Merebut Cintamu

"Tapi kamu ga apa? Aku sama kamu pisah kantor. Sebenarnya aku cemas loh, masih ada aku saja pada berulah apalagi ga ada aku?". Arlan memperlihatkan wajah kesal. Revita langsung tau apa yang Arlan maksud. Fans fansnya yang merepotkan itu.

"Aku juga males sih ga bisa liat kamu lagi di kantor. Apa aku pindah kerja saja ke kantor papa?". usul Revita. Arlan berpikir sejenak. Kalau Revita pindah ke perusahaan papanya Arlan tidak perlu cemas karena di sana ada Kevin yang pasti akan mengawasi Revita. Tapi tetap saja mereka jarang bertemu. Arlan punya ide yang lebih baik.

"Bagaimana kalau kamu sabar dulu. Aku akan Carikan posisi yang tepat di cabang baru. Kamu aku pindah jadi kita bisa kerja sama-sama lagi". ide Arlan luar biasa bagi Revita. Dia hanya perlu bersabar agar bisa bekerja bersama lagi dengan Arlan. Revita pun setuju. Arlan merengkuh Revita dengan sayang. Dalam hati dia ingat perkataan Restandi agar tidak buang-buang waktu untuk hal yang tidak penting dalam hubungannya dengan Revita.

Armando sudah di rumah ketika Restandi datang mengantar Arleta.

"Wah adikku di tempel terus nih". Armando menyindir Restandi yang tersenyum malas.

"Kamu kan tau di luar sana ada serigala berbulu domba yang masih mengejar adikmu". Restandi membuat alasan. Yang di maksud yaitu Kevin, untung saja Arleta sudah masuk ke kamarnya.

"Waktumu begitu banyak aku curiga, kau ini betul ga dokter ahli yang ternama". Armando merasa tidak adil. Dia saja harus pulang malam dalam mengurus pekerjaannya tapi dokter yang satu ini malah bebas berkencan dengan adiknya.

"Aku bukan orang yang aji mumpung. Aku hanya menangani kasus-kasus sulit saja. Yang lain ku serahkan pada para asistenku. Mereka juga butuh jam terbang agar bisa jadi dokter ahli". jelas Restandi.

"Aku sih percaya kemampuanmu. Kau memang ahli di meja operasi juga operasi di lapangan". Armando tertawa mengejek. Kakak Arleta ini walau wajahnya mirip tapi sifat dan perangainya berbeda jauh. Kata-katanya pedas dan dia angkuh. Tidak bisa langsung ramah pada setiap orang. Tapi Restandi sudah kebal pada Armando. Restandi tau yang di maksud operasi lapangan oleh Armando adalah upayanya dalam mendapatkan Arleta.

"Yah habis bagaimana lagi, adikmu wanita yang sangat berharga untuk di lepaskan". Restandi tidak mengelak. Dia merasa apa yang di lakukan untuk mendapatkan Arleta sah saja. Toh dia tidak melakukan kejahatan.

"Aku berharap kau betul-betul membuatnya bahagia". kata Armando lagi. Dia percaya pada Restandi maka dia biarkan Restandi melakukan apa yang dia mau untuk mendapatkan Arleta.

"Kau tau wanita itu datang ke Jakarta?". tanya Restandi.

"Siapa?Melani?". Armando terkejut.

"Betul. Dia mengejar Kevin ke sini".

"Kau tau darimana?". tanya Armando ingin tau.

"Arleta yang bilang. Aku sudah menyelidikinya, dia masih di sini". jawab Restandi.

"Gila. Jadi Arleta melihatnya. Dia masih berhubungan dengan Kevin?". Armando menahan kemarahannya.

"Tadinya aku berharap begitu. Tapi ternyata Kevin sudah membuangnya". Restandi berkata sinis.

"Kau tau wanita itu di mana?". tanya Armando.

"Tentu saja tau". jawab Restandi.

