NovelToon NovelToon
Sang Pengasuh

Sang Pengasuh

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Tamat
Popularitas:31k
Nilai: 5
Nama Author: Kirana Putri761

Terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak pernah dia impikan membuat kehidupan Anik Saraswati menjadi rumit.

Pernikahannya dengan seorang dokter tampan yang bernama Langit Biru Prabaswara adalah sebuah keterpaksaan.

Anik yang terpaksa menjadi mempelai wanita dan Dokter Langit pun tak ada pilihan lain, kecuali menerima pengasuh putrinya untuk menjadi mempelai wanita untuknya membuat pernikahan sebuah masalah.

Pernikahan yang terpaksa mereka jalani membuat keduanya tersiksa. Hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.

Jika ingin membaca latar belakang tokoh bisa mampir di Hasrat Cinta Alexander. Novel ini adalah sekuel dari Hasrat Cinta Alexander

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Putri761, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha Biru

Setelah merapikan rambut dan memoles tipis wajahnya dengan make up. Sejenak Anik tertegun melihat bayangan dirinya di cermin.

"Tuhan apapun ujianmu, seberat apapun Engkau mengujiku hanya satu yng selalu aku minta, kuatkan diriku ini Tuhan." Anik bermonolog dalam hati dengan terus menatap pantulan dirinya pada cermin di depannya.

Setiap kali memikirkan hidupnya ,dia ingin sekali menangis. Tapi dia tidak ingin menangis lagi.

"Nik, tadi Mas Biru datang ke sini! Dia memang mencari kemeja batik, tapi dia juga sempat menanyakan dirimu tadi." ucap Rini dengan menggeser sedikit posisi Anik karena dia juga akan merapikan tampilannya setelah Salat Ashar.

"Terus Mbak Rini bilang apa?" tanya Anik.

"Aku bilang, kamu izin tidak masuk!" Jawab Rini dengan membuat Anik menarik nafas lega.

Biru sempat datang ke butik. Membeli kemeja batik hanya sebuah alasan untuk bertemu Anik. Tapi sayang, wanita yang ingin Biru temui sedang izin keluar, tepatnya saat itu Anik sedang mengunjungi Ana.

"Sepertinya Mas Biru menyukaimu, Nik!" Rini menoleh ke arah Anik yang masih terdiam.

"Keliatan banget dari sikapnya!" lanjut Rini kembali meyakinkan Anik.

"Aku tidak tahu, Mbak. Tapi aku tidak ingin terlibat hubungan dengan pria manapun." jawab Anik.

" Dia tahu kamu janda?" tanya Rini yang dijawab Anik dengan anggukan.

" Dia tahu jika kamu hamil?" Pertanyaan Rini sekali lagi dijawab anggukan oleh Anik.

" Fix, dia serius padamu, Nik! Dia akan menerima kamu apa adanya!" pekik Rini yang terlihat senang. Dia sangat mendukung Biru karena selain tampan, Biru juga sudah punya kerjaan yang lumayan mentereng.

" Waktu istirahat kita sudah selesai, ayo kita kerja lagi! Nggak enak sama Bu Aruna yang menjaga butik di depan." ajak Anik yang tidak ingin menanggapi Rini.

"Nik, hidup harus terus berjalan! Nggak ada yang kurang dari Mas Biru lo!" Rini terus saja mengoceh dengan mengejar langkah Anik.

"Husssttt...." Anik menoleh dan meletakkan jari telunjuk dibibir, agar Rini tidak berisik.

Anik langsung melangkah menghampiri Aruna yang sedang merapikan baju di etalase. Dia merasa tidak enak jika bosnya itu melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi bagiannya.

"Bu Aruna biar saya, saja!" ucap Anik saat menghampiri Aruna.

" Nggak apa-apa, Nik. Lagian juga tidak setiap hari aku melakukannya, kebetulan saja Alana lagi berada di showroom depan ikut papanya." jawab Aruna sambil tersenyum, putri keduanya sejak tadi memilih ikut Sabda di kantor showroom yang ada di depan butik.

"Kamu kalau lelah istirahat sebentar, kerjanya nggak usah ngoyo. Kalau kamu kewalahan minta tolong temanmu yang lain." ucap Aruna .

Dia memang melihat Anik sangat rajin bekerja. Semua koleksi baju di butiknya selalu tertata rapi meskipun butik sangat ramai pengunjung.

" Iya Bu, terima kasih." jawab Anik.

Anik pun ikut membantu Aruna hingga koleksi baju-baju tertata rapi.

" Mama...." Seorang gadis kecil yang ada dalam gendongan pria bertubuh tinggi itu berteriak memanggil Aruna.

Wanita cantik berkerudung itu pun menoleh dan tersenyum ke arah putrinya.

" Aku tinggal dulu, Mas Sabda sudah membawa Alana ke sini!" pamit Aruna yang dijawab Anggukan Anik. Wanita anggun itu berjalan menghampiri suami dan putrinya.

Tatapan Anik tertuju pada keluarga yang terlihat sangat harmonis dan sempurna. Suami istri yang serasi, anak yang cantik dan pintar. Dalam hatinya beruntung sekali Alana berada dalam keluarga yang bahagia.

Melihat pemandangan itu, tak sengaja Anik mengelus perutnya, memikirkan nasib anaknya nanti.

" Jangan khawatir, mama akan memberikan yang terbaik, Nak!" gumam Anik dengan senyum kecil di bibirnya. Wanita hamil itu kembali semangat bekerja, dia akan memberikan banyak hal dan kasih sayang yang sempurna untuk anaknya nanti.

####

Sore itu pria berseragam rapi dengan potongan rambut cepak itu melangkah tergesa menuju mobil.

Seusai semua tugasnya selesai, pria itu segera meninggalkan kantor berniat menemui Anik. Jika kemarin dia tidak bisa menemukan Anik, setidaknya hari ini dia harus menemui wanita yang sudah mencuri hatinya.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju butik tempat Anik bekerja. Sesampai di halaman butik, dia hanya menepikan mobilnya di pinggir jalan tanpa keluar dari mobil.

Diliriknya jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata dia datang lebih awal sebelum jam pulang Anik.

Senyumnya mengembang, hatinya memang berbunga-bunga layaknya orang sedang jantung cinta meskipun wanita itu belum menyambut segala usahanya. Tapi setidaknya dia tahu jika Anik tidak dekat dengan pria mana pun.

Seliut tubuh mungil keluar dari butik. Seperti biasa wanita yang dia tunggu itu pulang bersama temannya.

Gegas Biru turun dan berjalan menghadap langkah dua wanita yang kini berada di halaman butik.

" Hae..." sapa Biru sambil tersenyum ramah.

Kehadirannya yang tiba-tiba tidak hanya membuat Anik terkejut, tapi Rini juga merasa kaget.

" Ehmm... Aku duluan ya, Nik!" pamit Rini serba salah saat berada diantar Biru dan Anik.

"Mbak..." lirih Anik sambil berusaha menangkap tangan Rini kan tetapi luput. Rini langsung nyelonong pergi meninggalkan mereka berdua. Dia memang memberi kesempatan kepada mereka berdua.

"Ada apa, Mas? Aku nggak enak dilihat orang!" ucap Anik sambil menoleh ke kanan ke kiri.

" Nggak enak kenapa? Nggak usah mikirin orang-orang." jawab Biru.

" Aku sengaja menjemputmu!" lanjut Biru.

"Please jangan menolak, Nik! Aku udah jauh-jauh sampai disini. Masak mendapat penolakan." bujuk Biru dengan lembut, pria itu memang punya perangai ramah dan lembut.

Setelah diam beberapa saat, pada akhirnya Anik mengangguk. Biru memang sangat pandai sekali membuat Anik tidak bisa menolak ajakannya.

Biru membukakan pintu untuk Anik, pria itu bahkan terus saja menunjukkan senyum ramahnya. Hingga akhirnya mobil melaju meninggalkan halaman butik.

" Kamu ingin makan apa?" tanya Biru memecahkan kebisuan diantar mereka.

" Tidak, Mas." jawab Anik.

" Ibu hamil biasanya ingin makan sesuatu. Kamu tinggal bilang saja. Nggak usah sungkan!" lanjut Biru tapi tidak dijawab oleh Anik.

" Ras ... kenapa ya kamu nggak pernah tersenyum. Semahal apa sih senyummu?"

" Apa sih, Mas Biru." jawab Anik dengan tersenyum, wajahnya pun terlihat memerah menahan malu.

" Masya Allah cantiknya senyum bumil satu ini ya!" goda Biru begitu senang melihat senyuman Anik. Apalagi diiringi semburat warna merah di wajahnya itu artinya wanita disebelahnya sedang tersipu.

Mobil berhenti di pinggir jalan di depan kontrakan Anik.

" Ras... " kalimat Biru menggantung sedangkan Anik masih menatapnya untuk mendengar kalimat pria itu selanjutnya.

"Aku ingin kamu memberiku kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh. Terus terang saja, kamu sudah menarik perhatianku." lanjut Biru. Pria itu memang tidak ingin membuang banyak waktu untuk bisa dekat dengan Anik.

"Sebaiknya Mas Biru pikirkan lagi. Ini terlalu cepat, Mas Biru belum mengenalku, mengetahui banyaknya kekuranganku." jawab Anik dengan lirih tapi tegas.

"

1
nayanaya
ok kak tak tnggu novel berikut nya
RSDP💖
ayo mbak semanga,segera lounching cerita baru
Muzdalifah Ifa
menggenggam rasa kok g lanjut yaa
Kirana Putri761: langsung bad mood mbak.... tapi TK Spil sdikit di sini sebagai tanda endingnya kyk apa
total 1 replies
Anis Saidah
yah tamat...ditunggu cerita selanjutnya mb kirana..dari keluarga bang dika..sebenarnya aku pembaca lama tapi ganti akun baru mb
Anis Saidah: Azzam Azzam mb
Kirana Putri761: aku sudah curiga ya.... bahasanya sudah akrab tapi kok akun baru .. akun lamanya apa mbak?
total 2 replies
Dwi Puji Lestari
belum rela rasanya anik langit end...dtunggu crt slnjutny kak
Khairul Azam
ya... kok udh tamat aja sih kak.. kn pngn tau gmna ana saat tau bgmna dulu dia bisa hdir d dunia🤔
Kirana Putri761: Nggak tega aku nulisnya jika di part itu😭
total 1 replies
Ickhaa PartTwo
Yaaah thor kok udaa tamat.. huhuhuhu
mom farhan
yah jadi sedih ko tamat sih kak...di tunggu karya berikutnya...sehat² author nya sekeluarga🥰🥰
Anis Saidah
alhamdulillah akhirnya sadar..bahagia selalu buat keluarga kalian
Anis Saidah
lagi sedih2nya biru datang dan manggil anik dengan saras.. jadi keingat sama saras 008..jangan2 ini hilal dari author kalo biru jodohnya nata
Dwi Puji Lestari
selamat ya nik mas langit dah sadar...pst bhg liat babby ny
Khairul Azam
alhamdulillah sdh sadar🤲
mom farhan
lanjut kak
Mariyam Iyam
lanjut
Ickhaa PartTwo
Alhamdulilah akhirnya sadar jugaaa
Ickhaa PartTwo
Lanjutttt, semangat up thor
Piyah
biru sama mata aja
mom farhan
kaya² nya mas biru jodoh nya nata yah thor😁😁 yu masih setia nunggu kelanjutanya
Khairul Azam
ngapain sih tor si biru tua ini d munculin lg🥱
Kirana Putri761: mau ngejar cintanya Anik 🤭
total 1 replies
Anis Saidah
mbak kirana..langit harus pulih harus hidup..jadi ingat mas bara jadinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!