Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Bab Satu

"Akhirnya aku bisa memakai baju toga ini," gumam Khanza. Dia berjalan menyusuri jalan setapak di kampus.

"Selamat tinggal kampus, mulai besok aku bisa fokus dengan pekerjaanku saja," ucap Khanza bermonolog pada dirinya sendiri.

Khanza merasa sangat bahagia dan bangga setelah merayakan wisudanya. Dia telah melewati perjalanan panjang sebagai anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan, dan kemudian harus mandiri dan membiayai sendiri hidupnya setelah dewasa.

Menyelesaikan pendidikan S1 bukanlah hal yang mudah bagi Khanza, tetapi dia telah bekerja keras dan berjuang untuk mencapai tujuannya. Rasa bangga dan bahagia yang dirasakannya saat ini adalah hasil dari kerja keras dan ketekunannya.

Khanza mungkin merasa bahwa semua perjuangannya selama ini telah terbayar, dan dia siap untuk menghadapi tantangan baru di masa depan. Wisuda ini bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, tetapi juga merupakan bukti bahwa dia dapat mengatasi kesulitan dan mencapai kesuksesan meskipun memiliki latar belakang yang sulit.

"Akan aku buktikan pada dunia, jika aku bisa sukses walau hanya anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan," ucap Khanza pada dirinya sendiri.

Saat Khanza sedang asyik berjalan, sebuah mobil berhenti di sampingnya. Dia tahu siapa pemiliknya. Semua mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini mengenalnya. Ryan, seorang anak pengusaha kaya raya.

"Khanza, kenapa jalan? Biar aku antar pulang," ucap Ryan. Sudah sejak lama pria itu mendekati Khanza, tapi gadis itu tak pernah menanggapi. Dia hanya ingin fokus kuliah.

"Terima kasih, Ryan. Aku naik angkot saja," balas Khanza. Dia menjawab sambil tersenyum. Tak ingin nanti di kira sombong.

Tiba-tiba mobil itu berhenti. Khanza juga ikut menghentikan langkahnya. Dari dalam mobil keluar Fanny. Dia menghampiri Khanza.

"Ayolah, Khanza. Sekali ini aja. Ikut dengan kami. Kita merayakan wisuda ini. Anggap saja ini sebagai acara perpisahan. Entah kapan kita akan bertemu lagi," ucap Fanny.

Khanza tampak ragu. Dia tak pernah pergi dengan teman sekampus. Setiap pulang kuliah, dia langsung kembali ke kost. Akan melakukan live untuk jualan produknya secara online.

"Aku mau jualan," ucap Khanza. Masih mencoba menolak.

"Sekali ini aja, Khanza. Masa sama teman sendiri kamu tak percaya. Kita hanya sekedar makan-makan di apartemenku saja. Setelah itu kamu boleh pulang. Entah kapan kita akan bertemu lagi. Kita akan sibuk dengan kegiatan masing-masing," ucap Fanny masih mencoba merayu Khanza.

Di dalam mobil yang di kendarai Ryan, ada Toni juga. Jika dia ikut berarti mereka akan berempat. Seperti dua pasang kekasih. Namun, jika dia terus menolak, dia juga tak enak hati. Sudah sering Fanny atau Ryan mengajaknya jalan, tapi tak pernah dia ikuti.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Khanza mengangguk juga sebagai tanda persetujuan. Fanny tampak senang melihat reaksi dari temannya itu.

Dia langsung mengajak Khanza masuk ke mobil. Ryan dan Toni tampak tersenyum dan saling pandang. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka.

"Apa aku boleh ganti baju dulu?" tanya Khanza. Dia merasa tak nyaman dengan baju kebaya yang sedang dikenakan.

"Kita hanya makan-makan di apartemenku, jadi aku rasa tak perlu ganti baju," jawab Fanny.

"Apakah lama?" tanya Khanza lagi. Fanny hanya tersenyum. Begitu juga dengan Ryan dan Toni. Mereka tak menjawab pertanyaan Khanza. Gadis itupun akhirnya diam saja. Merasa tak enak hati karena terlalu banyak bertanya.

Khanza merasa sedikit canggung dan tidak terbiasa dengan situasi sosial seperti ini. Dia tidak pernah pergi main ke mana pun sebelumnya, sehingga perjalanan menuju apartemen Fanny terasa begitu lama dan tidak nyaman baginya.

Saat teman-temannya bertanya, Khanza hanya menjawab dengan satu atau dua kata, tidak tahu bagaimana cara merespons dengan lebih baik. Dia merasa sedikit terintimidasi oleh situasi yang tidak familiar ini, dan tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan teman-temannya.

