Legenda Petarung (2)

Setelah mendapatkan informasi dari pria gemuk, Zhou Fan pergi sejauh mungkin yang dia bisa.

Mereka memang benar merupakan orang Kekaisaran Xi, dan memang benar jika nama gurunya adalah Sian Lou. Namun satu fakta terlewatkan, dan ini yang hampir menjadikan dirinya sebagai tahanan.

Xi Loan merupakan pangeran Kekaisaran Xi, tapi bukan pewaris takhta, dia merupakan pangeran kedua. Dia ingin merebut kursi kekuasaan dari tangan sang kakak yang telah diresmikan menjadi putra mahkota.

Ketika kaisar mengetahui niat putra keduanya, dia sangat murka. Jelas dia sangat menentang hal itu, karena keputusannya sudah bulat.

Kaisar tidak memberi hukuman kepada pangeran kedua, berharap putranya itu sadar. Namun yang terjadi malah sebaliknya.

Pangeran kedua datang dengan pasukan besar, dia melakukan penyerangan tiba tiba ke istana Kekaisaran Xi.

Kekaisaran Xi yang saat itu tengah berkonflik dengan Kekaisaran lain tentu tidak mengira akan ada serangan dari dalam.

Dalam satu malam Kekaisaran Xi hancur karena kaisar serta pangeran mahkota tidak mau menyerah atas kondisi mereka.

Pasukan pangeran kedua-Xi Loan dapat dikalahkan. Namun Kekaisaran Xi sudah hancur, dan mereka tidak akan bertahan dari gempuran dua kekaisaran lainnya.

Karena tidak sanggup bertahan, seluruh anggota Kekaisaran Xi memilih untuk bersembunyi, dan sejak saat itu sangat jarang ada yang melihat keberadaan mereka.

Hem...

"Sepertinya sudah sangat jauh, tidak mungkin mereka dapat menemukanku." Zhou Fan menolah ke belakang, dia kemudian duduk di dekat sebuah pohon dan melirik sepenggal kain di tangannya.

"Ingin bermain denganku, racun pelumpuh seperti ini hanya masalah gampang." Zhou Fan melempar kain di tangannya.

Saat minum bersama dengan Xi Loan, dia sudah menduga ada suatu yang tak beres. Apalagi jika mengingat Xi Loan sangat ramah kepadanya yang masih asing untuknya.

Dan juga, teh yang disediakan terlalu kental, seolah itu telah bercampur sesuatu. Ketika mengamati lebih dalam, dia menyadari bahwa teh ini mengandung rasberi hutan yang terkenal dapat melumpuhkan tubuh bahkan tulang.

Zhou Fan melilitkan sepenggal kain di tangannya, ketika minum dia menuang cangkir perlahan. Bukan masuk ke mulut, melainkan merembes kebawah melalui kain di tangan.

Setelah menelan beberapa pill pemulihan, Zhou Fan melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Kota Xue. Entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang besar terjadi di sana.

Mengingat tentang pangeran pertama, mata Zhou Fan sedikit berkedut. Dia pun mempercepat langkahnya dan dalam waktu singkat dia melesat membelah hutan yang lebat.

Setelah beberapa waktu melintasi hutan tanpa hambatan, Zhou Fan dapat melihat api berkobar serta asap yang pekat membumbung tinggi di atas atap setiap bangunan.

Zhou Fan langsung menuju ke tempat pangeran ketiga, dia tidak bisa membiarkan orang seperti Shao Mingrui mati di tangan saudaranya.

Trang...

Terlihat seorang pria paruh baya tengah sibuk melawan lawannya. Zhou Fan dapat mengenali salah satu dari mereka, dia adalah Shao Mingrui.

Shao Mingrui tidak melawan orang Suku Barbar. Melainkan sekelompok orang berpakaian hitam.

"Pangeran pertama benar benar melakukan seperti yang ia katakan." Zhou Fan mengamati keadaan sekitar, banyak penduduk yang terpapar di atas tanah, tubuh mereka penuh dengan luka dan juga darah.

Di sisi lain, pangeran kedelapan terus bergerak dengan di samping kanan dan juga kiri berdiri dua pria berbadan kekar.

"Bajingan, tak ku sangka ada yang ingin bergerak terlebih dahulu. Kakak pertama ini bersikap seolah tidak peduli, tapi nyatanya dia sangat mengincar posisi kaisar." Shao Ziyu menarik pedang di punggungnya, kemudian melesat menebas orang yang mendekat.

