NovelToon NovelToon
Bukan Istri Kedua

Bukan Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Hidup tak berkecukupan, memaksakan Alana mengubur impiannya untuk berkuliah. Dia akhirnya ikut bekerja dengan sang ibu, menjadi asisten rumah tangga di sebuah rumah cukup mewah dekat dari rumahnya. Namun masalah bertubi-tubi datang dan mengancam kehidupan dirinya dan sang ibu. Dengan terpaksa dirinya menerima tawaran yang mengubah kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengawasimu

"Kau pasti akan suka ini. Ini rasanya pedas dan juga sedikit asam. Cobalah," ucap Revan yang menawarkan makanan ala Korea pada Alana.

Gadis itu mencicipi sedikit makanan dengan ujung sendoknya, lalu tersenyum sambil mengangguk.

"Pak Revan selalu tahu seleraku, bagaimana bisa? Apa jangan-jangan selama ini anda memata-mataiku?" Tuduh Alana yang membuat Revan tertawa.

"Ya, bisa di bilang begitu. Selama aku selalu datang ke salon, aku pasti memperhatikan makan siangmu. Jadi kupikir kau pasti suka makanan pedas, gurih, dan sedikit asam. Tapi, berhentilah panggil aku pak. Aku bukan atasanmu lagi, dan aku tak setua itu."

Raut wajah keduanya menunjukkan bahagia yang bahkan tak pernah dilihat orang lain. Sambil makan siang, mereka berbagi cerita selama Alana tak lagi bekerja di salon.

"Mas Revan, kau memang tak berubah. Selalu saja berusaha untuk membuatku tertawa. Aku bahkan selalu berfikir apa kau ini seorang CEO dan pemilik salon atau pelawak lenong," ungkap Alana yang membuat keduanya tertawa.

Namun kebahagiaan keduanya tak bertahan lama. Aravind datang menghampiri keduanya sambil membawa sebuah senjata api yang di arahkan pada Revan.

Duarrr!

Alana terbangun dari mimpinya, di lihatnya ruangan yang sama sekali tak dia kenali. Tangannya masih tergenggam oleh Aravind yang sedang terlelap di kursi samping ranjangnya.

"Kenapa aku bisa ada di sini? Ahhh," rintihan Alana saat perut bawahnya mengalami keram hebat.

Aravind terbangun, menatap Alana yang tengah meringis kesakitan.

"Akan ku panggilkan dokter sekarang juga."

"Tak perlu, aku hanya butuh sesuatu," ucap Alana yang malu menjelaskannya. Aravind sama sekali tak paham dengan sesuatu yang di butuhkan istri kontraknya.

"Apa? Sesuatu apa, aku tak mengerti!"

"Aku butuh... Pembalut," ucapnya lirih, hanya terdengar seperti bisikan.

Aravind pun segera pergi dari kamar rawat Alana menuju minimarket terdekat. Sementara itu Alana mengecek ke toilet, memastikan jika dirinya sedang datang bulan.

Gadis itu tersenyum, karena kehamilannya bulan ini pun tak terjadi. Masih ada waktu 50 hari baginya agar bisa lepas dari perjanjian ini.

Sementara Aravind, terlihat kesal karena Alana tak kunjung hamil. Dia takut, jika dalam waktu dekat gadis itu akan menagih janji padanya untuk membebaskannya.

"Kenapa aku harus menjanjikannya seperti itu? Kenapa aku harus memberinya waktu 3 bulan? Tapi lihat saja, kau tak akan pernah aku bebaskan Alana. Aku bersumpah kau tetap milikku, hanya milikku," gerutunya dalam mobil saat perjalanan menuju rumah sakit.

Aravind yang sudah sampai, masuk ke ruangan Alana dan memberikan pesanannya. Alana segera ke toilet dan memakai alat itu, sementara Aravind mengecek ponselnya dan mengabari sekretarisnya jika dia tak bisa datang ke kantor.

"Kau membuatku tak bisa masuk ke kantor hari ini," gerutu Aravind yang membuat Alana terdiam.

"Aku tak memintamu untuk menemaniku di sini. Jika mas mau ke kantor, tinggal pergi saja. Aku bisa pulang naik taksi," ucap gadis itu santai.

"Keadaanmu masih lemah, apalagi kau tinggal sendiri di rumah. Hari ini aku akan merawatmu, dan menyiapkan makan untukmu."

Alana tak merespon, baginya itu hal yang sudah sewajarnya karena dirinya sakit akibat kebrutalan Aravind semalam.

"Kau seperti monster semalam, aku sangat takut dan juga sakit," lirihnya yang membuat Aravind terdiam.

"Karena kau yang telah membangkitkan monster itu, Alana. Aku tak suka dengan penampilanmu kemarin. Apa kau berniat menggoda pria lain dengan penampilanmu itu?" Gerutu Aravind yang memperlihatkan kecemburuannya.

