kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pengintai
Seorang pria paruh baya sedang memarahi anak buahnya karena gagal dalam misinya. " Dasar tidak berguna hanya mencelakai seorang gadis saja kalian tidak bisa " teriak orang itu.
Mereka hanya menunduk mendengarkan bosnya yang sedang memarahi mereka semua.
" Maafkan kami boss tapi sebagai gantinya kami akan terus mengawasi mereka dan membunuh mereka di waktu yang tepat " ucap salah satu dari mereka.
Pria paruh baya yang mendengar permintaan anak buahnya menghela nafas pelan " Baiklah terus awasi mereka semua aku ingin mereka semua mati " Dengan nafas yang memburu mengingat kembali kenangan lama yang kelam sehingga menimbulkan dendam pada diri seorang Daren Duches.
" Kalian harus merasakan bagaimana penderitaan seorang ayah yang kehilangan putranya. " Gumam Daren dengan nafas yang memburu.
" Pergilah terus awasi mereka tetap beri laporan padaku setiap saat mengerti " Mereka mengangguk serempak dan pergi meninggalkan kediaman pria itu.
" Huft tenanglah di sana putraku. Biar ayah yang membalaskan dendam mu pada mereka semua " .
...----------------...
Proses belajar mengajar berjalan lancar tidak ada yang menyadari bahwa di pojok kelas mereka tiga orang gadis cantik tidak memperhatikan guru di depan tetapi hanya fokus dengan pemandangan di luar jendela.
Kring kring kring....
bel tanda waktu istirahat sudah berbunyi sorak kegirangan dari para siswa terdengar di dalam kelas itu mengusik ketenangan mereka.
" Ada apa kenapa berisik sekali? " Tanya Anjani pada teman sebangkunya.
" Kamu nggak dengar bel istirahat udah bunyi ayok ke kantin " Ajak orang itu padanya Anjani hanya ber oh ria menanggapi.
" Kau duluan saja aku akan pergi bersama mereka " yang di balas anggukan oleh temannya itu. Anjani beranjak dari kursinya menuju meja Keneisha dan Nindi yang kebetulan duduk di meja yang sama.
" Kak ayo kita ke kantin " Keneisha melihat Nindi yang menganggukkan kepalanya " Baiklah ayo kita ke kantin "
Mereka meninggal kelas menuju kantin dengan berjalan santai dan ekspresi wajah yang datar.
" Wah kita akan duduk di mana kantin ini sangat ramai padahal ada kantin lain " Nindi mengedarkan pandangannya melihat apakah masih ada meja yang kosong untuk mereka tempati.
" Di sana " jawab Nindi berlalu meninggalkan mereka menuju tempat duduk yang ada di pojok kantin itu.
Mereka menjadi pusat perhatian di kantin itu selain karena penampilan mereka yang bad girl tetapi juga karena raut wajah mereka yang datar.
Saat mereka akan duduk mereka di kejutkan dengan kedatangan para most wanted sekolah. Nindi menatap datar mereka dengan mengangkat sebelah alisnya.
" Ada apa? " Dingin Nindi bertanya pada mereka.
" Boleh kita ikut duduk di sini? " Jawab orang itu dengan tersenyum ramah. Nindi menoleh pada sahabatnya seolah meminta persetujuan. Anjani dan Keneisha hanya mengendikkan bahunya acuh.
" Hemm " Jawab Nindi. Mereka yang mendengar persetujuan Nindi langsung duduk bersamaan dengan mereka.
" Mau pesan apa? " Tanya Anjani pada Keneisha dan Nindi.
" Samakan saja semuanya " jawab Keneisha beralih mengambil handphonenya untuk memeriksa sesuatu.
Anjani pergi memesan makanan untuk mereka selang berapa lama dia di sana. Datanglah pria yang ia tabrak tadi pagi yang juga memesan untuk teman-temannya yang bergabung dengan mereka.
" oh ya boleh kita berkenalan namaku George. Kita sudah bertemu 2 kali " Anjani yang mendengar itu mengerutkan keningnya mencoba mengingat di mana ia pernah bertemu dengan pria itu.
" Kapan? " tanya Anjani dengan wajah bingungnya.
" Di mall toko sepatu dan tadi pagi di parkiran " Jawab pria itu menjelaskan pada Anjani bahwa mereka sudah pernah bertemu.
" Ooh Okey " jawab Anjani cuek kembali fokus pada pesanannya yang juga belum datang.
" Aku belum tau nama mu? "
" Anjani Feranika " pria itu hanya manggut-manggut saja. Tak lama pesanan Anjani sudah siap dia membawa pesanannya ke meja sebelum itu ia menghentikan langkahnya berbalik menatap pria itu yang juga menatapnya.
