NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Dunia Lain

Pendekar Pedang Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / System / Pendekar / Epik Petualangan / Barat
Popularitas:269.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Khusayni

Seorang Pemuda yang berasal dari Bumi, dipindahkan ke dalam Dunia Pedang dan Sihir. Dia dipindahkan karena asal usul dirinya yang begitu rumit.

Sebelum berpindah dia bertemu dengan kedua orang tua aslinya. Mendapatkan sistem pendekar pedang, sesuai dengan profesi yang dirinya inginkan.

Menggenggam pedangnya erat-erat, dimulailah petualangan dirinya di Dunia Lain sebagai seorang pendekar pedang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusayni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

[Chapter 17.]

[Kohta vs Guildmaster.]

[Silahkan Dibaca.]

Kohta mengeluarkan Pedang bunga dan Pedang Serigala. Kohta tidak ingin memakai pedang Iblis terlebih dahulu, karena dia belum memasang Pra-seni elemen.

“Mari kita mulai, Paman.” Ucap Kohta dengan menurunkan kedua pedangnya, kemudian menatap ke arah Guildmaster dengan serius.

Sementara itu, Guildmaster memunculkan sebuah pedang besar, pedang tersebut berwarna hitam dengan garis abu-abu yang terlihat seperti akar.

Guildmaster juga memandang ke arah Kohta dengan serius. Kedua momentum muncul, orang yang menjadi wasit dia gemetar. Lalu, tangannya turun dan berkata dengan suara keras.

“Mula-“ belum menyelesailan ucapannya, Wasit di bawa terbang oleh dampak gelombang benturan kedua pedang.

Booommmm.

Terlihat kedua orang sudah melesat dan tiba di tengah, dua pedang runcing melawan pedang besar. Di saat keduanya saling beradu, gelombang angin muncul dengan kencang.

Wusshhhhhh.

Wasit melayang ke tempat penonton, sedangkan seluruh penonton segera menahan gelombang angin yang muncul, mereka benar-benar terkejut dengan perkembangan pertarungan.

Kohta lalu mengayunkan kedua pedangnya dengan cepat, sedangkan Guildmaster menahan serangan tebasan dari Kohta dengan pedang besarnya.

Tring Tring.

Tringg Tringg Tringg.

Tringg Tringg Tringg Tringg.

Dingggg.

Kedua Orang tersebut mundur kembali ke posisi awal, Guildmaster memegang gagang pedang dengan kedua tangannya, lalu berkata.

“Tebasan udara.” Ucap Guildmaster, kemudian muncul proyektil tebasan sangat besar melebihi dari proyektil lawan Kohta sebelumnya.

Kohta melihat itu dengan tenang, matanya begitu tajam dan serius, lalu mengatur pernafasan, kemudian memasukkan kedua pedang ke sarungnya.

Banyak yang berfikir bahwa Kohta menyerah, berbeda dengan Guildmaster, dia merasakan sesuatu hal yang aneh di Kohta.

“Tebasan Bulan.” Ucap Kohta, dengan cepat mengayunkan kedua pedang kearah Proyektil besar tersebut.

Dinggg.

Kedua serangan saling berbenturan, Kohta lalu mengeratkan pegangan gagang pedang, dan terdengar suara.

Krakkkk.

Busshhhh.

Proyektil besar menghilang seketika, namun karena Kohta terlalu fokus ke proyektil membuat dirinya kurang waspada.

Guildmaster muncul tepat di depan Kohta, lalu mengangkat pedangnya lurus di atas, Kohta sedikit terkejut dan dia segera memposisikan bertahan.

Guildmaster mengayunkan pedangnya yang besar, Kohta sedikit terlambat menahan serangan tersebut.

Tring Bammm.

Kohta terlempar ke belakang dengan sangat cepat.

Booommm.

Kohta menabrak dinding, dan terlihat dinding di tempat Kohta membantuk jaring laba-laba. Para penonton terkejut, sedangkan Rina berteriak.

“Kohtaaa.” Teriak Rina sambil berlinang air mata. Lalu, terlihat Kohta keluar dari dinding tersebut. Guildmaster hanya tersenyum melihat hal tersebut, lalu kembali menjadi serius.