"Memangnya apa hak mu mas? Bahkan kita menikah dan tinggal bersama hanya untuk sementara, setelahnya aku akan bebas. Lalu bertemu dengan jodohku yang sebenarnya."

•••

Keadaan Sari belum membaik pasca satu bulan perawatan di rumah sakit. Wanita paruh baya itu belum sadar, dan masih terbaring.

Kabar terbaru dari kepolisian menunjukan jika kecelakaan yang di alami karena mobilnya mengalami rem blong. Banyak sekali kejanggalan dalam kecelakaan yang di alami oleh Sari, seolah ada seseorang yang sengaja ingin melenyapkannya.

Sementara itu Aravind, hanya menemukan beberapa carik kertas dalam amplop yang ada di mobil ibu mertua. Amplop bertuliskan namanya itu hanya berisi kertas diagnosa rumah sakit bersalin dan juga beberapa kertas jadwal kepergian Jeselyn selama ini.

"Rumah sakit bersalin? Maksudnya apa?" Gumam Aravind yang bertanya-tanya karena kertas itu telah tercabik akibat kecelekaan.

Dia pun memerintahkan pada orang kepercayaannya untuk mengirim kertas itu ke rumah sakit tempat Gian bekerja.

Sambil menunggu kabar, Aravind membuka laptopnya lalu melihat beberapa video CCTV. Tanpa Alana sadari, jika suami kontraknya kini mengawasi setiap gerak-geriknya lewat CCTV.

Namun hingga kini tak ada yang mencurigakan dari Alana. Kegiatan gadis itu hanya sekedar membersihkan rumah, memasak, dan mencuci pakaiannya.

"Apa aku sewa ART saja, bisa jadi dia tak kunjung hamil karena kelelahan."

Mengawasi Alana seolah menjadi kegiatan wajib baginya sekarang. Ada rasa takut jika tiba-tiba gadis itu pergi tanpa izin darinya.

"Mau kemana dia?" Tanya Aravind yang melihat Alana kini sudah berganti pakaian.

—"Mas, aku mau pergi ke salon. Rasanya rambutku sudah terlalu panjang."

Aravind membaca pesan dari Alana, dan kini tahu tujuan gadis itu pergi. Namun hatinya tetap merasa tak enak, dan menyuruh orang kepercayaannya untuk mengikuti istri kontraknya itu.

"Kenapa aku melakukan hal yang bahkan tak pernah ku lakukan pada Jeselyn? Kenapa Alana membuatku seperti ini?" Gumamnya yang tak percaya jika pikiran dan perasaannya menggila karena Alana.

Sementara itu, Alana sampai di salon tempatnya bekerja dulu. Di lihatnya Sita dan Wulan sedang mengurusi pelanggan dan Nuke yang ada di bagian resepsionis.

"Selamat siang," sapanya pada orang-orang yang ada di sana. Wulan menatap lama gadis yang baru saja masuk, dan mulai sadar jika itu adalah Alana.

"Lana, ya ampun. Aku tak sadar jika ini kamu, kamu semakin cantik," ucap Wulan yang langsung memeluk gadis itu dengan erat. Begitupun Sita dan Nuke yang ikut memeluknya.

"Bagaimana kabarmu, Alana?" Tanya Sita sambil memegang pundak Alana.

"Aku baik. Kak Sita juga bagaimana?"

"Aku sangat baik. Wulan benar, kau ternyata banyak berubah... "

"Siang!" Suara seorang pria membuat semua orang menoleh, begitu Sita dan Alana yang sedang berbincang.

"Lihatlah, siapa yang ada di sini!" Ucap Wulan sambil menunjuk Alana.

Revan tersenyum lebar, karena dia sudah lebih dulu tahu jika gadis itu akan berkunjung ke salon miliknya.

"Kak Sita, aku ingin potong rambut. Jangan terlalu pendek, hilangkan saja rambut bercabangnya," ucap Alana yang langsung duduk di kursi pelanggan.

"Baiklah, serahkan padaku," ucap Sita yang tak ragu dengan kemampuannya.

Revan berdiri sambil melipat tangan di dada, memperhatikan Alana pada cermin di hadapannya. Alana yang sadar merasa tersipu, dan mengalihkan pandangan pada hal lain.

Sementara itu, Aravind menerima pesan dari orang kepercayaannya. Beberapa foto Alana yang berada di salon, sesuai dengan pesannya.

Namun, ada satu hal yang sedikit mengganjal. Di salah satu nampak Revan dan Alana yang tersenyum dan saling bertatapan.

"Revan? Apa dia mengenal Alana?"

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Fitri Widia: Terima kasih 🥺🙏
total 1 replies
partini
waduh waduh imbalannya tempik
partini
ibunya lagi main kah
partini
good
Fitri Widia: terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!