Shao Ziyu Langsung bisa menebak siapa dalang dibalik ini semua, karena sejak awal pangeran pertama berusaha terus memisahkan mereka ke berbagai tempat, jelas ini merupakan sebuah siasat.

Para pangeran telah berpencar untuk mengurus masalah Suku Barbar, tapi malah dihadapkan dengan pasukan berpakaian hitam yang tiba tiba menyerang.

Ini jelas telah direncanakan jauh jauh hari, juga bukan tidak mungkin penyerangan Suku Barbar direncanakan olehnya. Suku Barbar hanyalah kedok, sebenarnya mereka tidak benar benar menyerang.

Kembali ke tempat Shao Mingrui.

Setelah mengalahkan lawannya, datang lagi satu orang yang berkemampuan tidak jauh berbeda.

Shao Mingrui masih dapat mengatasi sampai datang lagi beberapa orang dan mengepungnya dalam lingkaran. Selain itu, posisi pasukan yang dia bawa juga tidak menguntungkan, semua berada dalam tekanan.

"Apa yang kau inginkan?" Shao Mingrui melirik ke belakang, dia sengaja mengatakan dengan sedikit lantang.

Seorang pria berusia empat puluhan keluar dari balik salah satu bangunan. "Jika kau mau bekerja di bawah arahan ku, aku akan melepaskan mu."

Melihat siapa sosok tersebut, Shao Mingrui tidak bisa tidak terkejut. Bagaimana tidak, yang berdiri di hadapannya saat ini adalah pangeran pertama, sosok yang cukup dia kagumi.

Shao Mingrui tersenyum lecut. Dia merasa sudah sangat buta karena tidak bisa mengetahui bagaimana sifat saudara pertamanya itu.

Di sisi lain dia merasa menyesal karena tidak mempercayai ucapan Zhou Fan. Dia telah meragukan orang kepercayaannya, itu jelas merupakan bentuk penghinaan besar dan sangat sulit dimaafkan.

"Tentu saja kau mempunyai kebebasan untuk memilih."

Shao Mingrui mendengus pelan. Dia menebak tidak akan ada jalan semudah itu.

"Namun kau akan menjadi musuhku, dan aku tak pernah membiarkan musuh berkeliaran bebas di luar." Senyum pangeran pertama memperlihatkan keangkuhan, tersirat sebuah ambisi besar yang sangat mengerikan.

Shao Mingrui berdecak marah, dia tak menurunkan pedangnya, malah semakin erat memegangnya.

Pangeran pertama menatap sinis, baginya Shao Mingrui telah berada dalam posisi tidak memungkinkan untuk melawan, tapi tetap saja pangeran ketiga itu bersikukuh melawannya.

Serang!

Dengan satu ayunan tangan, bawahan pangeran pertama langsung menyerang Shao Mingrui yang sendirian. Namun mengalahkan seorang yang berada di tingkat petarung kaisar bintang lima dengan mereka yang rata rata kaisar bintang empat tidaklah mudah.

Tapi kondisi tubuh Shao Mingrui juga tidak sedang dalam peforma yang maksimal setelah bertarung dengan salah seorang pasukan pangeran pertama.

Trang...

Shao Mingrui begitu gigih, dia bergerak sambil menghindari tusukan juga tebasan yang senantiasa berusaha melukai tubuhnya.

Pangeran pertama hanya menyaksikan dari kejauhan, jika dia bertarung tentu saja Shao Mingrui tidak akan dapat bertahan. Dalam segi kekuatan mereka memang tidak jauh berbeda, tapi pangeran pertama didukung pasukannya sedang Shao Mingrui hanya seorang diri.

Setelah bertarung lama, Shao Mingrui berhasil mengalahkan ketujuh lawannya. Namun kondisinya benar benar tidak baik, banyak sekali luka sayatan yang membekas di setiap jengkal tubuhnya.

Pangeran pertama mendekat, dia berjalan sambil bertepuk tangan.

Phak phak phak...

"Pangeran ketiga memang seperti yang dikatakan orang, sangat tangguh." Setiap berkata pangeran pertama selalu menampilkan senyum, tapi itu semakin membuat Shao Mingrui kesal.

Shao Mingrui sendiri berdiri sambil bertopang pada pedangnya, andai tanpa pedang, mungkin dia tidak akan bisa berdiri. Kakinya sangat lemas, karena tenaga dalam telah terkuras.

"Jika ada kesempatan, aku tidak akan mengulang semua yang telah aku lakukan."