JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU
Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.
Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.
Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .
Wanita ****** dari mana kamu berasal?
Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?
Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.
Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16
pikiran konyol itu muncul begitu saja dikepalanya. Tidak ada angin atau hujan, mamanya datang mengibarkan bendera perang untuk gadis itu. Seolah sebuah kesalahan besar telah diperbuat Jenna hingga merugikan Mehra, mamanya.
" Ma, gadis itu punya salah apa sih? Segitunya mama sampai harus ingin aku juga menjauhinya, " ucap Kafindra, dahinya mengernyit heran.
Bahkan semburat kesal itu tercetak jelas diwajahnya, " Dia salah karena sudah berani mengusik keluarga Dewandaru ! . "
" Mengusik bagaimana? Jelaskan dengan benar Ma. Jangan membuatku bingung , " Kafindra serius, siapa gadis itu sampai berani mengusik keluarganya? .
Mehra lagi-lagi menatap sengit kearah putranya, ia menyalahkan sifat ceroboh nya itu.
" Justru Mama yang seharusnya Minta penjelasan ke Kamu. Kenapa bisa-bisanya kamu menikmati malam itu dengannya? " geram Mehra " Kamu tau apa akibatnya jika orang lain tau masalah ini? Ah... tidak usah jauh-jauh, kalau sampai Briella tau tamat sudah hidupmu, Kaf . " serunya. Menatap putra semata wayangnya miris.
Kafindra terdiam, bingung dengan arah pembicaraan mamanya, siapa yang dimaksud dan kapan?
" Jangan membuatku takut Ma, " Kafindra masih mencoba mencerna setiap kata yang dikeluarkan oleh mamanya.
Otaknya kembali berjalan mundur, mengingat rentetan kejadian di beberapa hari atau bahkan lebih jauh lagi. Dan ya, ia ingat malam nikmat yang dimaksud mamanya. Tapi apa hubungannya dengan Jenna?
" Lupakan masalah itu. Aku lebih penasaran kenapa mama membenci Jenna? "
" Kamu yang seharusnya lebih tau daripada mama Kaf, " seru Mehra. Menatap jengah kearah sang putra yang sedang berlagak seperti orang bingung.
" Tapi masalahnya aku tidak tau. Tidak perlu memperpanjang masalah, cukup ceritakan apa yang mama tau? " Kafindra dibuat kesal sendiri jadinya.
" Kamu..... sudah tidur dengan wanita itu, " jawab Mehra dengan nada lirih.
Kafindra masih saja bingung, dan Mehra yang melihatnya sungguh dibuat kesal. Apa muntah-muntah membuatnya otaknya ikut kopyor juga.
" JENNA, Kaf. Kamu tidur dengan Jenna si pegawai rendahan itu ! " seru Mehra, ia menekan nama Jenna agar anaknya itu paham siapa wanita yang ia maksud.
Kafindra menatap mamanya heran, pikirnya wanita yang sudah melahirkannya ini pasti sedang halu. Belum pernah sekalipun dirinya bermalam dengan seorang wanita, dan jika pun sudah dirinya pasti mengingat itu. Seperti malam dimana dirinya dijebak oleh musuhnya.
" Jangan bercanda Ma, anakmu ini bukan laki-laki brengs*k yang meniduri sembarang wanita! " jelas Kafindra, wajahnya datar seolah meremehkan ucapan Mehra.
" Aku tau itu " Kafindra mengangguk setuju, " Tapi Kaf, ini kenyataannya. wanita yang kamu tiduri malam itu memanglah OB itu. " jelas Mehra, ia sudah hmpir dibuat frustasi karena putranya seperti tak percaya jika wanita itu adalah Jenna. Dirinya pun juga awalnya tidak percaya dan berusaha menyangkal.
" Mama tau dari mana? " tanya Kafindra, suara datar dan dingin. Aura kepemimpinannya keluar, bukan obrolan antara anak dan ibu yang terkesan hangat penuh kelembutan.
" Orang yang Papa kamu tugaskan untuk melindungi kamu ," jawab Mehra yakin tanpa keraguan.
Alis Kafindra menekuk tajam, kejutan macam apa lagi ini? Sejak kapan orang tuanya se protektif ini dalam mengawasinya? . Dirinya bukan tak suka diperhatikan oleh orang tuanya sendiri, tapi tidak perlu dengan mengirim orang untuk memata-matainya.
" Apa maksudnya mengirim orang untuk mengawasiku? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dariku, Ma. "
Bukkk.... satu tepukan keras di pundaknya, " Lalu? kalau bukan informasi dari mama, kamu tidak akan tau jika wanita yang kamu tidur* itu si OB itu kan? Dia masih bisa bebas berkeliaran di sekitarmu dan terus berusaha menggoda mu. " ucap Mehra dengan napas memburu.
