SELOW UPDATE!!!
Suka Alhamdulillah tak suka tinggalkan saja tanpa meninggalkan jejak, harap mengerti !! jangan karna komentar jahat kalian membuat Nae sebagai penulis Down....Cuzz cerita karangan semata jangan terlalu disamakan dengan dunia nyata....!!!
SINOPSIS
pernah di khianati membuatnya enggan memiliki pasangan hidup yang hanya menginginkan apa yang ia miliki..
seorang gadis gendut yang sebenarnya multitalenta memiliki segalanya tapi dirinya tak pernah bahagia karna semua orang hanya menginginkan sesuatu dari apa yang dimilikinya..
sejak di khianati oleh sahabat dan kekasihnya, gadis ini meninggalkan semua kebanggaannya keluar Negri dan menurunkan berat badannya setelah berhasil ia malah hidup menjadi gadis culun yang sederhana...
akankah gadis culun ini mendapatkan cinta sejati nya? ikuti kisahnya...
Novel ini hanya karangan semata, apabila ada kesamaan tempat dan nama itu semua murni kesalahan penulis..
harap bijak dalam berkomentar...
selow Update...!!
Happy Reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
permintaan
"tuan? apa saya boleh pulang? " tanya Sya hati-hati.
"mau pulang kemana? " tanya Kevin dengan datar.
"ya kerumah lah tuan... ibu saya khawatir dari tadi udah ngomel-ngomel" jawab Sya dengan berani mengacung-ngacungkan ponselnya.
Rangga tertawa terbahak-bahak dengan keberanian Sya melawan Kevin.
"biar aku atasi" ujar Kevin dengan memerah menatap tajam Rangga.
"tidak perlu tuan..! saya bisa mengatasinya sendiri" Sya melempar kunci mobil Kevin hingga Kevin gelagapan menangkap kuncinya.
"beri saya uang...! " Sya mengulurkan tangannya.
"hah? " cengo Kevin
"beri saya uang untuk naik taksi tuan" ulang Sya lagi dengan sabar.
Kevin meraba-raba dompetnya dan membukanya secara perlahan,
"aku tidak punya uang tunai" jawab Kevin dengan menahan malu.
"apaaa...?? " pekik Sya
Rangga tertawa terjungkal-jungkal di lantai tak peduli lagi wibawanya sebagai dokter senior terhormat di rumah sakit ini.
Sya dan Kevin seperti suami istri saja, Sya meminta uang untuk beli keperluan pokok tapi Kevin tidak punya uang begitulah ekspresi mereka saat ini pun begitu pas, hingga Rangga tak kuasa menahan wibawanya.
"presdir macam apa tidak punya uang hah? " tanya Sya berkacak pinggang.
"kau bilang apa? aku banyak uang dan ini.. ini.. ini... ini semua uang isinya.. kau bisa beli pesawat pribadi dengan kartu-kartu ini, aku hanya tidak punya uang tunai". marah Kevin tidak terima di bilang tidak punya uang oleh Sya.
"terus itu.. itu.. itu gunanya buat apa? saya bukan mau naik pesawat ke rumah saya tuan.. kami tidak punya landasan pesawat.. saya pulang harus naik taksi atau ojek tuaaannn.. dan mereka tidak terima pembayaran dengan kartu.. " geram Sya dengan mata melotot galak.
Kevin menggeram dengan meremas angin di wajah Sya, "kau melanggar pasal hah? "
"ini bukan jam kerja lagi" jawab Sya.
"masih jam lembur" jawab Kevin tak mau kalah
"lihat jam sana udah jam 12 malam.. tidak ada lembur-lemburan" marah Sya beralih ke salah satu suster yang baru aja masuk.
Kevin memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, bagaimana bisa ia memiliki asisten yang selalu melawan padanya,,
"suster.. apa anda punya uang? " tanya Sya dengan santun.
"eh..? " suster itu gelagapan tak mengerti.
"anda kenal dia kan? " tanya Sya menunjuk Kevin yang masih memijit pelipisnya sendiri.
suster mengangguk-ngangguk.
"dia akan mengganti uangmu..! aku mohon.. ibuku sudah marah-marah karna terlalu lama pulang tapi tuan saya yang itu tidak punya uang tunai jadi saya hanya bisa memohon pada suster". memelas Sya
"berikan saja sus.. biar saya yang ganti" sambar Rangga berusaha untuk berdiri.
"baik dokter" jawab suster langsung memberikan uang yang ada di sakunya ke Sya.
"terimakasih suster, dokter.. tuan " ucap Sya lalu melepaskan heelsnya ditempat dan lari kaki ayam keluar ruangan Rangga
"hei.. culun... Heels itu harganya 25 juta.. berani sekali kau menelantarkannya hah? " teriak Kevin dengan geram.
