Olivia adalah seorang Desainer terkenal di abad ke-21, saat acara penghargaan dirinya dia tidak sengaja mengalami insiden kecelakaan di tempat acara sampai akhirnya dirinya meninggal dunia. Namun, bukannya dia pergi ke alam baka arwahnya justru terlempar ke zaman di era 80-an, memasuki tubuh istri seorang tentara yang Antagonis. Di komplek militer dia sering membuat onar sampai membuat banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Lantas bagaimana jika Olivia masuk kedalam tubuh wanita tersebut, apakah Olivia akan bertahan? atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan mertua
Brak
Putri Ayu menutup pintunya dengan sangat keras. Langkahnya lebar dadanya naik turun, deru nafasnya terengah-engah. Wajahnya memerah tangannnya terkepal dengan kuat.
"Argghhtttt," teriak Putri Ayu
Prang
Tangannya dengan lincah melemparkan semua barang yang berada di atas meja, baik itu meja makan, meja ruang tamu bahkan meja di kamarnya. Tak sampai di situ dia juga menghentak-hentakan kakinya mengacak-ngacak semua barang yang berada di rumah itu.
"Arghhht sialan." Putri Ayu menarik rambutnya dengan kasar. Emosinya sangat menggebu-gebu , menahan kekesalan yang tidak bisa dia bendung.
Jendral Rakha yang sedari tadi mengejar Putri Ayu langsung saja masuk kedalam rumahnya untuk berbicara dengan istrinya itu.Namun, baru saja Jendral Rakha masuk, dia harus di suguhkan dengan pemandangan rumah yang sangat mengerikan. Banyak pecahan kaca dimana-mana, barang berserakan rumah yang tadinya rapi berubah seperti kapal pecah.Namun, jendral Rakha tidak mempermasalahkan itu fokusnya saat ini adalah Putri Ayu istrinya.
"Ayu kamu dimana?" tanya Jendral Rakha sembari berteriak.
Jendral Rakha terus saja menyusuri semua ruangan sampai akhirnya dia menemukan Putri Ayu yang berada di dalam kamar.
"Ayu, " panggil Jendral Rakha.
Putri Ayu tidak berbicara untuk menanggapi Jendra rakha.
Dia hanya terdiam kosong menatap langit kamar. Menghiraukan keberadaan Jendral Rakha yang berdiri mematung di depan pintu kamar.
"Ayu maafkan aku," kata Jendral Rakha yang saat ini sedang berjalan mendekat ke arah nya.
Putri Ayu menoleh menatap ke arah Jendral Rakha sembari tersenyum tipis. " Tidak perlu meminta maaf, lagian kamu tidak salah kok Jendral, yang salah itu aku memaksakan kehendak untuk menikah denganmu, " kata Putri Ayu dengan miris.
"Bukan begitu Ayu, aku salah aku tidak jujur kepada mu sampai kamu marah seperti ini, " ucap Jendral Rakha dengan sedikit panik.Dia sama sekali tidak pernah menyalahkan Putri Ayu hanya saja dulu dia sedikit kesal dan kecewa saja dengan tingkahnya itu.
Dia tahu pasti Putri Ayu merasa sangat terluka apalagi dirinya di mata orang lain sudah di cap sebagai wanita murahan bertingkah laku buruk yang tidak mempunyai etika dan tidak bermoral sehingga dia dengan berani menjebak Jendral Rakha.
"Tidak apa Jendral Ayu mengerti kok," jawab Putri Ayu dengan cepat.
Perkataannya barusan begitu sangat menyesakan untuk putri Ayu padahal ddulu it adalah ulah kebodohan Putri Ayu yang asli tapi tetap saja dia yang merasakan sakit, apalagi sekarang semua orang banyak yang menghakiminya termasuk jendral Rakha.Karena tidak ingin terjebak bersama di kamar dengan jendral Rakha, Putri Ayu langsung saja bangkit dari ranjang berjalan pergi keluar meninggalkan Jendral Rakha.
"Ayu tunggu dengarkan penjelasanku, " teriak Jendral Rakha dengan tegas.
Putri Ayu tidak menghiraukan ucapan Jendral Rakha dia terus saja berjalan keluar tanpa menoleh kebelakang. Jendral Rakha menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia menarik rambutnya dengan frustasi meraup wajahnya dengan kasar.
"Ayu apa yang harus aku lakukan? supaya kamu tidak lagi marah padaku?"
Entahlah Jendral sadar atau tidak berkata seperti itu. Padahal dulu dia sangat membenci Putri Ayu apalagi dengan sikap dan juga fisik Putri Ayu yang terlihat seperti babi itu.
♧♧♧♧♧
Di halaman rumah dinas Jendral Rakha,terdapat sepasang suami istri yang sedang berjalan ke arah rumah mereka berdua. Mereka itu terus saja menggerutu dengan kesal terutama istrinya pria itu. Dia adalah Ibu dan ayah Jendral Rakha yang sengaja datang ke rumah dinas untuk melihat menantunya.
Tok Tok Tok
Putri Ayu yang sedang kesal menulikan pendengarannya dia terus saja memungut semua barang yang telah dia hancurkan lalu membereskan semua itu ke tempat semula. Sedangkan Jendral Rakha yang berada di kamar merasa sangat terganggu dengan suara ketukan pintu sehingga dia keluar dari kamar.
"Yu kenapa kamu tidak membuka pintu, bagaimana kalau itu komandanku," kata Jendral Rakha.
"Buka saja, lagian kamu tidak melihat aku sedang apa Hah," jawab Putri Ayu dengan kesal sembari melototkan mata.
"Hah, lama banget kamu marahnya sih Yu," kata Jendral Rakha dengan pasrah berjalan ke arah pintu.
