan siapapun." ucapnya sambil menghidupkan rokoknya.
"Lo emang iyaa bebas,lah gue terjebak jadi istri Lo kampret!!" kesalnya menggebu-gebu menatap pria yang kini berstatus suaminya.
kalo bahasa Indonesia yg saya tahu itu mengernyit