Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boleh aku ikut?
Saat perjalanan ke sekolah, tiba tiba langkah Anna terhenti pagi itu.
Sekujur tubuh nya terasa kaku, keringat dingin dan wajahnya pucat.
Seakan tenaga nya langsung terkuras habis dan sulit baginya untuk bergerak.
" Ayah.. "
Dari kejauhan tampak seorang pria berusia 50th an memakai jaket dan topi, sedang memperhatikan sekitar gerbang sekolah.
Jantung Anna berdebar kencang dan ia mulai ketakutan.
" Bagaimana.. Ia bisa menemukan ku disini.. " Gumam Anna yang mencoba berbalik dan bersembunyi.
Anna panik dan segera berlari ke halte bus, berharap ia bisa segera pergi menjauh.
Semua kenangan kenangan buruk nya kembali datang dalam pikiran nya.
Dimana ia di pukul, di tendang, di seret dan bahkan di cekik.
Semua bekas luka di tubuh nya mungkin bisa menghilang, tapi trauma sedari kecil itu tidak akan hilang begitu saja.
Pria yang seharusnya menjadi cinta pertama nya, kini menjadi pria yang paling ia benci sedunia.
Tanpa pikir panjang Anna segera masuk ke dalam bus agar bisa menjauh sejauh jauh nya.
Entah bagaimana pria itu bisa menemukan keberadaan Anna, tapi satu hal.. Hidup Anna merasa terancam lagi.
Sesampai nya di Apartemen.. Anna mengunci pintu, menutup semua jendela.. Dan mengunci diri di kamar.
" Bagaimana ini? dia pasti sudah menemukan ibu juga.. " Gumam Anna dengan tubuh gemetar dan menangis ketakutan.
ting ting
Bahkan suara notifikasi ponsel nya pun membuat nya terkejut.
Liam : Aku berangkat bertanding hari ini.
Mendapatkan pesan itu, Anna pun segera menghubungi Liam dan besar harapan Liam bisa cepat merespon nya.
Liam : Halo
Anna : Tolong aku~~~
Liam : apa yang terjadi???? (panik)
Anna : bagaimana ini.. Dia menemukan ku.. Hiks hiks
Liam : Anna.. Kamu dimana?
Anna : Aku.. di apartemen... Aku tidak bisa keluar, dia ada disini (sambil menangis).. Liam, bolehkan aku ikut dengan mu?
Liam : Aku akan kirim driver menjemput mu.. Jangan kemana mana sampai orang ku datang.
Perasaan khawatir pun memenuhi hati dan pikiran Liam.
Ia yang saat ini sedang bersiap dan menerima briefing dari coach basket nya, hanya bisa duduk terdiam dan gelisah.
" Semangat... Kita habiskan 3 pertandingan hari ini dan besok !!! Fighting. " Sahut coach menyemangati semua pemain inti dan cadangan.
" Liam.. Are u ok? " Tanya coach nya.
" ehm.. Im ok. " Jawab Liam.
" Fokus fokus fokus.. Meskipun ayah mu punya pengaruh besar di sekolah, tapi dia berpesan pada semua guru untuk tetap subjektif dalam penilaian.. Karena itu, menangkan pertandingan ini agar poin poin minus mu hilang. " Kata coach menyemangati Liam dan menepuk pundak nya kemudian memeriksa kesiapan pemain lagi.
Di tengah kesendirian Liam, tiba tiba seseorang menyodorkan minuman dingin untuk nya.
Dia adalah Amanda..
Ia sudah tampak cantik dan centil dengan seragam cheers nya.
" Semangat Liam. "
" Aku tidak suka minuman dingin. " Tolak Liam to the point.
Bahkan sikap Liam lebih dingin dari minuman itu, tapi semakin Liam bersikap kasar dan dingin.. Semakin membuat Amanda penasaran.
" Ayolah.. Aku bermaksud baik. Lagipula aku juga masih punya hutang budi padamu. " Kata Amanda berusaha terus mengajak Liam mengobrol.
" Aku sedang tidak mood bicara dengan siapapun, pergilah. " Usir Liam blak blakan dan pergi meninggalkan Amanda tanpa menerima minuman dari Amanda.
" Sikap nya kasar sekali, tapi kenapa semakin keren. " Gumam Amanda yang tersipu sipu melihat punggung Liam yang berjalan pergi menjauhi nya.
Sekitar 2 jam perjalanan di tempuh oleh Anna..
Ia terus menggenggam tangan nya dengan rasa takut dan gelisah.
Meskipun saat ini dia aman bersama orang suruhan Liam.
" Kita sudah sampai nona. " Kata driver itu sesampai nya di sebuah hotel berbintang.
" Disini? " tanya Anna memastikan.
" Tuan Liam sudah memesan kamar untuk anda beristirahat. Saya akan menunggu di luar, jika butuh sesuatu.. Katakan saja nona. " Kata driver Liam mengikuti instruksi.
" Baik, aku mengerti. Trima kasih. " Anna pun dengan segera memakai topo untuk menutupi wajah nya.
