NovelToon NovelToon
七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Tujuh dunia kuno berdiri di atas fondasi Dao, dipenuhi para kultivator, dewa, iblis, dan hewan spiritual yang saling berebut supremasi. Di puncak kekacauan itu, sebuah takdir lahir—pewaris Dao Es Surgawi yang diyakini mampu menaklukkan malapetaka dan bahkan membekukan surga.

Xuanyan, pemuda yang tampak tenang, menyimpan garis darah misterius yang membuat seluruh klan agung dan sekte tertua menaruh mata padanya. Ia adalah pewaris sejati Dao Es Surgawi—sebuah kekuatan yang tidak hanya membekukan segala sesuatu, tetapi juga mampu menundukkan malapetaka surgawi yang bahkan ditakuti para dewa.

Namun, jalan menuju puncak bukan sekadar kekuatan. Tujuh dunia menyimpan rahasia, persekongkolan, dan perang tak berkesudahan. Untuk menjadi Penguasa 7 Dunia, Xuanyan harus menguasai Dao-nya, menantang para penguasa lama, dan menghadapi malapetaka yang bisa menghancurkan keberadaan seluruh dunia.

Apakah Dao Es Surgawi benar-benar anugerah… atau justru kutukan yang menuntunnya pada kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Langit di atas Sekte Azure Cloud sore itu dipenuhi cahaya keemasan, seolah surga sendiri ingin menyaksikan perubahan besar yang tengah terjadi.

Seluruh sekte dipenuhi desas-desus tentang nama yang beberapa hari lalu masih dipandang hina—Ling Xuanyan.

Murid-murid yang dulu menertawakan dan menghina kini hanya bisa menunduk malu ketika nama itu disebut. Bahkan para elder yang sempat ikut mencurigai, kini tak bisa lagi mengabaikan kenyataan.

Jianyu, murid kebanggaan Yanshan, terkapar di ambang hidup dan mati. Sementara Yanshan sendiri dikabarkan sedang mengurung diri dalam pelatihan tertutup, berusaha memulihkan inti spiritualnya yang retak karena kekuatan es surgawi Xuanyan.

Bagi sebagian besar orang, itu bukan sekadar kekalahan—itu tamparan yang keras.

Di paviliun utama, suasana khidmat menyelimuti ruangan besar berhias ukiran naga dan burung phoenix. Di tengah ruangan, Xuanyan berlutut dengan tenang. Wajahnya masih menyimpan bekas lelah, namun sorot matanya kokoh seperti gunung.

Di hadapannya, Patriark Ling Tianyao duduk di kursi utama. Di sisi kanan dan kirinya, empat elder terkemuka hadir, termasuk Han Qing—guru Xuanyan. Tatapan Han Qing penuh kebanggaan, seolah segala penderitaan muridnya akhirnya terbayar lunas.

Xuanyan menundukkan kepala dalam-dalam, suara hormatnya bergema tegas.

“Junior Ling Xuanyan memberi hormat kepada Patriark dan para Elder.”

Tianyao tersenyum, ia tertawa kecil. “Xuanyan… kau telah membuktikan dirimu dalam pertandingan hidup dan mati. Kau mengejutkan kami semua, bukan hanya dengan kemenanganmu, tetapi juga dengan kekuatan Dao es surgawimu yang unik.

Selama ini, kami terlalu dangkal menilaimu. Kami kira kau benar-benar sampah, padahal kenyataannya kau hanya belum menemukan jalan kultivasi yang tepat. Hari ini, kau berdiri di hadapan kami bukan sebagai murid biasa… tetapi sebagai kebanggaan sekte ini.”

Suara Tianyao penuh wibawa, membuat para elder yang lain mengangguk setuju.

Han Qing bahkan tersenyum lebar, matanya bergetar menahan emosi.

Tianyao melanjutkan, “Dengan kebangkitanmu, aku menyatakan bahwa mulai hari ini, kau akan menjadi salah satu kandidat Putra Suci Sekte Azure Cloud. Kau akan bersaing dengan para jenius lain untuk mendapatkan gelar itu.”

