NovelToon NovelToon
Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengganti / Cerai / Wanita Karir / Angst / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Dinda tidak menyangka kalau pernikahannya bakal kandas ditengah jalan. Sekian lama Adinda sudah putus kontak sejak dirinya mengalami insiden yang mengakibatkan harus menjalani perawatan yang cukup lama. Hingga pada akhirnya, saat suaminya pulang, rupanya diceraikan oleh suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Terbongkar

Sore itu, langit mulai merona jingga. Riko baru saja tiba di rumah setelah seharian beraktivitas di luar. Tubuhnya terasa lelah, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara percakapan dari ruang tengah.

Suara ibunya dan Zoya terdengar cukup jelas.

“Untung saja waktu itu Mama langsung minta Riko ceraikan perempuan itu,” ujar Nyonya Merti dengan nada puas. “Kalau enggak, perempuan itu masih tinggal di rumah kita ini.”

Zoya terkekeh kecil sambil menimpali, “Iya, Ma. Apalagi sekarang perempuan itu hidupnya mengenaskan. Untung saja, Mama punya ide cemerlang buat menghasut Kak Riko, dan akhirnya percaya kalau istrinya selingkuh. Padahal, itu semua akal-akalan kita aja iya gak, Ma. Sudah cacat, miskin, dan diceraikan Kak Riko. Pantas saja Tuan Kusuma itu kasihan sama dia.”

“Kasihan?” sahut Nyonya Merti tajam. “Kasihan apanya! Perempuan seperti dia tidak pantas dikasihani.”

Riko yang berdiri di balik dinding, membeku. Kata-kata itu menusuk telinganya seperti duri.

Perlahan, amarah yang selama ini ia tekan mulai mendidih. Ia melangkah masuk ke ruang tengah, wajahnya memerah menahan emosi.

“Cukup!” bentaknya lantang, membuat keduanya terkejut. “Kalian sadar gak, apa yang baru saja kalian omongin?”

“Riko... Nak, kok kamu ngomong begitu sama Mama?” ucap Nyonya Merti gugup, mencoba mengendalikan situasi.

“Aku baru tahu sekarang, ternyata semua yang kalian bilang soal Dinda itu cuma fitnah!” suara Riko bergetar, penuh kecewa. “Kalian tega ngancurin nama baik perempuan yang gak pernah salah! Kalian pikir aku gak tahu? Aku dengar sendiri di restoran tadi siang, orang yang kalian hina itu ternyata cucu keluarga Kusuma, dan laki-laki yang kalian sebut selingkuhan itu malah cucunya Nyonya Kusuma!”

Zoya pucat seketika. “Kak Riko... aku cuma ikut Mama, aku—”

“Diam!” potong Riko tajam. “Kalian berdua udah bikin aku nyesel seumur hidup. Dinda aku ceraikan karena aku percaya sama kebohongan kalian! Kalian tahu gak, bagaimana perasaanku waktu lihat dia di jalan, jualan tisu dan koran dengan kursi roda?!”

Air mata Nyonya Merti menetes, tapi Riko tak peduli.

“Mulai sekarang, aku gak mau dengar satu pun dari kalian ngomongin Dinda. Kalau masih berani hina dia lagi, jangan anggap aku ini anak kalian!”

Riko berbalik, langkahnya berat tapi penuh tekad. Ia menuju kamarnya, membanting pintu dengan keras.

Sementara di ruang tengah, Nyonya Merti hanya bisa menatap kosong, menanggung ketakutan, bahwa semua kebohongan mereka akhirnya terungkap.

Sore itu, setelah mendengar seluruh percakapan antara ibunya dan Zoya, dada Riko serasa diremas. Amarah, sesal, dan rasa bersalah bercampur jadi satu. Ia tak menunggu lama, ia segera mengambil kunci mobilnya dan melaju menuju kediaman keluarga Kusuma.

Mobilnya melesat di antara padatnya lalu lintas, wajahnya tegang, matanya penuh kegelisahan. Di sepanjang jalan, hanya satu nama yang bergema di kepalanya, yaitu Adinda mantan istrinya yang diceraikan belum lama ini. Akta cerai juga belum keluar.

Sesampainya di depan gerbang rumah Kusuma, Riko langsung meminta izin kepada satpam untuk masuk ke dalam area kediaman. Setelah mendapat izin oleh Oma Hela, Riko pun memasuki halam kediaman Kusuma.

