Ikatan Dua Jiwa

Kini semua murid telah berkumpul di aula. Bai Ruyi yang baru datang mendapat tatapan berbeda dari setiap murid. Mengacuhkannya, Bai Ruyi pergi ke barisan murid Sakte Teratai.

''Ruyi kau benar-benar keturunan Klan Bai? Ruyi jangan diam saja, ceritakan padaku bagaimana kau bisa menjadi keturunan Klan Bai. Bicaralah, tunggu jangan bicara dulu! Bukankah tadi kau bersama Zhu Ying, apakah dia sudah lupa kejadian kemarin. Dia tidak akan balas dendam padaku kan, Bai Ruyi cepat bicara, kenapa kau selalu diam saat aku bertanya?''

''Kau berisik.'' Bai Ruyi menghela nafas lelah, bagaimana dia bisa menjawab jika Chen Lai saja tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.

Saat itu Zhao Hua datang, berdiri di depan semua murid.

''Nona Zhao.''

''Selama pelatihan tiga bulan ini tunjukkan kemampuan kalian. Pertama tulis nama dan asal kalian!''

Layar lebar muncul di udara, masing-masing murid mendapatkan kuas. Salah satu murid maju dan menulis nama dan asalnya pada layar lebar.

Seketika sebuah nama muncul dan kuas yang dia pegang berubah menjadi tanda pengenal.

''Tempat tinggal kalian di halaman barat, nanti pria bayangan akan menunjukkan jalan. Tanda pengenal itu bisa kalian bawa untuk membuka ruangan sesuai kemampuan kalian.''

''Selanjutnya!''

Para murid bergiliran menuliskan nama mereka. Sementara Bai Ruyi yang tidak memiliki kuas hanya bisa diam.

''Bai Ruyi kau tidak menulis namamu? Eh kau tidak punya kuas? Apakah Nona Zhao lupa memberimu kuas?''

''Aku tinggal di halaman timur.'' Mendengar perkataan Bai Ruyi para murid tidak terima.

''Kenapa kau harus tinggal di halaman timur?''

''Bukankah karena dia dari Klan Bai.''

''Ini tidak adil!''

''Benar, kita semua datang bersama untuk pelatihan. Harusnya tidak ada perlakuan istimewa...''

''Diam!'' Runcing pohon melayang di atas kepala setiap murid membuat mereka terdiam.

''Salahkan saja tidak memiliki marga Bai di depan nama kalian. Bahkan jika punya, tidak tahu berapa lama akan hidup.''

''Lanjutkan, malam ini jangan ada yang berkeliaran!''

****************

Awan-awan perlahan menutupi cahaya bulan, menambah suasana legam. Angin bersiul, menggesekkan ranting-ranting. Cahaya cermin sejernih air, ujung kaki mengetuk mengeluarkan cahaya, menyebar bagai riak air.

Dalam sekejap dunia lain terbentuk, Lin Yi Yue berada di antara ribuan bintang. Tiga bola melayang mengelilinginya. Tangannya terulur mengambil salah satunya.

Puluhan kunang-kunang berenang di dalamnya, bersama menggambar pulau-pulau bagai peta dunia. Satu cahaya meredup, tangannya menembus bola mengambil kunang-kunang.

Tanpa cahaya kunang-kunang hanya lalat yang kehilangan arah. Jatuh dan hancur menjadi serpihan debu. Bola melayang bebas, ujung kaki mengetuk, kembali berdiri di atas cermin.

****************

Pagi harinya, Bai Ruyi mengalami masalah. Ada benda berat yang menimpa tubuhnya, membuatnya sulit bergerak. Kelopak mata terbuka, benda hitam licin dan sedikit bau?

''Benda mengerikan apa ini!''

Jarinya dengan hati-hati menyentuh, ''I-ini... Apakah monster!''

Pedang melesat, menusuk. Namun sebuah perisai terbentuk, pedang memantul.

''Bai Ruyi kau gila! Beraninya kau menyentuh rambutku dengan pedangmu itu!''

''Hah!''

''Apa! Kau pikir aku monster, brengsek!''

Lin Yi Yue bangkit dari atas tubuh Bai Ruyi, menendangnya.

''Aakh! Aku mana tahu itu kau... Berat sekali!''

''Berat, kau bilang aku berat!'' bantal melayang, Bai Ruyi kembali jatuh.

''Si-siapa yang bilang berat, mak-maksudku... ini kamarku kenapa kau bisa ada di sini?''

''Kau belum bisa menggunakan kekuatan Klan Bai, jadi aku hanya bisa memelukmu.''

''Owhh, karena kau sudah memeluk kenapa tidak kembali?''

''Kau mengusirku?'' Lin Yi Yue mengangkat bantal.