Suasana ruangan langsung bergemuruh. Menjadi kandidat Putra Suci bukanlah kehormatan biasa—itu berarti Xuanyan diakui secara resmi sebagai salah satu pilar masa depan sekte.

Xuanyan mengangkat kepalanya perlahan. Wajahnya tetap tenang, namun suaranya penuh keteguhan.

“Terima kasih atas pujian dan kepercayaanmu, Patriark. Saya akan mengambil kesempatan ini dan bersaing dengan para kandidat lain. Saya berjanji, akan terus bekerja keras agar sekte Azure Cloud semakin berjaya di seluruh daratan.”

Tianyao tertawa lebar, sorot matanya penuh kepuasan. “Hahaha! Bagus! Itu yang kuinginkan. Aku akan memegang kata-katamu, Xuanyan.”

Han Qing mengangguk sambil berkata, “Muridku akhirnya benar-benar bangkit… Aku tak pernah salah menaruh harapan padamu.”

Xueya yang duduk di samping Tianyao tersenyum tipis, wajahnya lega seolah sebuah beban besar terangkat dari hatinya.

Setelah pertemuan selesai, Xuanyan keluar dari paviliun utama. Udara sore yang sejuk menyambutnya, bersama langkah ringan seorang gadis yang berjalan di sisinya.

Yueran.

Ia menatap Xuanyan dengan senyum lembut yang jarang terlihat. “Kau benar-benar tidak mengecewakan harapanku, Xuanyan. Kau memberi kejutan besar untuk semua orang. Siapa sangka kau bisa menembus Qi Refining dalam waktu sesingkat ini?”

Xuanyan hanya menanggapi dengan senyum tipis, sedikit canggung.

Yueran melanjutkan, nadanya separuh kesal, separuh kagum. “Padahal aku, yang dianggap jenius, butuh enam bulan untuk sampai ke sana. Dan kau… hanya lima hari? Itu sangat tidak adil.”

Xuanyan menggaruk tengkuknya dengan ekspresi kikuk. “Itu hanya keberuntungan, Kak Yueran…”

“Keberuntungan?” Yueran mendengus, lalu matanya melembut. “Kau bukan hanya menang melawan Jianyu… kau bahkan berhasil melukai Yanshan. Padahal ranahnya jauh di atasmu. Itu bukan sekadar keberuntungan, Xuanyan.”

Xuanyan menghela napas. “Kak Yueran terlalu memuji. Aku hanya beruntung dalam inner art… jika Yanshan memilih duel fisik, aku pasti sudah kalah dalam satu serangan.”

Pang!

Tiba-tiba Yueran memukul punggung Xuanyan cukup keras.

“Aduh!” Xuanyan meringis, wajahnya kesakitan.

Yueran tertawa riang, “Kau selalu merendah seperti biasanya. Aku sempat khawatir kau akan menjadi angkuh setelah semua ini. Tapi ternyata, kau masih Xuanyan yang dulu.”

Xuanyan tersenyum pahit. “Tidak ada gunanya bersikap angkuh. Dunia ini luas, banyak orang yang jauh lebih kuat dariku. Keangkuhan hanya akan menghancurkan seseorang perlahan.”

Yueran terdiam sebentar, lalu terkekeh pelan. Tatapannya melembut, bibirnya melengkung dalam senyum yang membuat Xuanyan seketika gugup.

“Itulah… yang membuatku menyukaimu.”

Xuanyan membeku di tempat. Wajahnya seketika memerah, bahkan telinganya panas. Ia menoleh cepat, seolah mencari udara segar untuk menghindari tatapan Yueran.

Yueran menahan tawa, menikmati wajah canggung Xuanyan. Lalu, dengan suara lembut, ia berkata, “Oh ya… karena kau sekarang kandidat Putra Suci, sepertinya kita akan bertemu di arena nanti. Jadi, bersiaplah. Aku tidak akan mengalah sedikitpun.”

Xuanyan menatap Yueran, dan untuk pertama kalinya dalam pembicaraan itu, sebuah senyum percaya diri muncul di wajahnya.

“Itu yang kuharapkan.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!