“Haduh, benar-benar ceroboh. Serta maaf Rina-chan membuatmu khawatir.” Ucap Kohta, lalu Rina hanya mengangguk dan menghapus air matanya.

Kohta kemudian menatap kembali ke arah Guildmaster. Kohta tersenyum dan menyarungkan pedang serigalanya, dia hanya menggunakan pedang bunganya.

“Paman, sepertinya pemanasan sudah selesai.” Ucap Kohta, lalu memegang gagang pedang tersebut, kemudian menatap ke arah Guildmaster dengan tajam.

“Seni bunga - bilah bunga.” Ucap Kohta, lalu mengayunkan pedangnya dan muncullah berbagai bunga mawar mengelilingi Kohta.

Banyak yang benar-benar terpana dengan bunga mawar tersebut. Begitu juga Rina, dia benar-benar masih terpesona dengan bunga mawar tersebut.

Kohta lalu meluruskan pedangnya ke arah Guildmaster, seketika bunga mawar melesat dengan cepat menuju ke Guildmaster.

Guildmaster yang semula tidak merasakan bahaya, seketika merasakan bahaya dari mawar tersebut, dia lalu mengayunkan pedangnya untuk memotong bunga mawar, namun sebuah suara membuat dia membelalakkan matanya.

Tring.

‘Mawar ini bilah, sial.’ Batin Guildmaster, dengan cepat dalam posisi bertahannya.

Tring Tring Tring Tring Tring Tring Tring.

Jress Jress Jress.

Ada beberapa bilah mawar yang mengabaikan pertahanan dari Guildmaster. Bilah tersebut terus bermunculan dan terus melesat ke arah Guildmaster.

‘Tidak baik, mawar ini juga mengandung racun.’ Batin Guildmaster, lalu mengalirkan mana ke dalam pedangnya, kemudian mengubah mananya menjadi angin.

“Maaf bocah, kau harus bisa menahan serangan ini. Jika kau bisa, kau akan lulus menjadi Hunter.” Ucap Guildmaster, mengabaikan tubuhnya yang terkena berbagai bilah mawar.

Nana yang melihat itu terkejut dan khawatir dengan Guildmaster, namun melihat kepercayaan diri Guildmaster, Nana mengurungkan rasa khawatirnya.

“Sihir Angin - Pusaran Angin Topan.” Ucap Guildmaster, lalu mengayunkan pedangnya dalam sekali ayunan.

Lalu, terlihat angin di depan Guildmaster mulai berputar dengan cepat dan semakin membesar. Semuanya melihat hal tersebut dengan takjub, tak terkecuali Kohta.

“Sepertinya aku harus mengeluarkan banyak tenaga hari ini.” Ucap Kohta, lalu menyarungkan pedang bunganya, dan memunculkan pedang Iblisnya.

‘Aura pedang ini terlalu kuat.’ Batin Kohta, bisa merasakan semacam perasaan negatif dari pedang iblis tersebut, Kohta merasa pedang ini selalu berkata “Makan, Makan, Makan apapun.”

“Diamlah, sebentar. Makanan serangan ini cocok untukmu.” Ucap Kohta, lalu mengeluarkan pedangnya, seketika aura mengerikan keluar dari pedang tersebut.

Guildmaster yang merasakan aura tersebut mengerutkan keningnya, banyak penonton merasa sesak di dadanya.

Kohta yang merasakan aura pedang meluap dengan hebat, seketika mengeratkan pegangannya, lalu berkata dengan tegas.

“Menurutlah, aku adalah Tuanmu.” Ucap Kohta, seketika aura pedang perlahan menyusut, sampai akhirnya tidak ada Aura pedang yang keluar.

Namun, pedang Iblis tersebut sedikit susah dikendalikan, pedang tersebut menyerap tenaga milik Kohta. Lalu, Kohta mengingat dengan ucapan gurunya.

Flashback.

Sebuah dojo.

Berdiri seorang Kakek-kakek dengan sebuah baju kimono abu-abu dengan lambang huruf ‘pedang’ dalam kata kanji. Lalu, kakek tersebut berkata.