''Tidak, tidak kau bisa berada di sini selama yang kau inginkan. Bukankah aku yang dirugikan kenapa malah dia yang marah?''

''Tiga bulan pelatihan, oh tidak aku akan tinggal di sini mulai sekarang. Apakah setiap hari akan ada adegan ini, penyiksaan! Sungguh iri dengan murid yang lain...''

''Kau mengatakan sesuatu?''

''Hah, tidak ada. Aku akan berganti pakaian kau...''

Lin Yi Yue pergi, bantal jatuh. Dan Bai Ruyi menghela nafas, lelah.

****************

Di aula semua murid telah berkumpul, tapi sudah dua jam Zhao Hua atau pun Lin Yi Yue tidak datang. Para murid mulai bosan, ada yang bermain kartu, menjelajahi aula juga ada murid perempuan sibuk bergosip.

''Kenapa membangun patung sangkar di sini, terlihat aneh.''

''Jangan menyentuh sembarangan, kulihat ada belasan formasi tersembunyi di sini.''

''Tampaknya kau adalah Ru Lang si jenius formasi dari Sakte Awan.''

''Tidak boleh disebut jenius, kau...''

''Si Jie'er dari Sakte Bulan, ini Li Yao adik seperguruan ku.'' Si Jie'er menarik wanita bercadar ke sampingnya.

''Tuan Muda Ru, kau bilang ada belasan formasi di aula ini. Apa kau tahu formasi apa saja?'' 

''Aku hanya tahu beberapa formasi pertahanan, formasi lainnya saling terikat.''

''Begitu banyak formasi, mungkinkah ada rahasia di aula ini?''

''Jika ingin mati coba saja!'' Li Yao melirik pemuda yang bicara.

''Formasi di sini rumit, jangan sampai menyinggung Zhu Ying.''

''Zhu Ying hanya Penguasa Paviliun Bai Yue, mungkinkah dia berani menyinggung Ayah ku, Kaisar Langit.''

''Siapa dia?''

''Lu Zhang, pangeran ke tiga.''

Bai Ruyi dan Chen Lai menonton keributan di depan, sampai Lu Zhang datang bersama pengikutnya.

''Lalu siapa orang di sampingnya.''

''Su Yan pengikut setianya... Ngomong-ngomong ini sudah lebih dua jam dimana Zhu Ying dan Nona Zhao. Jika mereka tidak segera datang aku yakin akan ada keributan.''

Benar saja keduanya melihat Lu Zhang mulai ribut dengan Si Jie'er. 

''Sebentar lagi juga datang.''

''Kau mengatakan itu sejam yang lalu. Semalam bagaimana tidurmu, apa aku mulai merindukanku? Di halaman timur kau hanya tinggal sendiri...''

''Hua Hua apakah perlu mengenakan pakaian ini?''

Lin Yi Yue dan Zhao Hua memasuki aula, para murid segera menghentikan kegiatan mereka. Lin Yi Yue merobek jubah luarnya. Api menyala, membakar jubah itu hampir mengenai salah satu murid.

''Eh! Kau baik-baik,'' api padam namun hawa panas masih menyengat memenuhi aula. ''Aku bukan sengaja melemparnya ke arah mu.'' Lin Yi Yue menyatukan kedua tangannya sebentar sebagai permintaan maaf, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Ru Lang membuka kipasnya, dalam sekali kibasan angin sepoi menghilangkan hawa panas.

''Apa yang ingin kau lakukan?'' Zhao Hua menahan tangan Lin Yi Yue. 

''Memotongnya, pakaian ini sangat panjang membuatku susah berjalan.''

''Lakukan sesukamu.'' Zhao Hua memutar matanya malas.

''Sepertinya kalian sudah lama menunggu. Oh benar kalian belum mengetahui peraturan Paviliun. Hua Hua kau beritahu mereka, aku pergi dulu!''

''Yi Yue kau...'' Lin Yi Yue sudah pergi dari aula, Zhao Hua menghela nafas kesal. 

''Semuanya hari ini aku akan memberi kalian tugas pertama. Tapi kalian harus mengetahui peraturan Paviliun Bai Yue dulu.''

''Seperti yang ku katakan kemarin, selain halaman utama dan halaman timur kalian bisa pergi ke manapun.''

Zhao Hua mengulurkan tangannya, sulur-sulur tanaman mulai menganyam membentuk papan. Di atasnya semua peraturan tertulis jelas.

''Kalian bisa membacanya sendiri.'' Zhao Hua berjalan keluar. 

''Sedangkan untuk tugas pertama, menanam dalam waktu tiga hari. Kemampuan akan dihitung berapa lama tanaman kalian hidup!''