Dia memilihnya karena dia "aman". Dia menerima karena dia butuh uang. Mereka berdua tak siap untuk yang terjadi selanjutnya. * Warisan miliaran dollar berada di ujung sebuah cincin kawin. Tommaso Eduardo, CEO muda paling sukses dan disegani, tak punya waktu untuk cinta. Dengan langkah gila, dia menunjuk Selene Agueda, sang jenius berpenampilan culun di divisi bawah, sebagai calon istri kontraknya. Aturannya sederhana, menikah, dapatkan warisan, bercerai, dan selesai. Selene, yang terdesak kebutuhan, menyetujui dengan berat hati. Namun kehidupan di mansion mewah tak berjalan sesuai skrip. Di balik rahasia dan kepura-puraan, hasrat yang tak terduga menyala. Saat perasaan sesungguhnya tak bisa lagi dibendung, mereka harus memilih, berpegang pada kontrak yang aman, atau mempertaruhkan segalanya untuk sesuatu yang mungkin sebenarnya ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan Madu
Pesta pernikahan yang sempurna itu akhirnya berakhir. Tamu-tamu penting telah berpamitan dengan senyuman dan jabatan tangan yang erat.
Lorenzo Eduardo memeluk cucunya dengan erat, lama sekali. "Jagalah dia, Tom. Dan jagalah dirimu sendiri," bisiknya, suaranya penuh emosi yang jarang dia tunjukkan.
Kemudian, dengan mata berbinar, Lorenzo menyerahkan sebuah amplop kertas tebal kepada Tom. "Ini. Hadiah pernikahan. Jangan buka sampai kalian di dalam mobil."
Tom hanya mengangguk, berbeda dengan Selene yang merasa bersalah karena membohongi Kakek Lorenzo tentang pernikahan ini.
Lorenzo memeluk Selene dengan hangat hingga membuat mata Selene berkaca-kaca. ‘Maafkan aku, Kakek,’ batinnya.
“Selamat atas pernikahan kalian. Jagalah cinta kalian hingga maut memisahkan,” bisik Lorenzo dan membuat dada Selene terasa sakit.
Dia jelas tak bisa memenuhi hal itu karena usia pernikahan mereka telah ditetapkan selama setahun saja.
*
*
Di dalam mobil yang membawa mereka meninggalkan tempat pernikahan, Tom membuka amplop itu.
Ada pemberitahuan reservasi villa eksklusif di Male, Maldives. Reservasi untuk satu minggu di resort overwater villa paling eksklusif dan privat di pulau terpencil.
“Kita akan langsung ke bandara. Kakek sudah menyiapkan bulan madu kita,” kata Tom dengan datar. “Kakek selalu dramatis. Kita harus pergi. Dia akan tahu jika kita tidak menggunakan ini."
“Ya,” jawab Selene singkat.
Dan begitulah. Malam itu juga, mereka sudah berada di jet pribadi Keluarga Eduardo untuk menuju Maldives.
*
*
Di pesawat, ekspresi Tom kembali fokus dan dingin. Dia mengeluarkan Tab-nya, membalas email, memeriksa pasar saham.
Dia memesan wine untuk mereka berdua, tetapi gelasnya sendiri hanya disentuh sekali. Kontak mata bahkan jarang terjadi. Percakapan yang selama pesta mengalir ringan, sekarang begitu pendek.
"Pemandangannya luar biasa dari sini," ucap Selene, mencoba, menunjuk titik-titik lampu gemerlap di bawah.
“Mm-hmm," balas Tom, tidak mengangkat pandangannya dari layar. "Aku sudah mengirim konfirmasi transfer dana untukmu ke ponselmu. Urusan ibumu sudah dihandle oleh pegawaiku.”
“Ya, terima kasih," kata Selene, suaranya kecil.
Dia memutar tubuhnya ke jendela. Dia mendapatkan segalanya sekarang. Semua dia miliki kecuali hati Tom tentunya.
‘Bagaimana jika aku jatuh cinta padanya? Tidak, itu tak boleh terjadi. Setelah kesepakatan ini berakhir, aku akan memulai hidupku yang baru bersama ibu.’
*
*
Resort di Maldives adalah seperti gambar di brosur yang begitu hidup. Air laut biru toska yang begitu jernih sehingga dasarnya terlihat sempurna.
Villa-villa kayu mewah di atas laguna, masing-masing dengan dek pribadi dan tangga langsung ke air.
Seorang manager resort menyambut mereka secara personal. "Selamat datang, Tuan dan Nyonya Eduardo! Kami sangat senang menerima kalian. Kami telah menyiapkan one bedroom overwater paradise villa untuk kalian, dengan pemandangan matahari terbenam terbaik."
Tom, yang tadi di perjalanan masih memakai kemeja yang sedikit kusut, sekarang berdiri tegak. "Ada kesalahan," ucapnya dengan suara datar yang membuat senyum manager sedikit kaku. "Kami memesan dua kamar. Dua villa yang terpisah. Atau setidaknya, satu villa dengan dua kamar."
Manager terlihat bingung, memeriksa tabletnya. "Maaf, Tuan. Reservasi dari Tuan Lorenzo Eduardo hanya untuk satu villa satu kamar tidur untuk … pasangan pengantin baru."
Tom menarik napas. "Saya paham. Tapi tolong atur satu kamar lagi karena aku harus tetap bekerja di sini,” ucapnya bohong. “Aku akan menanggung semua biaya tambahan. Kami membutuhkan kamar terpisah untuk tempat meeting dan kerja."
“Ah … begitu. Baiklah, akan kami atur, Tuan. Silakan beristirahat di villa,” ucap Manajer dan pria itu berbalik pergi.
pasti keinginanmu akan tercapai..
terima kasih kak Zarin 😘🙏
jangan biarkan Selene melakukan hal yg kurang pantas hanya karena ingin memiliki bayi ya kak Zarin 😁
tetap elegant & menjaga harga diri Selene, oke