NovelToon NovelToon
Aset Besar Milik Istri Kecilku

Aset Besar Milik Istri Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Atik's

Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.

"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.

"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"

Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.

"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.

David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.

"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12

12

"Tuan Muda, ini dia hasil karya Nona Sea hari ini!" Yudi berkata sambil menyerahkan tumpukan kertas putih.

David segera mengambil kertas-kertas itu. Ia sudah tak sabar ingin melihat hasil karya Sea, dan yakin gambar itu pasti sangat indah.

"Tuan Muda?"

David, yang hendak membuka kertas itu, menoleh saat Yudi memanggilnya.

"Ada apa?"

"Jangan terlalu berharap. Saya khawatir Tuan Muda akan kecewa," jawab Yudi dengan nada misterius.

David terdiam, lalu menatap tumpukan kertas di tangannya.

"Apa maksudmu mengatakan bahwa hasil karya Sea itu sangat jelek, Yudi?" tanya David dengan nada kesal.

Yudi menggeleng cepat.

"Mana berani saya, Tuan Muda!"

Vino menarik napas dalam-dalam. Rupanya, tindakannya itu membuat David tersinggung.

"Apa kamu juga berpikir sama seperti Yudi, Vin?" tuduh David dengan jengkel.

Vino tertawa gugup. Dia hanya bernapas, kenapa malah dituduh seperti ini?

"Tidak, Tuan Muda!"

"Cih, kalian berdua selalu bersekongkol!"

Vino dan Yudi memilih diam. Urusannya bisa panjang jika mereka terus berbicara.

"Yudi, apa-apaan ini?" tanya David kebingungan sambil menunjukkan selembar kertas kepada Vino dan Yudi.

Vino tampak berkeringat, bukan karena takut, tapi karena berusaha menahan tawa.

"Itu gambar ibu bebek dengan kepala terbalik, Tuan Muda!" jawab Yudi.

David mengedipkan mata, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Imajinasi Sea benar-benar melampaui batas kewajaran.

"Apa ada hewan berkepala terbalik seperti ini?" tanya David dengan nada putus asa.

"Tentu ada, Tuan Muda," jawab Yudi.

"Dimana?"

"Di benak Nona Sea!" Vino menimpali dengan nada bercanda.

David tertawa getir sambil memijat dahinya.

"Kenapa aku jadi ikut sedih, Vin? Ucapanmu menusuk hatiku!" keluh David.

Vino merasa bersalah. Ia terlalu jujur mengungkapkan keanehan imajinasi Sea di hadapan David.

"Maafkan saya, Tuan Muda. Saya tidak bermaksud mengatakan Nona Sea tidak pintar!" sesal Vino.

Tawa David langsung berhenti, digantikan dengan helaan napas panjang.

"Tapi Sea memang lain dari yang lain, Res. Aku tidak pernah membayangkan imajinasi seperti ini bisa muncul dari benaknya yang polos. Bebek dengan kepala terbalik? Bagaimana dia bisa mendapatkan ide sekonyol ini? Desainer mana pun pasti akan frustrasi melihatnya," kata David dengan nada pasrah.

Yudi dan Vino merasa prihatin melihat kondisi David. Sea memang aneh, tapi juga menggemaskan karena berhasil membuat David kehilangan kewarasannya.

"Tuan Muda, apa sebaiknya kita membawa Sea ke psikolog?" usul Vino ragu-ragu.

David menggeleng lemah.

"Tidak perlu," jawabnya singkat.

"Mengapa tidak, Tuan Muda? Mungkin saja ada dokter yang mampu membuat Nona Sea sedikit lebih cemerlang!" desak Vino.

"Aku... aku takut, Vino!" ucap David nyaris berbisik.

Yudi dan Vino saling tatap, keheranan mendengar pengakuan David.

"Apa yang sebenarnya Tuan Muda khawatirkan?" selidik Yudi, penasaran.

David mengembuskan napas berat. Pandangannya terpaku pada Sea yang masih duduk melamun di pinggir kolam.

"Aku takut Sea akan terlalu cerdas dan tidak lagi membutuhkan diriku, Yudi. Aku khawatir dia akan mencari pria lain jika pikirannya diperbaiki. Biarkan saja dia tetap seperti ini. Meskipun tingkahnya sering membuatku pusing tujuh keliling, justru itulah yang membuatku selalu terpikat padanya!" David mengakui dengan terus terang.

Suasana menjadi sunyi.

Yudi dan Vino sudah tak mampu berkata apa-apa. Keputusan David sudah final dan tak bisa diganggu gugat.

“Kami mengerti, Tuan Muda!” jawab mereka serempak.

David mengangguk pelan, lalu membuka kembali hasil gambar Sea. Kali ini, napasnya hampir terhenti.

“Tolong katakan sesuatu yang tidak membuatku sesak napas, Yudi!” pinta David sambil menunjukkan kertas itu.

Yudi terdiam, benar-benar iba melihat keadaan Tuan Muda.

“Tuan Muda...” ucap Yudi lirih.