" Maaf atas sikapku tadi pagi " Dan berlalu pergi meninggalkan George yang diam mematung.
" Apa aku tidak salah dengar. Dia meminta maaf " Gumam George dalam hati dengan tersenyum tipis menanggapi ucapan Anjani yang sudah pergi terlebih dahulu.
Dia berjalan menuju meja mereka dengan pesanan teman temannya. Matanya memandang Anjani yang fokus melahap makanannya. Dia masih tidak percaya dengan ucapan Anjani tadi.
" Hmm kita belum berkenalan mungkin kita bisa jadi teman "Ucap George menatap mereka.
Mereka yang mendengar penuturan darinya berhenti melahap makanan mereka. Nindi menyenderkan tubuhnya di dinding dengan melipat kedua tangannya melihat mereka secara bergantian.
" Hem " Jawab Keneisha fokus pada mereka begitu pula Anjani.
" Namaku George Alavanidi Abraham " Ucap George ramah
" Galaksi Xander Anaghata " Memandang mereka secara bergantian hingga ia berhenti dan menatap Keneisha sebentar. Keneisha yang melihat itu mengangkat sebelah alisnya dan di jawab gelengan oleh Galaksi. CK aneh pikir Keneisha.
" Aksa Jaya Dirgantara " Ucap Aksa cuek.
" Anjani Feranika "
" Keneisha Aghatasya "
" Nindi Anatya "
Ucap mereka singkat dan langsung melahap habis makanannya. Nindi kembali fokus pada handphone nya bertukar pesan dengan Steve.
" Apa cuman itu? Apa kalian tidak memiliki marga? ". Tanya George.
" Apa harus ada marga? " Tanya Anjani pada mereka.
" Ah baiklah2 maafkan aku jika membuat kalian tak nyaman " jawab George menatap mereka.
" Tak apa " Jawab Nindi tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya.
" Kami pergi dulu " Dan meninggalkan mereka yang sedang menikmati makanannya. Mereka saling pandang dan mengendikkan bahu.
" Apa kau merasa mereka aneh " tanya George pada temannya.
" Iya tidak mungkin mereka tidak mempunyai marga kan? " Timpal Galaksi yang juga meresakan keanehan pada Nindi dan temannya.
" Sudahlah lupakan saja " jawab Aksa. Mereka meninggalkan kantin dengan uang. Yang di letakkan di atas meja.
Kring Kring Kring...
Bunya bel masuk berbunyi mereka berjalan menuju kelas dan melihat bangku Nindi dkk kosong.
" kemana mereka pergi " Batin Galaksi.
Pembelajaran di mulai dengan tentram sedangkan ketiga gadis cantik yang tidak mengikuti pembelajaran itu kini sedang duduk di pohon taman sekolah itu.
" Apa kalian mau tinggal bersamaku? " Tanya Nindi pada mereka " Aku berencana membeli mansion baru sembari menunggu Dady sadar. Apa kalian mau menemaniku sementara? " Keneisha dan Anjani saling pandang lalu menatap Nindi yang sedang menunggu jawaban mereka.
" Iya Aku akan meminta ijin terlebih dahulu kau kirim saja alamat mansionnya padaku " jawab Keneisha tersenyum pada Nindi.
" Baiklah "
" Oh Dia masih mengintai " Ucap Anjani pada mereka.
" Jangan ada yang melihat ke arahnya!!! Biarkan saja dia mengintai selagi tidak mencelakakan kita " perintah Nindi dan di jawab anggukan kepala.
" Sebenarnya siapa yang di targetkan orang itu? "
" Entah lah. Nanti aku akan mencoba meretas CCTV sekolah " Keneisha dengan melihat Nindi meminta persetujuan dan di anggukkan oleh Nindi.
" Dan Kau Anjani apakah sudah membatalkan pengiriman senjata pada Robert? "
" Iya aku sudah menyuruh anak buahku untuk tidak menjual barang kita pada Robert "
" Bagus. Tetap awasi anak buah mu aku tidak mau ada parasit yang memanfaatkan celah sedikitpun " dan di jawab anggukan oleh Anjani.
" Bagaimana dengan kasus mansion Adhitama? " Tanya Keneisha.
" Aku mendapat informasi dari Steve dan Leon mereka menemukan petunjuk. Nanti aku akan ke markas kalian ikutlah denganku. "
" Baiklah " jawab mereka serempak
" Siapapun kau dan di manapun kau berada aku pasti akan menemukan keparat " Batin Nindi dengan tatapan tajamnya.