“Kohta, Miyu, apa arti pedang menurut kalian berdua?.” Ucap Kakek tersebut, sementara Kohta dan Miyu menunduk dan berfikir. Lalu Miyu menjawab.

“Teman untuk pertempuran.” Ucap Miyu, sementara Kohta menjawab.

“Aku kurang tahu.” Ucap Kohta, dia bingung. Bukan karena dia tidak bisa menebak seperti Miyu, melainkan dia tidak bisa bilang bahwa teman.

Kakek Tua tersebut tersenyum mendengar ucapan keduanya, lalu dia berkata dengan suara lembut, sambil berjalan ke sebuah pedang kayu.

“Pedang itu bisa juga disebut makhluk yang hidup. Pedang seluruh benda yang dianggap mati, itu memiliki nafas tersendiri. Sementara pedang memiliki sesuatu yang spesial daripada nafas.” Ucap Kakek tua tersebut.

“Ikuti aku.” Ucap Kakek tua tersebut, lalu Kohta dan Miyu mengikuti Kakek tua keluar dari dojo menuju halaman belakang dojo.

Kakek tua itu berdiri tepat di depan sebuah pohon yang lumayan besar, lalu kakek tua tersebut berkata.

“Pedang memiliki hal spesial, yaitu adalah sebuah roh.” Ucap Kakek tua tersebut, lalu pedang kayu tersebut terlihat diselimuti oleh sesuatu hal yang tipis.

Slash.

Kraakkkkkkk.

Booomm.

Pohon yang ditebas oleh Kakek tua tersebut tumbang dengan lurus tanpa ada lekukan. Kohta dan Miyu memandang itu terkejut, kemudian Kohta segera sadar dan berkata.

“Sensei, jika semisal pedang memiliki roh jahat bagaimana?.” Ucap Kohta penasaran, sementara Kakek tua itu tersenyum dan menatap ke arah Kohta.

“Jadilah Iblis untuk melawan Iblis, Jadilah Malaikat untuk melawan Malaikat, Jadilah Manusia untuk melawan manusia.” Ucap kakek tua tersebut.

Flashback end.

“Jadilah Iblis untuk melawan Iblis, Jadilah Malaikat untuk melawan Malaikat, Jadilah Manusia untuk melawan manusia.” Ucap Kohta, lalu merasakan sesuatu difikirannya.

Kohta tersenyum dan menatap ke arah pusaran Angin yang menuju ke arahnya. Lalu, Kohta mengalirkan sesuatu aura tanpa sadar di pedang iblis tersebut.

“Seni Iblis - tebasan kegelapan.”

[To be Continued.]

Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.

Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.

Thanks you Minna-san.

1
FAJRI KUNINGAN
dari cp 1 - 25 mc terlalu naif
tidak ada kegunaan sistem
lemah,tolol
Khairil Aril
sejenis haki di one piece kah 🤔
widia nada
andy kesasar ke lain novel nih
Gatot Suharyono
ini cerita apa tho. . . . !?
Sak. Lim
pengecuuuuut pecundang sampah
Raditya Vicky: hmmmm
total 1 replies
Sak. Lim
la tdi kata nya bukan ancaman
Sak. Lim
la tdi sombong ngmg nya pecundang sampah
Sak. Lim
la Lo nyerang org apa org ga marah apa dasar idioooooot mulut sampah' goblokkkk
Sak. Lim
dasar mc songong ruang rahasia aja bingung
Sak. Lim
dalang nya iblis mc
Sak. Lim
ini la sampah pecundaaang yg pengecut dlng dri smua nya...
Sak. Lim
mc idioooooot munafik
Sak. Lim
apa nya usai dlng di balik itu semua hilang.
Sak. Lim
apa nya dlng ja hilang
Sak. Lim
diri sendiri yg rendahan ngatain orang pecundang sejati
Sak. Lim
klaw di sensor ga usa di jelaskan mc
Sak. Lim
pecundaaang samph
Sak. Lim
kbtlan pecundang sejati ktmu 😂😂😂
Sak. Lim
idioooooot klaw ga takut knpa sembunyi di dalam gua pecundang,brni pke lebah bkin malu aja.
Sak. Lim
hbis blanja ajkin mereka bcinta mc.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!