Dia membuka pintu rumahnya dengan lebar menampakan sosok suami istri yang sedang berdiri di depan pintu.
"Ma, Pa, kenapa kalian datang kemari?" tanya Jendral Rakha.
Dia sedikit terkejut dengan kedatangan orang tuanya.Ibunya Jendral Rakha mendelik menatap Jendral Rakha dengan sinis.
"Tentu saja aku ingin melihat menantu ku yang seperti babi itu, aku mendengar dia selalu saja membuat onar bahkan dia juga tidak suka kebersihan."
"Ma, Mama jangan berkata seperti itu, kata siapa istriku seperti itu?"
"Tentu saja aku mendengar dari temanmu Rakha." Mamanya Jendral Rakha begitu sangat gemas dengan tingkah Jendral Rakha yang membela istrinya itu, dan malah menutupi tingkah lakunya.
Dia sampai geleng-geleng kepala tidak percaya dengan jalan pikiran anaknya. Dia bisa jadi jendral yang tegas dan berwibawa tapi jika urusan cinta Jendral Rakha begitu sangat polos dan Bucin.
"Dimana istri kamu sekarang, dimana dia Rakha biar mama ajarkan dia sopan santun supaya dia tidak membuat malu kamu," kata Mama Jendral Rakha dengan nada yang menggebu-gebu.
Setelah membersihkan rumah tadi Putri Ayu langsung saja membersihkan diri supaya dirinya lebih segar dan wangi.Namun, saat Putri Ayu keluar dia terkejut saat melihat sudah ada banyak orang di rumahnya.
"Jendral ada apa sih rame banget, baju juga di tinggal sebentar, " kata Putri Ayu berjalan dengan santai sembari mengeringkan rambutnya dengan Handuk. Memakai pakaian tipis untuk tidur meskipun pakaian itu panjang tapi jelas terlihat bentuk lekuk tubuh Putri Ayu.
Mama dan Papa Jendral Rakha ternganga dengan lebar matanya melongo tidak percaya saat melihat seorang wanita cantik yang sedang mengeringkan rambut di hadapannya.
"Rakha apakah dia istrimu?" tanya Papa Jendral Rakha.
Putri Ayu menghentikan langkahnya mengangkat wajahnya menatap ke arah depan yang mana di sana sudah berdiri Jendral Rakha, Mama dan papanya Jendral Rakha. Putri Ayu terkejut dia melototkan matanya tidak percaya. Sungguh dia sangat malu saat melihat kedua orang dihadapannya ini.
"Ayu sini sayang, " kata Jendral Rakha sembari melambaikan tangan ke arah Putri Ayu memberikan isyarat supaya dia mendekat.
Putri Ayu yang tidak tahu apapun hanya menganggukan kepalanya dengan gelagapan berjalan ke arah Jendral Rakha berdiri tepat di sampingnya.
"Ma Ini Ayu, Istri Rakha," ucap Jendral Rakha memperkenalkan Putri Ayu kepada orang tuanya.
"Apa? Ma?"
Putri Ayu semakin terkejut saat mengetahui kalau orang yang bersama dengan Jendral Rakha adalah mertuanya. Putri Ayu menatap Jendral Rakha dengan lekat seolah meminta penjelasan darinya. Namun, jendral Rakha justru malah melemparkan senyumnya kepada Putri Ayu.
"Rakha kenapa kamu tidak mengatakan dari tadi kalau dia itu istrimu, dia cantik sekali Rakha," puji Mamanya Jendral Rakha kepada Putri Ayu sembari menatapnya dengan mata berbinar.
Dia berjalan kearah Putri Ayu, menggenggam tangannya dengan lembut." Sayang, kamu tenang saja,ada Mama di sini kamu bisa mengadu kepada mama kalau Rakha menyakitimu," kata Mama Jendral Rakha.
"Hehe Iya ma," jawabnya dengan canggung sembari tersenyum dengan paksa.
"Pa, tuh lihat istri papa,siapa tadi yang marah- marah menghina istriku, dan sekarang dia malah langsung berubah seperti kucing imut di depan Ayu," umpat Jendral Rakha dengan kasar menatap Putri Ayu sembari menengus kesal.
"Benar kata mama Mu sayang, selagi ada kami di sini kamu bisa sepuasnya mengadu kepada kita biarkan saja anak durhaka ini, siapa suruh punya istri cantik seperti ini malah di sembunyikan."
"Pa...." Jendral Rakha sedikit merengek pelan.
"Diam kamu Rakha, kamu harus nurut sama Mama dan istrimu," jawab Papa Jendral Rakha dengan cepat.
"Pa, anak kalian itu Aku bukan Ayu,"
"Kalau perlu Papa akan mencoret nama kamu didalam Kartu keluarga dan ahli warisnya akan Papa ganti menjadi nama Ayu."
"Benar itu suamiku, kita harus melindungi anak perempuan kita, jangan biarkan Jendral bajingan ini mengganggu putri kita," kata Mama Jendral Rakha sembari mengelus puncuk kepala Putru Ayu.
"Ma, Pa, kalian bener-bener tega, aku ini anak kandung kalian, tapi sekarang aku merasa di anak tirikan oleh kalian berdua,"
Jendral Rakha menghentakan kakinya dengan keras karena kesal Jendral Rakha menarik tangan Putri Ayu dan membawanya pergi.Meninggalkan kedua orang tuanya.
"Sudahlah lebih baik aku pergi saja, Ayo sayang," kata Jendral Rakha sembari memegang pergelangan tangan Putri Ayu dan membawanya pergi.
"Eh... Eh... eh, jendral kita mau kemana?"
Kedua orang tua Rakha melototkan matanya menatap tajam Jendral Rakha.
"Beraninya kamu, Rakha...."
k