Dan masuk ke dalam hotel untuk mendapatkan kunci kamar.
Saking panik dan takut nya ingin segera kabur, Anna tidak membawa perbekalan apapun untuk dirinya.. Seperti pakaian atau peralatan laun.
Sama sekali tidak terpikirkan, selain hanya ingin segera pergi dan pergi menjauh.
Beberapa saat kemudian..
Anna masuk ke kamar president suite yang sudah di booking oleh Liam.
Kamar yang memiliki pemandangan terbaik dan fasilitas lengkap.
Bahkan sudah banyak makanan ringan yang tersaji disana.
Namun entah mengapa, perasaan Anna masih belum bisa tenang.
Kenangan kenangan buruk terus muncul dimana pun ia berada.
Pesan singkat Anna untuk Liam.
Anna : Aku sudah sampai. Semoga pertandingan mu berhasil.
Hari semakin sore..
Sorak sorai tepuk tangan meriah memenuhi gedung olahraga tempat club basket sekolah Liam bertanding..
Banyak siswa siswi yang datang memberi dukungan dan duduk di tribun sepulang sekolah, bahkan banyak dari mereka yang masih mengenakan seragam.. Apalagi besok adalah hari Sabtu alias weekend, dimana mereka bisa sekalian bepergian.
Kedatangan mereka tidak sia sia, karena club Basket sekolah mereka hari ini menyelesaikan pertandingan dengan sangat baik hingga memperoleh kemenangan.
Beda dengan para pemain lain yang ber euforia dan bersenang senang.. selesai bertanding Liam bergegas ke kamar ganti untuk mandi dan berganti pakaian.
Dengan rambut yang masih basah, Liam keluar dari kamar mandi dan mendapati ruang ganti sudah ramai oleh teman teman satu club nya.
" Ternyata kamu sudah disini, kami mencari mu. " Kata salah seorang senior club.
" Aku terburu buru. " Jawab Liam sambil membereskan barang dan memakai kaos hitam polos nya.
" Setelah ini ada acara makan malam bersama. Bergabunglah. " Ajak teman teman nya mulai berani mendekati Liam setelah Liam tampak merubah penampilan dan mau berpartisipasi dalam club basket.
" Aku tidak bisa. " Tolak Liam to the point.
" Ayolaahh.. Hanya sebentar. Kita manfaatkan waktu bebas ini untuk minum bersama. Bagaimana? " Bujuk senior itu lagi sambil menahan lengan Liam agar tidak pergi.
Namun dengan kasar Liam mendorong senior itu menjauh dari nya.
" Jangan membuat ku mengulangi perkataan ku. Jangan merasa dekat dengan ku hanya karna aku bergabung dengan club mu. " Tandas Liam dengan tatapan mengintimidasi.
Semua orang yang ada dalam ruangan pun tiba tiba hening dan suasana jadi canggung ketika ekspresi Liam berubah.
Salah seorang memberanikan diri melerai nya dan meredam Liam.
" Ok.. Ok.. Kami tidak akan memaksa mu. Maafkan kami, karna terbawa suasana. Kami terlalu bersemangat karena kemenangan kita hari ini. "
" Kurasa coach juga tidak akan setuju kalian minum minum.. Besok masih ada 1 pertandingan lagi. Jangan bodoh. " Sahut Liam sambil pergi meninggalkan ruang ganti.
Liam dengan langkah kaki panjang nya segera bergegas ke parkiran mobil, karena driver nya sudah menunggu.
Dia tidak membawa mobil karena bergabung dengan bus Club basket sekolah yang tidak kalah mewah.
Saat ia akan masuk ke mobil, tiba tiba seseorang menahan tangan nya.
" Apa lagi !!! " Bentak Liam merasa muak.
Dan ternyata Amanda yang menahan nya.
Mendengar bentakan Liam, ia pun terkejut dan tiba tiba sendu.. Matanya mulai mengeluarkan air mata.
" Aku sedang buru buru, jangan ganggu aku. " Sahut Liam menegaskan.
" Kenapa kamu jahat sekali pada ku. Padahal aku hanya ingin kamu juga membaur dengan anak anak lain. Selama ini mereka menganggap mu menakutkan, tapi mereka salah.. Aku ingin bisa membuktikan itu. " Jawab Amanda beralasan.
" Tidak perlu repot, karna aku tidak peduli. " Jawab Liam dengan mudah nya dan masuk ke mobil.
Namun Amanda tidak menyerah. Tanpa sungkan ia ikut masuk ke mobil dan duduk di samping Liam.
" Hmm.. Kalau saja kamu laki laki, aku pasti sudah memukul mu. " Gumam Liam sangat kesal.
" Bawa dia turun. " Perintah Liam kepada driver nya.
" Tunggu.. Kalau kalian memaksa ku turun, aku akan berteriak. " Sahut Amanda mengancam.
" Sebenarnya apa mau mu? Kekanakan sekali. " Kata Liam dengan manahan emosi, karena ia pantang memukul perempuan.