NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka, Strategi, dan Bayang-Bayang di Bambu

Mereka tidak punya waktu untuk pemulihan yang benar. Arena Hutan Bambu Berduri masih penuh dengan bahaya. Suara pertempuran sesekali masih terdengar bergema dari kejauhan, diselingi oleh teriakan singkat dan cahaya kilatan energi yang menandakan tersingkirnya peserta lain.

"Kita harus bergerak," desis Xuqin, matanya memindai sekeliling dengan cemas. "Tempat ini terlalu terbuka setelah pertarungan. Orang lain akan tertarik."

"Tapi kita butuh istirahat sebentar," protes Lanxi, bersandar pada batang bambu sambil memegang rusuknya yang sakit.

Su Yue setuju dengan Xuqin. "Kita cari tempat persembunyian baru. Xuqin, bisakah kau merasakan area yang aman?"

Xuqin menutup matanya, merentangkan indra kayunya. "Ada... sebuah rongga kecil di balik tebing di sebelah barat. Dinaungi oleh tanaman merambat tebal. Aura alaminya kuat, mungkin bisa menutupi aura kita."

"Pergi ke sana."

Dengan langkah tertatih-tatih, mereka menyusuri hutan. Xuqin memimpin, menghindari area yang terasa hidup atau memiliki konsentrasi energi asing. Su Yue berjalan di barisan belakang, mencoba menekan rasa sakit dan mengatur napasnya. Dia juga terus memantau dengan Qi-nya, mencari tanda-tanda gangguan atau pengintaian.

Setelah sekitar sepuluh menit berjalan hati-hati, mereka sampai di depan sebuah tebing tanah rendah yang ditutupi oleh tumbuhan menjalar hijau tua. Xuqin menyibakkan beberapa helai daun dengan hati-hati, memperlihatkan celah sempit yang cukup untuk satu orang melaluinya. Di dalam, ada sebuah gua kecil selebar tiga meter, cukup untuk mereka bertiga duduk.

Mereka masuk, dan Xuqin segera mengatur tumbuhan menjalar itu kembali menutupi celah, lalu memperkuat penyamarannya dengan lapisan tipis Qi kayu. Di dalam gua yang gelap, mereka bisa sedikit bernapas lega.

"Periksa luka kita," kata Xuqin, segera mengambil peran sebagai penjaga.

Dia memeriksa bahu Su Yue pertama. "Ini parah. Energi api masih ada. Aku tidak bisa menyembuhkannya, tapi aku bisa mencoba menenangkannya dengan Qi kayuku." Tangannya yang memancarkan cahaya hijau lembut menyentuh kulit di sekitar luka. Su Yue mengerang, merasakan sensasi dingin dan hangat yang bertarung, lalu perlahan, rasa terbakar itu mereda sedikit.

"Sekarang kamu, Lanxi."

Lanxi menunjukkan mata bengkak dan beberapa memar di tubuhnya. "Cuma pukulan. Nggak apa-apa."

"Jangan keras kepala," tegur Su Yue dengan lembut. "Xuqin, berikan dia pil pemulihan darah dari persediaan kita."

Mereka memiliki beberapa pil dasar yang mereka beli dengan Api sebelum turnamen. Mereka mengonsumsi satu pil masing-masing, lalu duduk bersila untuk berusaha menarik sedikit Qi dari lingkungan untuk mempercepat pemulihan.

"Dengarkan," bisik Lanxi setelah beberapa saat hening. "Suara pertempuran... berkurang."

Itu artinya tim-tim sedang tersingkir dengan cepat. Lima tempat terakhir semakin dekat.

"Kita harus memutuskan strategi selanjutnya," kata Xuqin. "Kita sudah terekspos. Banyak yang melihat kita bertarung dengan Gao Feng. Mereka tahu kekuatan kita, dan kelemahan kita."

"Kelemahan kita adalah setelah pertarungan besar, kita terluka dan kelelahan," tambah Su Yue. "Mereka akan mengincar kita saat kita lemah."

"Lalu kita harus tidak terlihat lemah," usul Lanxi, namun suaranya masih terdengar lelah.

Su Yue berpikir. "Kita punya keuntungan: Xuqin masih relatif utuh, dan kemampuannya dalam penyamaran dan dukungan masih penuh. Aku... aku masih bisa bertarung, tapi tidak bisa jadi penyerang utama untuk sementara. Lanxi, kondisimu?"

"Masih bisa tinju," jawab Lanxi, mencoba tersenyum tapi meringis kesakitan.

"Kalau begitu, kita ubah formasi," putus Su Yue. "Xuqin, kau yang jadi umpan."

Xuqin terkejut. "Aku?"

"Ya. Mereka mengharapkan aku atau Lanxi yang menonjol. Tapi kau, dengan penyamaranmu, bisa bersembunyi dengan lencana. Tapi kali ini, bukan di tempat tetap. Kau akan bergerak, perlahan, sambil menyembunyikan aura sepenuhnya. Aku dan Lanxi akan bertindak sebagai tim bayangan, kita akan membuat keributan di tempat lain, menarik perhatian, sementara kau bergerak menuju titik kumpul aman yang baru."

Itu adalah strategi berisiko. Memisahkan diri lebih jauh. Tapi dalam kondisi mereka saat ini, bertahan di satu tempat mungkin lebih berbahaya.

"Titik kumpulnya di mana?" tanya Lanxi.

"Air terjun kecil di peta. Itu ada di tengah arena. Tempat yang berisiko karena terbuka, tapi justru mungkin tidak mereka duga," jawab Su Yue. "Kita bertemu di sana saat matahari di puncak." Dia merujuk pada posisi matahari ilusi di langit arena.

Mereka setuju. Xuqin mengeluarkan lencana perak dan memegangnya erat. "Aku akan pergi dulu. Tunggu sepuluh hitungan, lalu buat keributan di arah timur."

Dia meluncur keluar dari celah gua dengan senyap, segera menghilang di balik vegetasi yang lebat, aura-nya sirna hampir sepenuhnya berkat teknik penyamaran dan lingkungan yang mendukung.

Su Yue dan Lanxi menghitung. Saat hitungan kesepuluh, mereka keluar dari gua dan dengan sengaja membuat suara mematahkan ranting, berbicara dengan suara keras yang dibisikkan.

"Kamu yakin mereka tidak akan curiga ini jebakan?" bisik Lanxi.

"Mereka akan curiga. Tapi mereka juga akan penasaran. Dan mungkin, mereka akan mengira kita putus asa karena terluka. Itu yang kita inginkan."

Mereka bergerak ke timur, dengan sengaja meninggalkan jejak yang jelas. Tak lama kemudian, mereka merasakan kehadiran. Sebuah tim, tiga orang mengikuti mereka dari jarak yang aman.

"Bagus," gumam Su Yue. "Mari kita beri mereka pertunjukan."

Mereka berpura-pura berdebat, pura-pura bertengkar tentang strategi, suara mereka terdengar frustasi dan lelah. Lalu, mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah area kecil. Su Yue duduk dengan wajah kesakitan, memegang bahunya. Lanxi membongkar tasnya seolah mencari pil.

Tim yang mengikuti mereka, tergoda oleh pemandangan mangsa yang lemah dan terpecah belah, akhirnya muncul dari balik pepohonan. Itu adalah tim yang tidak mereka kenal, ketiganya terlihat masih segar.

"Kelihatannya kalian dalam keadaan buruk," kata pemimpinnya, seorang murid bertubuh tegap dengan tongkat besi.

Su Yue berpura-pura terkejut, berdiri dengan goyah. "Jangan dekati kami! Kami... kami punya lencana!"

Keterusterangan yang tampak putus asa itu justru membuat tim lawan tertawa. "Lencana? Berikan pada kami, dan kami akan membiarkan kalian keluar dengan hormat."

"Bermimpilah!" teriak Lanxi dengan semangat pura-pura, lalu melakukan serangan ceroboh yang mudah dihindari.

Tim lawan, yang kini yakin akan kemenangan mudah, maju. Tapi ini adalah jebakan. Saat mereka masuk ke dalam jarak, Su Yue, yang tadi terlihat lemah, tiba-tiba meluruskan punggungnya. Ekspresi kesakitan di wajahnya menghilang, digantikan oleh ketajaman dingin.

Bukan dia yang menyerang. Dari semak-semak di belakang tim lawan, sulur-sulur tanaman merambat yang diperkuat Qi meledak keluar, membelit kaki dan tangan mereka dengan erat. Xuqin! Dia belum pergi jauh; dia berbalik untuk mendukung!

Tim lawan terkejut, berusaha melepaskan diri. Tapi mereka terkunci. Itu adalah kesempatan bagi Su Yue dan Lanxi. Meski terluka, mereka masih bisa bergerak. Mereka tidak perlu jurus besar. Cukup dengan serangan cepat dan tepat ke token mereka.

Dalam hitungan detik, tiga token pecah. Cahaya menyelimuti tim yang terkejut itu, dan mereka menghilang.

