Belenggu Hasrat Bos Posesif

Episode 16

***

"Tu ... Tuan, kumohon jangan lakukan ini."

"Kali ini, kesalahan apa lagi yang aku perbuat sampai kau jadi marah?"

Anna mencoba memberontak, mendorong suaminya agar menjauh darinya, tetapi Alexander sama sekali tidak bergeming.

Tenaganya terlalu besar dan Anna yang lemah tak bisa mendorongnya sedikitpun.

Mendengar teriakan pelan yang penuh rasa sakit itu, mata Alexander melebar, dia tidak sedang marah tapi dia merasakan sesuatu yang lain.

'Marah? Bukan, ini jauh dari perasaan marah ...'

'Aku tidak bisa menjelaskan nya tapi aku menginginkan nya dengan sangat hebat ketika melihatnya begitu indah dan lembut, rasanya aku ingin menguasainya.'

'Menjadikannya milikku seorang, ah aku tidak tahu! Nampaknya aku sedang terlalu banyak pikiran sekarang!' Alexander bergumam dalam dirinya, mempertahankan tindakannya sama seperti Anna.

Awalnya Alexander ingin Anna menderita melihatnya bersama wanita lain, tapi sekarang malah sebaliknya, Alexander lah yang menderita karena ingin menguasai istrinya ini.

Sungguh aneh sekali, tapi Alexander tahu, malam ini dia tidak akan berhenti.

"Tuan ..." Anna tidak mau melakukan itu, dia sudah melihat suaminya bersama wanita tadi, entah kenapa Anna merasa suaminya tidak seharusnya menyentuhnya lagi.

Walau tentu saja pemikiran itu adalah pemikiran yang naif dan bodoh.

"SRAK!"

Ketika tangan Anna mencoba melindungi pakaian tidurnya, dengan mudah Alexander mencengkeram kedua tangannya dan merobek pakaian tidur itu dengan mudah.

"Ah!" Anna sampai harus merintih kesakitan karena kekuatan suaminya ini sangatlah besar dan dominan.

"Haaah!" Nafas Alexander menjadi sangat panas dan berat, ketika dia melihat tubuh istrinya yang sangat indah, sesuai dengan seleranya, Alexander merasa seperti sedang mabuk.

Dia belum pernah seperti ini sebelumnya, hanya Anna yang pernah membuatnya seperti orang gila yang tidak bisa menahan dirinya seperti ini.

"Aku pasti sudah gila! Menginginkan wanita murahan seperti mu, saat aku bangun nanti aku pasti menyesali ini." Bisik Alexander dengan kata-kata yang sangat menyakitkan.

Dia menyentuh istrinya dengan penuh rasa ingin, setiap teriakan dan permohonan Anna sama sekali tidak dihiraukan.

"Hentikan ..."

"Aku mohon hentikan."

"Kenapa? Kenapa Tuan selalu menyakiti aku?"

"Jika Tuan ingin bersama wanita lain, tidak apa ... Aku tidak memiliki hak untuk melarang, tapi tolong jangan sentuh aku lagi."

"Aku mohon ..." Anna menangis dengan sangat pilu, ingin Alexander menghentikan semua ini, suaranya yang parau dan penuh penderitaan membuat suasana menjadi sangat menyedihkan.

Tapi tentu saja, di mata Alexander, Anna hanyalah wanita licik yang menjebak nya sampai menikah, jadi teriakan rasa sakit itu hanya sekedar trik darinya saja, itulah yang dipikirkan dan dipercaya oleh Alexander.

Karena itu, ketika Anna memohon, Alexander malah dengan kasar mencengkeram kedua pipinya kemudian menyengat tajam membisik dengan berat di telinga nya.

"Oh Anna, aku tahu kau sedang bersandiwara, untuk menarik simpatik dariku."

"Tapi aku bukanlah orang yang bodoh, aku tidak akan pernah jatuh ke dalam perangkap mu!"

"Dan jika kau merasa menderita ketika tidur denganku, maka aku akan terus meniduri mu sampai kau tersiksa dan pergi dari sisiku!"

"Apa kau paham Anna?"

Alexander mencengkeram tubuh Anna, melakukan hal itu dengan kasar sampai mata Anna membulat, tangannya mencengkeram sprei dan bibir bawahnya ia gigit karena rasa sakitnya.

Anna menahan nafas selama beberapa detik, kemudian dia menatap suaminya dengan nanar, dengan tatapan yang penuh luka dan penderitaan.

Mengatakan jika dia bukanlah wanita seperti itu.