“Mau apa kamu datang kemari? mencari mantan istrimu kah?" tanya Oma Hela merasa tidak suka dengan kehadiran Riko.

"Saya mencari Adinda, Nyonya. Di mana dia sekarang?” tanyanya, menahan emosi.

"Adinda tidak ada di rumah ini. Vikto belum pulang."

Riko terperanjat. “Tidak di sini? Maksud Nyonya apa?!”

“Untuk apa kamu mencari mantan istrimu? Bukankah kamu sudah menceraikannya? kenapa tiba-tiba mencarinya? Apa kamu belum cukup puas membuatnya menderita?"

"Saya pamit, permisi, Nyonya."

Riko langsung pamit pergi ketimbang harus meluapkan emosinya kepada Oma Hela yang tidak ingin ikut terlibat atas emosi yang sulit ditahan.

Langkah Riko terhenti saat didepan mobil. Sekujur tubuhnya tiba-tiba lemas, seperti tak punya tenaga. Ia memejamkan mata, mencoba menelan kenyataan pahit yang baru saja ia dengar.

“Pergi... ke mana Vikto membawa Adinda?” gumamnya lirih, hampir tak terdengar.

Pelayan itu hanya menunduk, tak sanggup menjawab.

Tanpa pikir panjang, Riko bergegas kembali ke mobilnya. Ia menyalakan mesin, menendang pedal gas seolah ingin berpacu dengan waktu. Dalam perjalanan, ia menghubungi beberapa orang kepercayaannya.

“Cari Adinda!” perintahnya tegas di telepon. “Cari di mana pun dia berada, rumah sakit, terminal, pasar, apa saja! Aku gak peduli bagaimana caranya, aku harus ketemu dia!”

Suara Riko bergetar, bukan karena marah, tapi karena sesal yang begitu dalam.

“Dinda... aku salah besar ninggalin kamu,” gumamnya pelan sambil memandangi foto lama di layar ponselnya, yaitu foto mereka berdua saat masih bersama.

“Sampai aku nemuin kamu, aku gak akan berhenti.”

Mobilnya terus melaju menembus senja, dengan mata yang mulai basah, sementara hatinya dipenuhi rasa penyesalan yang tak berujung.

Riko duduk di dalam mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Matanya tampak kosong, kedua tangannya memegangi setir erat-erat seolah menahan amarah yang sudah di ubun-ubun. Sudah berkeliling, menyusuri tiap sudut kota, menanyakan keberadaan Adinda ke orang-orang yang bahkan tak ia kenal.

Namun hasilnya tetap nihil.

“Ke mana kamu, Dinda...” gumamnya pelan, matanya mulai memanas. “Sekali ini saja, kasih aku kesempatan buat minta maaf.”

Ia menunduk, menyandarkan dahinya di atas setir. Nafasnya berat, penuh penyesalan yang menyesak dada.

Sementara itu, di tempat lain, jauh dari hiruk pikuk kota, Adinda tengah duduk di kursi roda di dalam rumah sederhana. Meski rumah itu kecil dan jauh dari kemewahan, suasananya terasa hangat dan tenang. Dindingnya bersih, dan halaman kecil di depan rumah tampak terawat.

Vikto muncul dari dalam membawa dua cangkir teh hangat. “Ini, hati-hati, panas,” ujarnya lembut sambil menyerahkan satu cangkir pada Adinda.

“Terima kasih, Kak.” Adinda tersenyum samar, matanya menatapVikto.

“Kamu betah di sini?” tanya Vikto kemudian, menatap wajah perempuan itu dengan penuh perhatian.

Adinda mengangguk. “Rumahnya memang sederhana, tapi... entah kenapa, rasanya damai. Udara di sini juga bersih, gak seperti ditengah kota.”

Vikto ikut tersenyum tipis. “Itu yang Kakak mau. Biar kamu bisa istirahat, tanpa tekanan siapa pun.”

Adinda menunduk, suaranya pelan. “Kak... Dinda takut nyusahin Kakak lagi.”

“Sudah, jangan diulang kata itu.” suara Vikto tegas, namun lembut. Ia memandangi Adinda dengan mata yang dalam, penuh janji yang tak terucap. “Selama aku masih hidup, aku gak akan biarin kamu menderita lagi. Kamu sudah cukup disakiti oleh masa lalu. Maafin Kakak yang menempatkan kamu di rumah sekecil ini, jauh dari kota. Tapi, nanti kalau kamu sudah sembuh, kamu akan Kakak ajak pindah ke kota.”

