🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17. Kemarahan Arka 2
Nira yang ketakutan bergerak mundur tapi sialnya sudah mentok di sudut sofa.
"Ahh,,," Nira meringis kesakitan saat lengannya dicengkeram erat oleh Arka. "Arka, sakit." Nira mencoba melepaskan jemari Arka dari lengannya. Sebenarnya apa salahnya yang telah memancing amarah seorang Arka? Nira sendiri selama menikah belum pernah melihat Arka semarah ini.
Mata Nira sampai berkaca-kaca karena menahan sakit di lengannya. Dan Arka yang baru menyadari telah menyakiti Nira langsung melepaskan cengkeramannya lalu duduk menjauh.
"Apa kamu tidak menyadari kesalahanmu?" tanya Arka dan Nira menggelengkan kepalanya sambil mengusap lengannya yang terasa perih.
"Aku tidak suka kamu menyebut mantan istri. Karena aku tidak mempunyai mantan istri seperti yang kamu bilang tadi." jelas Arka.
"Tapi,,"
"Kalau sampai kamu mengulanginya, aku tak segan-segan untuk menghukummu." sahut Arka.
"Bukankah memang mantan,,,," suara Nira menggantung saat bibirnya dibungkam oleh bibir Arka dan sontak membuat mata Nira membelalak tak percaya dengan apa yang dilakukan Arka padanya. Nira segera mendorong Arka dengan kuat sebelum ada orang yang melihatnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Nira dengan pipi sedikit merona karena malu. Tangannya mengusap bibirnya yang sempat dicium oleh Arka tadi.
"Itu sebagai hukuman karena kamu mengucapkannya kembali." ucap Arka dengan seringaian licik di bibirnya.
"Apa tidak ada hukuman lainnya?" tanya Nira, karena mana ada hukuman dengan cara dicium? Bukankah itu sungguh nikmat? Ingin sekali Nira mengulangnya terus menerus agar Arka menciumnya. Tapi dia segera membuang pikiran-pikiran kotor itu. Dia tak ingin hanyut dan terbuai hanya karena ciuman Arka.
"Kamu mau hukuman yang lebih dari ini?" tantang Arka.
"Tidak,, tidak!" tolak Nira.
"Good! Jadi, jangan pernah menyebut mantan istri, mantan istri lagi kalau tidak mau dihukum!" jelas Arka.
Sungguh, Nira dibuat bingung dengan semua ini. Apa yang salah dengan kata mantan istri? Bukankah Rey tadi bilang ibu dari Geo. Dan otomatis itu adalah mantan istri dari Arka, bukan? Wajar kan kalau Nira menyebutnya mantan istri. Tapi kenapa reaksi Arka tidak suka? Bahkan sampai memberinya hukuman.
Ctak,,,,
Arka menyentil kepala Nira.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Arka saat melihat Nira melamun.
"Sakit.." Nira mengerucutkan bibirnya dan itu membuat Arka menarik sudut bibirnya saat melihat wajah Nira yang cemberut.
"Apa yang kamu pikitkan?" Arka mengulangi pertanyaannya saat Nira tak menjawabnya.
"Aku memikirkan tentang man,,," Nira segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Hampir saja dia keceplosan. "Maksudku, aku memikirkan ibu dari Geo." lanjut Nira.
"Untuk apa kamu memikirkannya?" tanya Arka yang saat ini sedang membaca majalah bisnis. Dan cover majalah itu terpampang jelas foto Arka. Seakan dia mau memaerkannya pada Nira.
"Apa kamu cemburu?" tanya Arka tanpa mengalihkan pandangannya.
"Hah, aku? Cemburu?" tanya Nira dengan menunjuk wajahnya sendiri dan sambil menahan tawanya. Dan akhirnya tawa itu pun pecah. "Mana mungkin aku cemburu. Ada-ada saja." kata Nira disela-sela tawanya.
Plak....
Arka membanting majalah yang ia baca tadi ke meja. Entah kenapa dia merasa tak senang saat mendengar Nira tak cemburu sama sekali. Dia sendiri tak tahu kenapa dia mengharap kalau Nira akan cemburu padanya.
Nira yang masih cengengesan langsung terdiam. "Apa lagi ini? Apakah marah lagi? Lalu, dimana salahku?" batin Nira dalam hati. Dia baru sadar kalau suasana kembali mencekam.
"Jangan hukum lagi!" Nira menndukkan kepalanya saat melihat Arka mengangkat tangan. Nira melirik Arka yang ternyata sedang memijit kedua pelipisnya.
"Hah, aku kira kamu mau menghukumku lagi." celetuk Nira sambil bersandar di sofa dengan perasaan lega.
Arka yang dibuat pusing menghadapi Nira memutuskan pergi dari rungan itu meninggalkan Nira yang masih duduk sambil bersandar dengan mata terpejam.
Sedangkan Nira, dia masih berpikir kenapa kalau dia menyebut ibu dari Geo, Arka tidak marah sama sekali? Sedangkan kalau mantan istri, kenapa Arka semarah itu? Apa ada yang salah? Bukankah itu sama saja?
Nira yang disibukkan dengan berbagai pertanyaan sampai tak menyadari kalau Arka sudah tak ada di sampingnya.
"Eh, kemana orang itu?" tanyanya ketika matanya terbuka.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia