【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 #
Lagi-lagi aku hanya menghela napas, aku pikir dia lelah. Jadi mungkin obat itu tak beraksi sebagaimana mustinya. Dan mungkin saja, bukan malam ini kesempatan kami. Akupun memutuskan untuk memejamkan mata dan tidur.
Namum saat tengah malam, aku justru terbangun saat mendengar suara yang tak asing ditelingaku.
Mas Chris, sedang duduk membelakangiku sambil melakukan sesuatu sendirian.
Apa? Dia melakukan hal yang yang tak seharusnya ia lakukan padahal dia memiliki istri? Mengapa dia menyenangkan dirinya sendiri dengan cara seperti itu?
Dadaku bergemuruh, kedua mataku memanas.
Aku di sini, istrimu di sini. Mengapa Mas Chris justru melakukan itu sendirian. Padahal, aku lama tak disentuh olehnya.
Dari balik punggungnya, aku bisa melihat Mas Chris begitu sibuk. Tidak berselang lama ia berhenti. Ia bangkit dan keluar dari kamar. Aku tidak kuasa untuk bertanya-tanya, aku berpura-pura tidur dan menangis dalam diam.
Bagaimana tidak, hatiku hancur, sangat hancur. Seburuk apa diriku hingga suamiku enggan menyentuhku? Dia lebih memilih untuk menyenangkan dirinya sendiri dari pada bersamaku.
Pagi-pagi sekali, aku terbangun dengan kedua mata yang sembab. Rasa sakitnya bahkan masih terasa hingga saat ini. Aku tidak bisa lagi berkata-kata, aku benar-benar kecewa.
Pukul enam pagi, makanan untuk sarapan sudah tersedia diatas meja makan. Mas Chris tampak sudah bersiap rapi, begitu pula dengan kedua adiknya.
"Kalian sarapan aja dulu, Mbak nanti aja." ucapku pada Andre dan Andra.
"Kenapa, Mbak?" tanya Andra.
"Nggak apa-apa. Lagi kurang enak badan aja." jawabku.
Sementara kedua adiknya penasaran, Mas Chris sama sekali tak menatapku. Suamiku itu hanya melirik lalu sibuk mengisi piring dengan nasi beserta lauk pauknya.
Aku kembali ke kamar, diam melamun di depan meja rias. Aku menatap cermin besar di hadapanku. Melihat lebih jelas wajah dan bentuk tubuhku saat ini, adakah yang berbeda?
Tidak berselang lama, Mas Chris kembali. Ia mengambil ponsel dan kunci motor di dekatku.
"Nanti mas pulang malam, nggak usah repot menelpon atau kirim pesan. Ganggu aja!" ketusnya. Jelas terlihat ia sangat tidak suka padaku.
"Aku? Ganggu?" tanyaku sambil menautkan kedua alisku. Aku menatapnya dengan amarah berkobar-kobar dalam dada.
Aku berdiri sejajar dengan Mas Chris, laki-laki itu memperhatikanku.
"Coba lihat aku, Mas. Lihat aku!"
"Kenapa denganku, Mas? Apa aku udah nggak cantik lagi di matamu? Apa tubuhku terlalu kurus? Terlalu gemuk? Aku harus apa agar kamu berubah?"
"Aku tau kok, kamu nggak mau berhubungan sama aku, tapi kamu justru melakukan...." Ah, aku tak mau melanjutkan ucapanku.
"Lalu, apa gunanya aku di rumah ini?"
"Apa aku disini cuma jadi pembantu, tukang bersih-bersih, tukang masak?"
"Jawab aku, Mas!"
Aku tidak lagi bisa menahannya, aki kesal, benar-benar kesal. Rasanya sudah cukup kesabaranku selama ini. Jika memang Mas Chris sudah tidak menginginkanku, bukankah lebih baik dia melepaskanku?
"Lebih baik kita bercerai kalau kamu memang udah nggak mau sama aku lagi." ucapku tegas.
Sungguh, sepanjang hidupku aku tidak pernah sekalipun berpikir untuk sebuah perceraian dalam hubungan rumah tangga kami. Namun, rasanya kini aku sudah tidak tahan.
Aku memang tidak kekurangan nafkah lahir, aku merasa cukup meskipun uang yang diberikan hanya bisa untuk makan dan membeli beberapa keperluan. Tapi, aku tak mempermasalahkannya asal rumah tangga kami rukun dan damai semuanya tidak masalah.