Adinda menatapnya lama. Ada kehangatan di matanya, tapi juga rasa takut kehilangan. “Terima kasih, Kak... Dinda gak tahu harus bilang apa lagi. Tidak perlu ditengah-tengah kota, di pinggiran kota seperti ini saja sudah cukup. Nanti pelan-pelan Adinda nyari kerjaan, biar gak jenuh di rumah."

“Gak perlu bilang apa-apa, dan jangan bekerja dulu. Kakak masih bisa bertanggung jawab atas hidupmu. Kamu bisa hidup dengan baik dan bahagia saja, Kakak sudah sangat bersyukur. Biar Kakak aja yang kerja, kamu kalau pingin punya kegiatan, besok Kakak carikan orang untuk mengajari kamu sesuai kemampuan kamu di bidang apa, wirausaha atau apa,” jawab Vikto sambil tersenyum. “Yang penting kamu tenang. Itu sudah cukup buat Kakak.”

Suasana hening. Hanya terdengar kicauan burung dan desir angin yang menenangkan.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Adinda bisa tersenyum tulus, meski samar, tapi dari hatinya yang paling dalam.

1
Qaisaa Nazarudin
Noh yang lain,Denger gak tuh pesen Oma ke Dinda..Buka telinga kalian lebar2...
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah,ku pikir Oma manggil Dinda nyuruh dia ninggalin Vikto..
Apa keluarga nya Percaya dengan omongan Dinda nanti tentang wasiat Oma,Takutnya menuduh Dinda mengada2..Harusnya 2 orang yg masuk sebagai saksi..
Qaisaa Nazarudin
Selalu ALASAN ini yg digunakan untuk memaksa anak2 MENIKAH, Dengan cara begini anak2 gak bisa MENOLAK..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Baru juga Vikto dan Dinda menemukan BAHAGIA, udah ada aja hambatan nya..kasian banget Dinda..
Qaisaa Nazarudin
Ialah dia PERGI dia udah diceraikan,ngapain lagi dirumah ini..Riko juga udah gila Talak kayaknya,Sebelum Cerai kenapa gak diselidiki dulu kebenaran nya,main Percaya gitu aja omongan mereka, Sekarang kamu yg kayak orang SEWEL,Kalo ketemu juga Dinda udah MILIK orang lain,Rasain kamu..😠😠😠
Uba Muhammad Al-varo
Riko oh Riko..... penyesalan terdalammu udah terlambat dan kau Vikto jagalah selalu Adinda.
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja Adinda baik' saja dan kabar yang terjadi pada tuan Abdi tidak mempengaruhi pernikahannya Adinda dan Vikto
Uba Muhammad Al-varo
Vikto udah cinta dan sayang ke Adinda ternyata udah lama 😉😊
Uba Muhammad Al-varo
nggak salah kok kalian berdua tidur berpelukan,Vikto dan Adinda kan udah resmi menikah 🙂🙂🙂
Uba Muhammad Al-varo
semoga ini awal kebahagiaannya Adinda dan Vikto
Anjana: Semoga ya kak, kasihan menderita terus😭
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
jadi kalau seumpamanya Riko menemukan Adinda, Riko tidak bisa membawa pulang Adinda karena Adinda sudah menikah dengan Vikto.
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Vikto dan adinda menikah 🙏
Uba Muhammad Al-varo
karena sering bertemu antara Adinda dan Vikto akhirnya benih cinta tumbuh diantara kedua nya
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda sembuh kembali dan mendapatkan kerja, buktikan ke keluarga nya Riko,kamu bisa sukses dan berhasil menjalani hidup
Uba Muhammad Al-varo
semoga cintanya Vikto diterima oleh Adinda dan mereka segera menikah
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda bertemu dengan Vikto semoga ini juga awal kehidupan nya Adinda lebih baik lagi
Uba Muhammad Al-varo
Adinda....😭🤧😭🤧😭🤧 semoga kamu mendapatkan kebahagiaan ditempat baru
Uba Muhammad Al-varo
semangat sembuh Adinda,kamu pasti bisa melewati ujian sakit ini💪💪💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
benar Oma Hela kalau cinta sejati memang harus diuji dengan badai yang besar demi bisa bertahan
Uba Muhammad Al-varo
benar omongan mu mbak Tia,Vikto itu ada rasa sama Adinda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!