Vino menundukkan kepala, enggan menatap wajah frustrasi David.

“Kali ini makhluk apa lagi, Yudi?” tanya David dengan nada pasrah.

David sudah pasrah mendengar kabar buruk dari Yudi.

"Sepertinya hari ini pikiran Nona Sea dipenuhi dengan unggas, Tuan Muda!" lapor Yudi dengan nada prihatin.

"Unggas?" ulang David, bingung.

Yudi mengangguk. "Tadi Nona Sea menggambar induk bebek berkepala terbalik, sekarang Tuan Muda memegang gambar anak ayam yang tersiksa karena tidak bisa keluar dari cangkangnya. Tuan Muda, mengapa Nona Sea bisa begitu kejam menggambarkan penderitaan anak ayam itu?" tanya Yudi heran.

David merasa pikirannya kosong setelah mengetahui gambar Sea kali ini. Ia pun tak punya jawaban atas pertanyaan Yudi.

"Sea memang aneh, Yudi. Tapi aku lebih aneh karena tergila-gila padanya!" jawab David dengan nada pasrah.

David tak henti-hentinya tersenyum sambil memandangi wajah Sea yang terlelap. Wajah yang dulu sangat kurus dan tak terawat kini perlahan mulai berisi dan berseri. David sengaja memesan kosmetik terbaik untuk Sea agar dia bisa menikmati masa remajanya dengan merawat diri. Tentu saja, dialah yang paling diuntungkan dengan perubahan Sea. Ini juga menjadi salah satu alasannya untuk mengurung"

Sea di rumah, karena takut ada pria lain yang terpesona dengan kecantikannya.

"Sea, tahu tidak? Sekarang kamu terlihat begitu memukau. Pikiranku jadi melayang setiap kali mengingatmu!" bisik David.

Sejak Sea hadir dalam hidupnya, David jadi sering kehilangan fokus pada pekerjaan. Untungnya, ada Vino dan anak buahnya yang selalu siap siaga.

Seringkali, ia tersenyum sendiri karena tingkah konyolnya. Baik di ruang kerjanya maupun di tengah rapat penting, cukup dengan bayangan wajah menggemaskan Sea, ia bisa bertingkah tak waras. Sikap yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya.

"Sea, kapan kau akan mengerti betapa aku mencintaimu? Aku tak sudi hanya menjadi kakakmu, aku ingin lebih, Sayang!"

Sampai saat ini, Sea masih mengartikan segala kebaikan David sebagai bentuk perhatian seorang kakak kepada adiknya. David memaklumi kepolosan Sea yang belum memahami jenis hubungan itu, mengingat selama hidupnya Sea tak pernah berinteraksi romantis dengan pria mana pun. Namun, ketidakpekaan Sea sungguh menyiksa David.

"Sea, aku telah memutuskan untuk segera menikahimu. Aku begitu khawatir kau akan pergi meninggalkanku, Sayang. Aku tidak akan membiarkannya!"

Cup

David mencuri kecupan di bibir merah muda Sea setelah mengatakannya. Ia terkekeh pelan melihat Sea mengerutkan bibirnya saat tidurnya terganggu.

"Kau sangat menggemaskan, Sayang. Aku jadi tidak sabar untuk segera memilikimu sepenuhnya!" bisik David sebelum kembali mengecup bibir Sea.

Tok, tok, tok

David memejamkan mata, kesal karena seseorang berani mengganggu momen halunya. Dengan enggan, David turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu.

Ceklek

"Akan kupotong lidahmu jika kau hanya bicara omong kosong, Vin!" ancam David begitu pintu terbuka.

Yudi menghela napas mendengar ancaman itu.

David membuka pintu.

Yudi menghela napas mendengar ancaman tuannya.

"Apa saya mengganggu, Tuan Muda?" tanya Yudi sambil melirik ke dalam kamar.

"Menurutmu?"

"Tuan Muda, ada urusan penting yang perlu saya sampaikan!" kata Yudi dengan wajah serius.

1
azka
👋
Uji Coba
Mr p
Uji Coba
dari awal baca sampai bab 21 masih ok. alur masih nyambung. semoga kedepannya tidak ada pelakor ya Thor. semangat nulisnya. aku akan setia padamu seperti David ya g setia pada Sea. wkwkwk.. ku tunggu dobel update setiap hari
Uji Coba: dari awal sampai bab 21 dibikin senyum-senyum sama tingkah Sea dan David. semoga kedepannya tidak ada drama pelakor ya Thor. tapi ya terserah author lah. aku akan setia padamu.. wkwkwk.. seperti David yang setia pada istri kecilnya yang agak oon.. Ups... bukan ngejek ya Thor, ya. 😍😍
total 1 replies
Uji Coba
🤣
azka
Sea bikin ngakak brutal🤣🤣
sabun
Sea Sea😎😎
sabun
semangat💪💪
Mama Farez
buatlah karya dengan fikiran sendiri jangan menjiplak karya orang lain..
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak
baru 2
nice
baru 2
😍
baru 2
sangat puas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!