Tidak ada kata-kata lagi yang keluar, hanya rasa pahit dan tatapan nanar menyedihkan yang terlihat, Anna kemudian mengalihkan pandangannya karena dia tidak mau melihat suaminya yang terlihat sangat buas dan tak memberinya kelembutan sedikitpun.

'Hnggg!'

'Tidak apa-apa, tidak apa-apa!'

'Demi Ayah, aku harus bertahan demi Ayah.' Anna memejamkan matanya yang perih karena sering menangis, rasa sakit ini akan ia tahan dan dia tidak akan menyerah karena Ayahnya.

Saat itu Anna ingat pesan Kakek Arthur, ketika Kakek Arthur berbicara empat mata dengannya,

"Aku akan menjamin pengobatan Ayahmu sampai sembuh, jika kau tidak meninggalkan cucuku dan selalu setia di sisinya aku akan menjamin pengobatan terbaik untuk Ayahmu."

Pesan dari Kakek Arthur itu terdengar jelas di telinganya, karena itulah apapun yang terjadi dia akan bertahan di sisi suaminya.

Walau rasanya sangat sakit dan penuh luka, Anna sama sekali tidak peduli, asalkan Ayahnya bisa sembuh dan sehat kembali.

Hanya itu yang hanya diinginkan Anna sekarang.

***

Setelah tiga jam,

"Ah, aku rasa aku benar-benar menjadi gila! Aku sama sekali tidak bisa menghentikan ini!"

"Aku menginginkan wanita ini lagi dan lagi!"

"Dan ini membuatku semakin membenci nya, kenapa dia bisa membuatku sampai sejauh ini?"

"MENYEBALKAN!"

Geram Alexander sama sekali tidak melepaskan Anna sedikitpun, padahal jelas-jelas tubuh istrinya itu sudah sangat lemah dan kelelahan.

Tapi bibirnya terus membisu, tidak mengatakan apapun karena dia ingat jika dia bertahan Ayahnya bisa sembuh kembali, alasan itu sudah cukup untuk membuat Anna bertahan sesukar apapun jalan yang ia hadapi.

"Heh! Sejak tadi kau diam saja, apakah kau sudah menyerah? Atau kau sebenarnya menyukai ini?"

"Aku tahu kau tidak akan bisa menyembunyikan wajah licik mu begitu lama Anna, aku tahu kau menginginkan hal ini, juga kekayaanku bukan?"

"Baiklah, aku akan memberikan nya padamu, malam ber g a i r a h sepanjang malam dan akan membuatmu puas! Bagaimana?"

"Kau suka kan?"

Bisik Alexander tersenyum puas, nampaknya tubuhnya memang sangat menginginkan Anna dan dia tidak masalah melakukan hal ini selama pernikahan mereka berlangsung.

Tentu saja akan dihentikan ketika mereka resmi bercerai.

Saat membisikkan itu, Alexander meraih dagu Anna agar wajah mereka berhadapan dan dia bisa melihat kecantikan itu dan mata indahnya yang sungguh memikat.

Tapi saat ia melihat wajah Anna, mata Alexander melebar, ada rasa sakit itu lagi terasa di dada nya.

Ketika melihat wajah wanita ini, tidak ada ekspresi kepuasan di dalamnya, malah kelihatan sekali Anna terlihat sangat putus asa, matanya yang bulat menunjukkan rasa sakit yang sangat dalam.

"DEG!"

'Apa ini? Rasa sakit yang ada di dalam hatiku ini, kenapa aku merasakannya setiap kali melihat matanya?'

'Ini tidak benar, aku tidak suka dengan perasaan tidak nyaman ini!' geram Alexander dalam hatinya.

Ketika melihat penderitaan di wajah istrinya, dia langsung melepaskan cengkeramannya dengan kasar, kemudian dia turun dari ranjang.

Tak mengatakan apapun dan dia pergi mandi ke kamar mandi.

Sedangkan Anna,

"Jangan menangis lagi Anna, sudah cukup ..."

"Kau sudah bertekad untuk bertahan, jadi kau harus menghadapi semuanya, saat Ayah sudah bangun dan sembuh saat itulah kau bisa pergi."

Anna mencengkram tangannya, menguatkan hatinya dan turun dari ranjang, dia memunguti pakaian tidurnya yang sudah sobek lalu mengenakan nya lagi.

Tubuhnya terasa sangat pedih dan sakit, tapi dia sudah tidak peduli lagi, dia tidak ingin terlihat tanpa pakaian ketika suaminya keluar dari kamar mandi.

***

Bersambung...