Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 17
Setelah Sheina mengatakan pada Devan bahwa Bara telah kembali, Devan menjadi semakin kalang kabut. Ia belum mendapatkan restu dari neneknya, sekarang harus menerima perjodohan dengan wanita yang tidak ia cintai.
"Shein, ada yang mau aku bicarakan," kata Devan ragu.
"Nanti aja ya, Pak. Pekerjaan saya banyak sekali, dan lagi saya terlambat." Sheina menyalakan komputernya, mengabaikan Devan yang ingin berbicara serius padanya.
"Makan siang nanti, tolong ke ruangan saya. Urgent!"
Sheina mengangguk, lalu Devan segera pergi dari ruangan Sheina.
Sheina sebenarnya menaruh hati pada atasannya itu, hanya saja ia lebih mementingkan Gabriel di atas segalanya. Terutama, jika keluarga Devan menolak Gabriel, maka dia harus mundur.
*
*
*
Di kantor, Bara terlihat sangat bahagia. Ia beberapa kali menarik ujung bibirnya, memnuat garis senyum yang manis.
Gery yang melihat sepupu sekaligus atasannya itu bahagia, akhirnya mendekat. Bermaksud untuk meledek Bara yang sepertinya sudah bertemu Gabriel.
"Happy banget nih, habis ketemu Gabriel ya?" tanya Gery.
"Iya dong. Ganteng banget hasil karya Bara dan Sheina," jawab Bara dengan bangga.
"Emaknya pasti marah?" tebak Gery.
Mereka lalu masuk ke ruangan Bara.
"Ya gitulah. Sheina masih belum maafin aku," curhatnya dengan kecewa.
"Tapi dia ngakuin kamu sebagai ayah anaknya, 'kan?" tanya Gery.
"Ngakuin sih. Cuma pas nggak ada Gabriel dia nggak mau ngomong sama aku."
"Pelan-pelan aja. Sheina marah itu wajar kok, masih untung dia nggak ngusir kamu. Atau bohongin anaknya kalau kamu bukan bapak kandungnya."
"Iya, sih. Aku cuma pengen perbaiki semuanya. Apalagi, semenjak lihat Gabriel, aku makin merasa bersalah."
"Aku punya berita soal Sheina yang akan bikin kamu happy lagi," kata Gery sembari memberikan selembar foto pada Bara.
Bara meraih foto yang memperlihatkan wajah Devan dan seorang perempuan.
"Ini siapa?" tanya Bara yang tidak mengenali wajah Devan dan perempuan itu.
"Itu namanya Devan, sebelahnya itu Riana, yang akan dijodohkan sama Devan."
"Apa? Devan dijodohkan sama dia, lalu Sheina?"
"Itu dia. Kalau perjodohan Devan dan Riana berhasil. Daddynya Gabriel masih ada kesempatan," jawab Gery.
"Benarkah? Pasti akan menyenangkan, dan jalanku untuk mendapatkan Sheina lebih mudah."
"Dekati terus Gabriel, selama Gabriel menyukaimu, Sheina tidak akan bisa menolaknya."
"Pasti, nanti sore aku akan jemput Gabriel."
*
*
*
Saat jam makan siang, Sheina menghampiri Devan seperti permintaannya tadi pagi.
"Duduk dulu, Shein."
"Ada apa?"
"Gimana perasaan kamu waktu ketemu daddynya Gabriel?"
"Maksud kamu apa sih Dev? Kamu cemburu sama si breng*sek itu?"
"Kalian berdua punya Gabriel, dan kalian dulu temen SMA kan?"
"Ya terus kenapa? Dia emang bapaknya Gabriel, mau aku tutupin gimana pun Gabriel pasti akan tahu juga."
Saat Sheina mulai meninggikan suaranya, tiba-tiba seorang wanita cantik masuk ke ruangan Devan.
"Riana, kamu ngapain ke sini? Nenek!?" Devan semakin terkejut saat melihat neneknya ada di ruangannya bersama Riana, sedangkan ia belum bercerita pada Sheina mengenai Riana.
"Ada perlu apa kamu di sini? Mau menggoda cucu saya?" tanya nenek Devan dengan sarkas.
"Pekerjaan saya sudah selesai, permisi Nyonya."
"Kenalkan, ini calon istrinya Devan yang sesungguhnya," kata nenek tua itu yang membuat langkah Sheina terhenti.
"Hai, aku Riana." Gadis bersuara lembut itu mengulurkan tangan.
"Sheina, pegawainya Pak Devan." Sheina membalas jabatan tangan Riana, membuat gadia cantik di hadapannya itu tersenyum. Riana sangat cantik, meski Sheina lebih cantik.
Sheina menatap Devan sebelum akhirnya melepas tangan Riana.
"Inget-inget. Devan sudah punya calon istri, jangan berani-berani menggodanya untuk menjadi ayah dari anakmu yang tidak jelas bapaknya," kata nenek yang membuat Sheina keluar dari ruangan Devan dengan air mata yang tiba-tiba keluar begitu saja.
Kenapa menjadi ibu tunggal begitu sulit? Bukan salahnya jika memiliki Gabriel, karena Sheina tidak pernah menggoda siapa pun.
🥀🥀🥀
Ikuti alurnya aja ya 😍 Visual fix di Ig/FB karena kebijakan pf sekarang melarang memakai visua. Atau bisa bayangin sendiri ya sesuai mau kalian 😘😘😘