"katanya banyak uang kenapa uang 25 juta anda permasalahkan tuan? percuma pakai heels seharga 1 M kalau tidak bisa dibawa lari"
perkataan telak Sya menghunus jantung Kevin hingga siempunya memerah dengan tingkah asisten bar-bar di mulut itu,
Suster menahan tawanya sedangkan Rangga kembali terjungkal-jungkal tertawa,,
Sya menjulurkan lidahnya ke Kevin yang tampak marah, Sya langsung kabur dari tempat itu karna Ida sudah menunggunya di rumah.
"ak.. aku menyukainya.. haha... kau harus dapatkan dewi gangga itu" kata Rangga dengan tersenggal-senggal
buggh...
dengan geramnya Kevin memukul dada Rangga karna berani mengoloknya.
"aku tidak suka culun itu.. mulutnya selalu berbisa sekali lewat dari jam 10 malam" ujar Kevin dengan tatapan tajam ke arah pintu Sya keluar tadi.
"perempuan biasanya ular bulu tapi dia ular berbisa" gerutu Kevin
"lagian sejak kapan ada ular bulu hah? yang benar itu ular ya memang berbisa" ralat Rangga dengan heran.
"suka-suka akulah, dan juga..!! mana mungkin aku yang salah karna tidak punya uang tunai, " jawab Kevin dengan muka tak bersalahnya seolah apa yang dia katakan selalu benar saja.
"itu karna kamu emang salah.. bagaimana bisa seorang presdir tidak punya uang tunai hah? " gelak tawa Rangga kembali menggelegar.
Kevin mendengus dan langsung meninggalkan Rangga yang asik dengan dunia tawanya bersama suster yang sedang menahan tawa sekuat tenaga.
.
.
ke esokan harinya Sya bekerja seperti biasa dengan kedua rambut di kepang dan tak lupa kaca mata tebal yang selalu bertengger manis di batang hidungnya.
"aahh.. penampilan ini memang lebih menyenangkan" ucap Sya sambil merentangkan tangannya.
Sya terlonjak kaget saat Kevin tiba-tiba nyelonong masuk melempar tas nya yang tertinggal di mobil Kevin tadi malam.
"tas mu murahan" ejek Kevin dengan tutur kata pedas seperti biasa.
Sya menarik nafas dalam-dalam,
"ingin sekali aku mengundurkan diri dari tempat ini" batin Sya sambil menggigit bibir bawahnya.
"kenapa? kau tidak terima? " tantang Kevin.
"Pasal 8 Bab 1 ayat 2 bunyinya adalah seorang asisten perempuan tidak boleh masuk ke ruangan presdir jika tidak ada keperluan penting begitu juga sebaliknya, jika asisten perempuan melanggar maka dia harus bayar denda namun jikalau presdir yang melanggar maka asisten perempuan bisa meminta 1 permintaan pada sang presdir"
Kevin gelagapan seketika, jujur dia memang tidak ada urusan pekerjaan datang ke ruangan Sya.
"aku ada urusan denganmu tentang kerja sama dengan perusahaan R Group.. "dalih Kevin
"itu bukan pekerjaan saya tuan,, perlu saya antarkan ke ruangan tuan Bayu? " tawar Sya dengan senyuman.
Kevin kembali berdalih, "apa saja jam temuku saat ini? "
"jam temu anda sudah ada di meja kerja anda tuan" jawab Sya dengan senyuman lagi.
"kapan? aku tidak melihatnya! coba kau lihat lagi? " tegas Kevin sekali lagi.
"saya bantu periksa di ruangan anda tuan? karna setiap malam semua sudah diantar ke ruangan anda sebelum ayam berkokok " jawab Sya
"apa maksudmu aku salah? " tanya Kevin dengan nada membentak.
"anda tidak salah tuan" ralat Sya membuat Kevin mengangguk membenarkan merasa menang.
"tapi mungkin saja anda keliru" sambung Sya lagi dengan senyum di paksakan
Kevin terbelalak lagi. "kenapa kau selalu menjawabku? apa kau ada masalah denganku? "
"saya tidak ada masalah dengan anda tuan, saya hanya minta anda sebagai pemimpin harus bijaksana dan juga tadi saya hanya menjawab pertanyaan anda tidak lebih"
"oh.. jangan lupa bonus karna anda salah masuk ke ruangan saya tuan" Sya masih tersenyum.
tapi entah kenapa Kevin malah dongkol melihat senyuman itu,
"apa maumu? " tanya Kevin dengan geram.
"beri saya libur satu hari ini" jawab Sya dengan serius.
"apa alasanmu libur? " tanya Kevin
"saya ada urusan tuan... apa saya harus melapor juga pada anda? " tanya Sya
"ya.. harus dikatakan" jawab Kevin
"saya datang bulan tuan " jawab Sya berbohong tapi terlihat serius.
Kevin menautkan kedua alisnya, "apa maksudmu datang bulan? sekarang masih bulan Januari apa maksudmu bulan Februari? "
Sya menggeleng kepalanya, "tidak tuan tapi PMS " jawab Sya penuh penekanan.
.
.
.