Pertunjukan selesai.

Su Yue langsung jatuh berlutut, napasnya tersengal. Pertunjukan tadi dan serangan singkat itu menghabiskan sisa tenaganya. Lanxi juga duduk di tanah, wajahnya pucat.

Xuqin keluar dari persembunyiannya, wajahnya khawatir. "Itu terlalu berisiko! Kalian hampir tidak bisa bergerak!"

"Tapi berhasil," balas Su Yue dengan senyum tipis. "Dan sekarang, tim lain yang mungkin mengawasi akan berpikir dua kali untuk mendekati kita, karena kita masih bisa melawan."

Mereka tidak punya waktu untuk berbangga. Mereka harus mencapai titik kumpul. Dengan saling mendukung, mereka melanjutkan perjalanan ke arah air terjun kecil di tengah arena.

Perjalanan itu lambat dan melelahkan. Mereka beberapa kali harus bersembunyi dari tim lain yang lewat. Mereka melihat beberapa pertempuran singkat, dan jumlah peserta yang tersisa semakin sedikit.

Saat mereka akhirnya mendekati air terjun, mereka melihat bahwa area itu sudah tidak asing lagi. Ada tanda-tanda pertempuran: tanah yang hangus, bambu patah, dan... dua orang yang sedang berdiri berhadapan.

Mei Ling dan Tao. Tim mereka hanya tersisa dua orang. Wei mungkin telah tersingkir. Di depan mereka, berdiri sebuah tim lengkap lainnya yang tidak mereka kenal, dengan ekspresi percaya diri.

Mei Ling terlihat lelah, tapi Tao masih berdiri tegak dengan busurnya terkokang.

Su Yue, Xuqin, dan Lanxi bersembunyi di balik semak, mengamati.

"Serahkan lencana kalian. Kalian hanya berdua, dan terluka. Tidak ada gunanya melawan," kata pemimpin tim lawan.

Mei Ling tersenyum getir. "Qingyun tidak mengajarkan kami untuk menyerah."

Pertempuran akan segera terjadi. Su Yue dan kawan-kawannya bertukar pandang. Mei Ling dan Tao adalah sekutu, meski tidak resmi. Dan tim lawan itu, jika menang, akan menjadi ancaman berikutnya bagi mereka.

"Kita bantu mereka," bisik Lanxi.

"Tapi kondisi kita..." ragu Xuqin.

Su Yue memandang lencana di tangan Xuqin. Mereka masih memilikinya. Dan di arena ini, persekutuan bisa berubah dengan cepat. Tapi dia ingat bantuan Tao yang memberi peringatan, dan kerja sama latihan mereka.

"Dengan menyerang dari belakang, kita bisa mengakhini ini cepat," putus Su Yue. "Kita tidak perlu pertarungan panjang. Cukup kejutan."

Lanxi dan Xuqin mengangguk. Mereka merayap mendekat, memanfaatkan suara air terjun untuk menutupi langkah mereka.

Saat tim lawan bersiap menyerang Mei Ling dan Tao, Su Yue, Xuqin, dan Lanxi melancarkan serangan mendadak dari belakang. Bukan serangan mematikan, tapi gangguan. Su Yue menciptakan lapisan es licin di bawah kaki mereka. Xuqin membuat akar menjulur untuk menjerat. Lanxi menerjang dengan pukulan keras ke punggung salah satu anggota.

Kekacauan. Tim lawan, yang tidak mengharapkan serangan dari belakang, panik. Tao, tidak menyia-nyiakan kesempatan, melepaskan tiga anak panah cepat yang tepat mengenai token dua anggota. Mei Ling menggunakan angin untuk mendorong anggota ketiga ke arah Su Yue, yang dengan pedangnya yang dingin, dengan mudah memecahkan token orang itu.

Lima token pecah hampir bersamaan. Tim lawan tersingkir.

Mei Ling dan Tao berbalik, terkejut melihat mereka. "Kalian..." kata Mei Ling, lega.

"Kami membalas budi," jawab Su Yue singkat, lalu duduk di tanah karena kelelahan akhirnya menyerang.

Di langit, suara gong tiba-tiba bergema. Suara Zhang Tianhe menggema. "Waktu habis. Lima tim tersisa. Tahap kedua berakhir."

Mereka melakukannya. Mereka termasuk lima besar.

Mei Ling tersenyum lelah. "Selamat. Ternyata kita semua lolos."

Tao mengangguk pada Su Yue, sebuah tanda hormat.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!