NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Dua bulan bekerja Alvin, sudah mahir bahasa Inggris dan juga kinerjanya dari hari ke hari semakin bagus membuat Burhan merasa bangga dan tidak salah pilih.

"Alvin."

"Iya Pak,"

"Sekarang lagi pendaftaran mahasiswa baru untuk kuliah saya daftarin kamu kuliah ya." ucap Burhan membuat Alvin sedikit kaget.

"Tapi Pak--

"Gak ada tapi-tapian Alvin, kamu adalah laki-laki yang berkualitas harus di asah terus." ujar Burhan membuat Tono terdiam sejenak lalu ia mengangguk.

"Abua... Bua..." tiba-tiba suara Guntur terdengar membuat Alvin mencari sumber

suara.

"Eh kemana Bu?" tanya Alvin melihat Maya menggendong Guntur.

"Gak kemana-mana bosen aja di kamar

anak kamu ini pengen lihat suasana baru." jawab Maya membuat Alvin terkekeh begitu juga dengan Burhan.

Semakin kesini Maya tidak pernah bersedih lagi seperti dulu, hari-harinya sudah dipenuhi dengan Guntur.

"Eh anak Ayah ini mau kemana Nak?" tanya Alvin sambil mengusap rambut Guntur.

"Bubu Bu..."

"Iya iya sayang Ayah paham kok, anak Ayah ini udah abang-abang ya." jawab Alvin.

"Mau kemana AL?" tanya Maya melihat Alvin membawa-bawa ijazah.

"Mau daftar kuliah Bu." jawab Alvin membuat Maya kaget.

"Kuliah?"

"Iya Bu."

"Tapi kamu gak bawa Guntur kan kamu bakal pulang pergi aja gak sampe pindah?" tanya Maya yang dibalas anggukan oleh Alvin.

Ia paham Maya sudah sangat lengket dan Sayang pada Guntur.

"Ya udah Bu, Pak pamit dulu ya, doain sukses." ucap Alvin yang dibalas anggukan

oleh keduanya.

"Dada dulu Ayahnya." suruh Maya membuat alvin kembali mendekat lalu

mencium putranya.

"Baik-baik ya Nak jangan rewel, Ayah berjuang dulu semoga lolos." ucap Alvin, kemudian ia keluar dari ruangan Burhan.

Sampai di depan kantor Alvin hendak berangkat menggunakan motor karena Burhan memberikan motornya untuk di pakai Alvin sehari-hari.

"Mas!"

Alvin menoleh lagi-lagi ia harus

berhadapan dengan Dina, ia kembali melepas helmnya lalu ia menatap Dina dengan tatapan malas.

"Apa lagi?"

"Guntur mana? Sini anakku, aku mau bawa dia." ujar Dina dengan santainya membuat Alvin memutar mata malas.

"Anakmu? Dimana kamu saat dia butuh

Ibunya untuk menyusu, udahlah Dina ini gak bakalan ada habisnya kalo kita berdebat terus masalah Guntur." ujar Alvin membuat Dina menatapnya tajam.

"Kamu yang selalu mancing-mancing aku Mas, sekarang kamu sudah menggugat cerai maksud kamu apa?" tiba-tiba Dina emosi membuat Alvin menaikkan alisnya sebelah.

"Mau saya kita gak ada ikatan apa-apa lagi karena keliatan sekali Dina niat buruk kamu. Kamu hanya menginginkan uangku." jawab Alvin membuat Dina menarik nafas dalam- dalam.

"Gak Mas, aku mau rujuk."

Deg!

Alvin melihat Dina dengan tatapan

mengejek lalu ia geleng-geleng. Ternyata nyali

istrinya itu kuat juga demi uang.

"Maaf Din, aku gak bisa menjilat lidah kembali sekali tidak ya tetap tidak." ujar Alvin membuat Dina terdiam.

"Mas aku serius aku mau kita rujuk Sekarang cabut laporannya." ujar Dina lagi membuat Alvin tersenyum.

"Gak Din, gak mempan sekarang aku akui kamu cantik tapi kecantikan wajah kamu tidak sesuai dengan hati kamu yang terlalu busuk."

Ucapan Alvin membuat Dina ngepalkan tangannya tapi sebisa mungkin ia berusaha baik-baik pada Alvin.

"Jika kamu ingin bertemu Guntur nanti malam aku bawa dia ke rumah orang tuamu." ucap Alvin memberi jalan tengah.

"Kenapa harus ke rumah orang tuaku sekarang aja." bantah Dina.

"Karena orang tuamu lebih tulus ingin bertemu cucunya dibanding kamu." jawab Alvin membuat Dina lagi-lagi harus menelan

kekecewaan.