Kafindra menghela napas panjang, " Pulang lah Ma, aku ingin waktu sendiri. " ucapnya tanpa menatap mamanya.
" Cihhh... Renungi apa yang sudah kamu perbuat. Jika sampai kamu salah ambil langkah , bukan hanya Briella yang pergi, nama baik keluarga Dewandaru juga akan tercoreng. Ingat itu! "
wanita tua itu bangkit lalu pergi meninggalkan putranya seorang diri. Biarlah ia menyelesaikan masalahnya sendiri. Kafindra sudah dewasa dan sudah tau apa yang terbaik untuk kedepannya.
Setelah kepergian ibunya, Kafindra benar-benar diam. menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang jauh.
Setelah dipikir-pikir, interaksinya dengan pegawai OB itu sudah seperti dirinya berbicara dengan Desi. Sekertaris yang sudah lama bekerja bersamanya hingga tak ada lagi rasa canggung.
Wanita itu bersikap seolah tak ada yang terjadi diantara mereka, tak ada perasaan takut ataupun canggung? Aneh sekali pikirnya.
Dan____ " wajah nya lun berbeda dengan wanita malam itu, " lirih Kafindra. Ia benar-benar berusaha mencari kemiripan Jenna dengan wanita malam itu.
" Aaa ...tubuhnya. Tubuh semampai itu persis seperti tubuh milik Jenna? " gumam nya. berbisik lirih diruangan sunyi.
🐣🐣🐣
Jenna tengah bercanda ria dengan keponakannya melalui sambungan telepon. melakukan Video call hingga bisa melihat wajah lucu keponakannya itu. Dirinya memang akrab sekali dengan bocah itu, sering menjaga nya disaat ibunya sedang sibuk.
" Mbak, tadi Jenna udah transfer ya. Nggak banyak tapi udah syukur masih bisa nyusahin ngasih ke Mbak , " ucap Jenna saat layar kamera kembali fokus pada wajah kakak iparnya.
" Gak perlu padahal Jen. Kakak kamu kan kerja, jadi masih ada buat makan sehari-hari. "
" Ya itung-itung buat jajan Reza, mbak . " Jenna tersenyum melihat wajah pasrah kakak iparnya itu.
" Ya udah ya mbak, Jenna mau istirahat dulu. Mbak, Mas Rangga sama Reza, baik-baik disana ya. " Jenna mengakhiri video call dengan setitik air mata rindu.
Rupanya sudah dua bulan dirinya meninggalkan keluarga nya . Dan uang gajinya semakin menipis setelah mentransfer untuk orang kampung. Secepat mungkin dirinya harus mencari pekerjaan lagi .
Tadi kata mbak Desi, suruh bertahan aja. Ocehan wanita tua itu tidak usah didengarkan, memang perangainya seperti itu. Manusia dengan emosi yang meledak-ledak.
Tapi masalahnya tidak sesederhana itu mbak, saya sudah dicap Jal*ang Oleh wanita itu dan anaknya sekaligus.
Jenna menghela napas kasar, dirinya berusaha mengikhlaskan kejadian malam itu karena musibah. Tapi yang didapat justru hinaan dan berimbas pada pekerjaannya.
Hanya satu yang menjadi harapan nya saat ini, semoga dirinya tidak hamil anak pria itu.
Getaran di ponselnya menarik Jenna untuk kembali dari lamunannya. Nomor tak dikenal menghubunginya. Awalnya Jenna acuh, jika tak ada namanya berarti bukan orang penting. Hingga sebuah pesan masuk, membuatnya cukup penasaran. Tapi dirinya tidak akan mau mengangkat jika orang dibalik nomor baru itu tidak mengatakan identitasnya.
✉️ Angkat Jenna !
✉️ Kamu mau saya pecat? sombong sekali orang sepertimu tidak mau mengangkat telepon dariku? .
Jenna terkejut, oh Tuhan ada apa ini? Kenapa laki-laki itu menghubunginya secara pribadi ? " Apa nenek tua itu sudah mengatakan yang sebenarnya ? Karena sangat tidak mungkin pria itu menghubunginya karena gabut.
🦋🦋🦋🦋🦋
Hallo.... maaf ya kemaren gak up episode . Urusan di real life benar-benar menguras tenaga dan isi pikiran Nona 😌
Kasih semangat , biar bisa mikir cerita selanjutnya 😜 like, coment dan yang penting kalian menikmati alurnya ya 🤗 kalau ada salah mohon dikoreksi biar author bisa sambil belajar untuk lebih baik lagi 👌😍😍