Bangkitnya Wanita Yang Diremehkan

Aluna tidak segan-segan menegur Papahnya, ia sama sekali tidak merasa bahwa kue Mochi buatan Tante Arsy adalah penyebab dirinya masuk Rumah Sakit.

Aluna malah mendekat ke arah Arsy, sontak Gala menatap tak percaya atas sikap putrinya tersebut terhadap wanita yang baru saja di kenalnya.

"Benar apa kata Tante Arsy, Pah! Sebaiknya Papah cek di Laboratorium kue Mochi itu, kalau seandainya komposisi kue Mochi buatan Tante Arsy tidak bersalah, Papah harus meminta maaf sama Tante Arsy!"

Deg!

Kali ini giliran Gala yang menelan ludah, tak ada satu orang pun yang berani memerintahnya terkecuali putrinya sendiri.

Sambil menghela napasnya, pada akhirnya Gala menyetujuinya.

"Baiklah putriku, tapi jika sampai kue mochi ini mengandung Zat yang berbahaya, maka kau jangan cegah Papah untuk menjebloskannya wanita itu ke dalam penjara!" balas Gala tak mau kalah.

Sambil berkacak pinggang, Aluna tidak gentar atas ancaman dari Papahnya, ia justru malah menantangnya.

"Siapa takut, aku yakin kalau Tante Arsy tidak bersalah!" ujarnya sembari melirik ke arah Arsy, secara refleks Arsy kembali mengusap kepalanya dengan lembut dan Aluna membiarkan hal itu terjadi, Gala tidak suka putrinya dekat dengan Arsy, sedangkan Tuan Dimitri, ia malah merasa senang karena pada akhirnya ada sosok wanita yang bisa dekat dengan cucunya, selain mendiang ibunya, bahkan dengan Neneknya saja tidak begitu akrab, Aluna seolah menutup diri dan menjaga jarak. Apalagi Soraya selalu berusaha mengambil hatinya Aluna, namun sayangnya segala upayanya selalu gagal, Aluna tidak menyukai Soraya yang gencar mendekati Papahnya dan berusaha menjadi ibu sambungnya.

Dan akhirnya kue Mochi tersebut di bawa ke Laboratorium Rumah Sakit, sekitar hampir satu jam lamanya, mereka menunggu hasilnya.

Namun ada pemandangan yang membuat semua mata tertuju pada Arsy dan juga Aluna, Soraya terlihat geram karena merasa ada saingan baru, tapi ia sempat mencibir bahwa Gala tidak mungkin tertarik dengan wanita miskin, apalagi kondisi fisiknya yang cacat.

Sedangkan Gala, ia tak bisa berbuat banyak mengenai putrinya, Aluna memiliki sifat yang keras kepala, sama persis dengan Papahnya.

Sedangkan Tuan Dimitri, lebih memilih untuk duduk di sebelah istrinya, namun ia tidak menyukai hadirnya Soraya di tempat ini.

"Sebaiknya kau segera pulang, Soraya! setahuku kau baru saja kembali dari Luar Negeri kan? Alangkah baiknya kau perbanyak istirahat! " Tuan Dimitri seolah mengusir Soraya secara halus, Nyonya Maria sempat melayangkan protes, namun Gala juga ikut menimpalinya, dan ia membenarkan apa yang dikatakan oleh Papahnya.

Soraya pun semakin kesal dibuatnya, pikirnya kehadirannya saat ini sudah seperti lalat pengganggu, namun ia juga meski harus lebih waspada terhadap Arsy, meskipun wanita itu cacat, namun dirinya memiliki kecantikan diatas rata-rata.

'Tidak akan pernah aku membiarkan wanita cacat itu dekat dengan Aluna, enak saja dia bisa begitu mudahnya akrab dengan bocah menyebalkan itu, ck... Dasar menyusahkan saja! '

Soraya bergumam, hatinya bercampur aduk dengan perasaannya yang kesal.

"Tante, nanti aku pesan kue Mochi lagi ya sama Tante, habisnya kue Mochi buatan Tante, rasanya begitu mirip dengan kue mochi buatan Almarhumah Mamahku!" tiba-tiba wajahnya Aluna berubah menjadi murung, dan Arsy dengan lembutnya menggenggam kedua tangan Aluna yang mungil.

"Aluna tenang saja, kalau hasil tes Laboratorium sudah keluar dan kue Mochinya tidak ada masalah, pasti akan aku buatkan untukmu! " jawabnya sampai melempar senyum.

Gala sedari tadi terus memperhatikan putrinya yang sedang berinteraksi dengan Arsy sembari kedua tangannya dilipat diatas dada.

Perasaannya masih berkecamuk menjadi satu, antara kesal dan juga marah, ia begitu membenci Arsy, karena dimatanya Arsy lah penyebab utama putrinya celaka.

Tak lama, Dokter Damian datang menghampiri, ia membawa secarik kertas yang didalamnya terdapat hasil Laboratorium kue Mochi yang dianggap berbahaya. Baik Arsy dan juga yang lainnya cukup tegang akan hasilnya, namun tidak untuk Gala, ia sangat yakin bahwa kue Mochi tersebut mengandung Zat yang berbahaya.

"bagaimana dengan hasilnya Damian? Kau sebutkan secara lantang, aku yakin bahwa kue mochi itu mengandung zat yang berbahaya.

Dokter Damian sampai menghela napasnya. "kau yakin dengan ucapanmu itu Gala? Apakah kau tidak akan menyesal?" Damian berusaha memperingatkan.

" Sudahlah kau jangan kebanyakan bicara, ayo cepat kau umumkan hasil Laboratoriumnya! " Gala sudah tidak sabar akan hasilnya dan ia ingin wanita tersebut alias Arsy dinyatakan bersalah.

"Ehem... Baiklah semuanya, hasil dari Laboratorium ini sudah dipastikan akurat dan tidak bisa diganggu gugat, dan hasilnya bahwa kue Mochi tersebut tidak mengandung Zat ataupun senyawa yang berbahaya, disini kandungan zat Rhodamin B dan metanil yellow tidak terdapat di dalam makanan tersebut, serta tidak adanya kandungan pengawet berupa zat etilen oksida, yakni senyawa berbahaya yang digunakan sebagai pengawet, dan kue Mochi tersebut dinyatakan aman dan tidak berbahaya! " Damian tersenyum puas karena dirinya telah berhasil membuat Gala malu atas ulahnya sendiri.

'Akhirnya senjata makan tuan juga kan, kau itu terlalu percaya diri sekali Gala, sekarang rasakan sendiri akibatnya! ' Dokter Damian berbicara dalam hati.

Gala kembali mengepalkan tangan, kemudian ia mendekati Dokter Damian dan menarik kerah kemejanya.

"Kau jangan membuat aku malu, bedebah! kau sengaja membuat hasil Laboratorium ini palsu, hah?" tatapan matanya yang bengis telah membuat tubuh Damian menjadi beringsut.

"Ini adalah hasil yang aslinya Gala, bukan palsu! Kau bisa mengecek kembali di tempat Laboratorium lainnya, aku yakin pasti hasilnya akan sama! "

Gala memijit pelipisnya, ia masih tidak terima akan kenyataan pahit untuknya, apalagi saat melihat mimik wajahnya Arsy, seraya tersenyum mengejek ke arahnya, pada akhirnya, hasil Laboratorium tersebut menjadi ringsek karena Gala mencengkram nya dengan kuat.

Arsy yang mendengarnya, ia sampai mengusap dada, dan mengucapkan kata syukur.

'Alhamdulilah Yaa Rabb, engkau masih melindungi hambamu atas fitnah yang telah dituduhkan padaku! '

Arsy bergumam dan perasaannya merasa sangat lega.

Tuan Dimitri dan juga Aluna, keduanya tersenyum puas, karena apa yang telah dituduhkan oleh Gala terhadap Arsy, jelas-jelas tidak terbukti.

Sedangkan Nyonya Maria, ia malah berharap wanita itu bersalah, sama halnya dengan keinginan Gala.

"bukankah sedari awal kau sudah tahu kalau putrimu itu memiliki pencernaan yang sensitif? mual dan muntah yang dialami Aluna, itu diakibatkan karena asam lambungnya yang tinggi, diusianya yang masih anak-anak, Aluna harus menderita penyakit seperti itu, dan untukmu Aluna, jika perutmu kosong belum terisi apapun, alangkah baiknya kau memakan sesuatu terlebih dahulu terutama makanan yang mengandung karbohidrat serta protein, setelahnya kau boleh memakan makanan kesukaanmu, asalkan makanan tersebut tidak pedas dan juga masam." Dokter Damian malah memberikan nasihat kepada Aluna, dan Aluna pun mengakui kesalahannya, dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali.

Sementara itu, Gala masih saja kesal karena ia sudah berjanji akan meminta maaf kepada Arsy.

Kemudian Gala mendekat, dimana putrinya saat ini duduk bersebelahan dengan Arsy.

Sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, Gala meminta maaf terhadap Arsy.

"Maafkan aku!" ucapnya seraya memalingkan wajah

Sedangkan Arsy, ia samasekali tidak meraih tangan pria di hadapannya saat ini, dan lebih memilih mengatupkan kedua tangannya.

"Maafnya Tuan saya terima, lain kali jangan sampai Tuan menuduh orang sembarangan tanpa adanya bukti yang kuat!" Arsy tak berani menatap, namun Gala bisa melihat Arsy tersenyum lebar, seolah senyumnya itu telah mengejek dirinya.

Bersambung...