Setelah melihat Alvin menjauh Dina

langsung menggerutu.

"Sial! Kok bisa sih Mas Alvin makin keren aja tiap hari." gumamnya lalu berjalan menuju warung depan kantor Burhan.

"Bu, beli Aqua satu." ucap Dina sambil Matanya menatap lurus ke depan.

Beberapa saat kemudian ia sedikit kaget melihat perempuan menggendong Guntur dan ya jelas Guntur jauh berbeda dengan dua bulan yang lalu.

"Guntur." gumam Dina lalu ia buru-buru bangkit dari duduknya.

Dina berlari menuju parkiran karena ia melihat perempuan itu membawa putranya bersama laki-laki.

"Permisi." panggil Dina membuat keduanya menoleh.

"Iya," jawab Maya sambil mengusap-usap Guntur lembut.

"Ini Guntur?" tanya Dina hati-hati yang di balas anggukan oleh Maya.

"Iya ini guntur."

"Kenapa bisa sama Ibu?" tanya Dina mulai penasaran.

'Ini bukannya perempuan yang selalu hadang Alvin, istrinya Alvin kalo gak salah.' gumam Burhan dalam hati.

"Boleh saya minta anak saya."

Deg!

Maya kaget lalu ia menggeleng, Burhan yang melihat itu langsung menuntun Maya masuk ke dalam mobil.

"Kenapa harus masuk saya minta anak saya!" tegas Dina membuat Burhan tersenyum.

"Coba tanyain dulu sama Alvin karena selama ini yang saya lihat Ayah dan Ibu bayi ini ya cuma Alvin." jawab Burhan membuat Dina gelagapan.

"Kamu istrinya Dina kan yang ninggalin rumah sama anakmu sendiri?" lanjut Burhan membuat Dina mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Gak usah bahas sampe sana saya cuma minta anak saya!" tegas Dina membuat Burhan tersenyum lalu mengangguk.

"Iya sih sekarang kamu minta izin dulu sana Ayah Ibunya Guntur yaitu Alvin, minta izin dulu sana." lanjut Burhan lalu ia masuk ke dalam mobil.

"Shit!" umpat Dina.

Ia berbalik hendak kembali ke warung tadi namun lagi-lagi ia dikagetkan dengan Doni.

'Ini bukannya teman Mas Alvin kalo lagi nguli.' ucap Dina dalam hati.

Berbeda dengan Doni yang juga melihat Dina sedang memperhatikan dirinya.

'Ini Mak lampir ngapa bekeliaran mulu sih, kan bikin serem.' ucap Doni dalam hati.

"Mas kau temannya Mas Alvin kan?" tanya Dina yang dibalas anggukan oleh Doni.

"Mas Alvin sekarang kerja apa sih? Maksudnya kan dulu Kuli bangunan kok dekat malah pakai-pakai jas segala?" tanya Dina membuat Doni mengatur nafasnya berkali- kali.

"Ok Alvin kerja apa? Dia sekretarisnya bos ya mungkin dengan gaji-gaji 7-10 juta perbulannya." ucap Doni memanas-manasi Dina padahal dirinya tidak tau Alvin gajian berapa.

"Dan kenapa seorang kuli bisa berjas Pertanyaan ini gak cuma buat Alvin sih buat saya juga.

Sekarang saya nanya kalo orang yang

berjas itu dari golongan mana? Kuli bangunan gak boleh berjas?" tanya Doni balik membuat Dina bingung.

"Ya saya gak tau intinya saya nanya kenapa Mas Alvin begini." tegas Dina membuat Doni terkekeh.

"Kenapa ya? Um... setau saya Alvin itu orang yang ambisi sekali jadinya ia ingin membuktikan pada dunia kalo dia itu bisa sukses dan kaya.

Lebih tepatnya ini Alvin di fase

pembuktian gak cuma ngomong doang, gasi." lanjut Doni lalu ia meninggalkan Dina begitu saja.

Lagi-lagi Dina menarik nafas dalam-

dalam rasanya ia tidak percaya semua ini. Dina kembali ke warung untuk menenangkan hatinya.

'Aku harus bisa balikan sih apapun

caranya aku akan lakuin, mohon-mohon juga gak apa-apa.' ucap Dina dalam hati lalu ia kembali meminum Aqua di depannya.

"Harus dapat!" gumamnya tegas membut penjaga warung itu sedikit kaget.

'Anak muda zaman sekarang kenal sih? Eh tiba-tiba ngegas santai dong." kesal ibu penjaga warung itu.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!