Khanza berharap bahwa dia bisa merasa lebih nyaman dan bisa berinteraksi dengan lebih baik saat sudah tiba di apartemen Fanny. Namun, untuk saat ini, dia hanya bisa mencoba untuk menikmati perjalanan dan berharap bahwa segalanya akan menjadi lebih baik nantinya.

Satu jam kemudian mereka sampai di apartemen milik Fanny. Mereka berempat menuju ke unit tempat tinggal gadis itu dengan menggunakan lift.

Sampai di depan apartemennya, Fanny langsung membuka pintu dan mempersilakan ketiga temannya masuk. Khanza memperhatikan ke sekeliling ruangan. Sedikit berantakan bagi dirinya yang suka kebersihan dan kerapian.

"Kenapa sepi? Kemana orang tuamu, Fanny?" tanya Khanza. Dia tak melihat siapa pun di dalam ruangan itu.

"Aku hanya tinggal sendirian. Kedua orang tuaku di luar negeri. Seminggu lagi aku juga menyusul mereka. Di sana Papi sudah memiliki usaha. Kerjasama dengan temannya yang bule. Sesekali aku pasti kembali ke sini," jawab Fanny. Mendengar jawaban dari temannya itu, Khanza tampak sedikit terkejut.

Fanny lalu mempersilakan Khanza duduk. Gadis itu tampak ragu setelah tahu kalau mereka hanya berempat di apartemen saat ini. Namun, untuk menolaknya dan langsung pergi dari apartemen itu tak mungkin.

"Aku pesan makanan dulu. Kalian mau apa?" tanya Ryan. Fanny dan Toni menyebut makanan apa yang mereka inginkan. Hanya tinggal Khanza.

"Kamu pesan apa, Khanza?" tanya Ryan dengan suara yang lembut.

"Aku nggak usah aja. Cuma sebentar'kan?" Khanza balik bertanya.

"Khanza, baru saja sampai, masa kamu sudah mikir pulang. Kamu tak suka ya sama kami bertiga?" tanya Fanny.

Pertanyaan Fanny membuat Khanza tampak sedikit merasa bersalah. Apa lagi dia melihat perubahan di wajah ketiga orang itu.

"Bukan begitu, Fanny. Aku harus live. Aku mencari uang dari menjual produk di salah satu media sosial. Aku tak punya siapa-siapa, jadi aku harus bisa mencari uang untuk biaya hidupku sendiri," jawab Khanza.

"Akan aku beli semua barang yang kamu jual nanti. Sekarang kita senang-senang dulu. Sekarang kamu sebutkan aja makanan yang kamu inginkan. Aku janji hanya sekali ini saja mengganggu kamu," ucap Fanny.

Akhirnya Khanza menyerah. Dia menyebutkan apa yang diinginkan. Ryan lalu memesan semua makanan yang diinginkan.

"Aku buatkan minum dulu. Kamu mau apa, Khanza?" tanya Fanny.

"Nggak usah repot-repot. Biar aku buat sendiri," ucap Khanza. Dia lalu berdiri dari duduknya.

"Kamu duduk saja. Sebagai tuan rumah, biar aku yang buat. kamu di sini saja. Aku buatkan jus jeruk aja ya untukmu?" tanya Fanny. Khanza lalu menganggukan kepalanya tanda setuju.

Fanny langsung ke dapur membuatkan air minum untuk ketiga sahabatnya dan juga untuk dirinya. Minuman yang buat Khanza ditaburinya sesuatu.

"Khanza, hari ini kita akan bersenang-senang!" ujar Fanny dalam hatinya.

**

Hai-hai, mama kembali datang dengan karya terbaru. Mama mohon dukungannya. Baca setiap update dan jangan menumpuk bab. Terima kasih. Lope-lope buat semuanya.

Terpopuler

Comments

Aisyah Ranni

Aisyah Ranni

Mama nama pemerannya bukan Zalina ya.soalny promo Novel di cerita Audi tertulis Zalina,Arumi,Arlo dan Ryan.

2025-05-26

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah ternyata uda banyak yah episodenya di sini mam😊😊😊

2025-06-01

1

Ida Nur Hidayati

Ida Nur Hidayati

kok tega ya merrka menjebak Kanzha yg baik dan yatim piatu lagi. semoga kslian mendspat balasan yang lebih menderita dari Allah.
mama Reni maaf baru hadir

2025-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!