Melani, wanita kelahiran Amerika. Datang ke Singapore bersama kekasihnya dan memulai karir sebagai model. Melani datang pada agen yang salah, sehingga karirnya tidak bersinar. Kekasihnya memperkenalkan pada kehidupan bebas sebelum meninggalkannya kemudian. Kevin kekasih Melani yang kedua, mengajaknya tinggal bersama di apartemen nya. Melani tau Kevin memiliki kekasih dan satusaat akan menikah tapi dia tidak perduli. Dia butuh tempat bersandar dan Kevin adalah orang yang tepat. Walaupun dia tau Kevin mencintainya tapi memberinya kemewahan dan baik padanya. Meski dia harus membayar dengan tubuhnya. Awalnya Melani menggoda Kevin karena dia di tinggal kekasihnya dan Kevin pun sendirian.Godaannya di sambut Kevin hingga mereka jadi sepasang kekasih. Tapi hubungan mereka tidak berlangsung lama. Kevin meninggalkannya karena Arleta mengetahui hubungan mereka. Melani menyusul Kevin ketika dia tau Kevin sudah berpisah dengan Arleta. Tapi Kevin tidak mau menerimanya lagi. Sekarang Melani tidak tau harus bagaimana. Dia berpikir untuk menata karirnya lagi. Mungkin di Indonesia dia bisa menekuni lagi dunia modeling. Armando membaca berkas yang di berikan Restandi. Itu penuturan Melani pada seseorang yang mencoba berteman dengannya. Tentu saja orang itu adalah suruhan Restandi. Wanita ini mencoba peruntungannya pada Kevin pikir Armando. Ternyata dia gagal. Armando meraih ponselnya dan menghubungi Restandi yang langsung di jawab pria itu.

"Halo".

"Mulai saat ini aku ambil alih. Melani menjadi urusanku". kata Armando tegas.

"Ok, kalau itu maumu". Restandi memutus kontak dengan Armando. Dia tidak punya gambaran apa yang akan dilakukan pria itu.

Arleta sedang sibuk membuat laporan klinik untuk mamanya. Dia belum sempat makan siang. Tiba-tiba pintu ruang kerjanya di ketuk lalu masuklah Diana dengan tersenyum menis. Diana salah satu dokter kulit yang membantu Arleta di klinik.

"Bos cantik ga makan siang?". tanya Diana sambil menyodorkan paket makan siang yang di bawanya.

"Tumben nih ngajak makan siang bareng. Biasanya kalau istirahat sudah menghilang makan siang di luar". kata Arleta menanggapi Diana. Dia tau kebiasaan gadis manis itu selalu makan siang di luar.

"Sekali-sekali dong makan siang sama aku". Diana merayu. Arleta menghentikan kegiatannya lalu duduk bersama Diana untuk makan. Semula dikiranya yang mengetuk pintu Restandi. Dari pagi tunangannya itu tidak memberi kabar.

"Arleta cantik, tau ga kemarin aku ke mal trus ketemu dokter ganteng namanya Norman Dari. Katanya dia kerja di rumah sakit Sentosa. Itukan rumah sakit dokter Restandi". Ah sekarang Arleta mengerti maksud dari dokter manis ini.

"Terus?". Arleta berlagak bodoh.

"Kamu ih, aku tuh pingin ketemu lagi sama dia". Diana langsung cemberut kesal.

"Kenapa ga minta nomernya?". Arleta merasa dapat hiburan siang ini.

"Malu tau". Diana tau Arleta mengganggunya. Tapi gimana lagi, dia yang butuh Arleta .

"Kalau malu ga usah tanya-tanya dong". Arleta masih bertahan.

"Jahat ih, aku sudah bawa makan siang nih. Kesukaanmu pula". Diana masih merayu.

"Nanti aku ganti makan siangnya". Arleta kejam sekarang. Diana tidak tau harus bagaiman lagi . Tapi di lihatnya Arleta meraih ponselnya. Arleta menelpon Monika menanyakan tentang Restandi. Ternyata benar Restandi sibuk. Ada dua operasi besar hari ini. Lalu Arleta bertanya tentang dokter Norman Sati pada Monika . Ternyata dokter itu termasuk asisten Restandi, namun hari itu tidak ada di rumah sakit. Arleta lalu menggoda Monika. Dengan mengatakan tolong ingatkan dokter pujaannya untuk makan siang. Monika tertawa di seberang sana tapi berjanji menyampaikan.