Betapa sakit hatinya Arman, setelah sekian lama berpacaran dengan Arsyta lalu bertunangan. Ketika saatnya mau melangsungkan kejenjang pernikahan, begitu pupus begitu saja, tanpa sebab, tanpa aral yang merintanginya.
Arman berpikir apakah penyebabnya yang sebenarnya. Apakah dari dirinya sendiri, ataukah dari Arsyta, atau memang dari pihak ketiga yang menjadi perusak hubungan mereka berdua.
Hal inilah yang masih menjadi tanda tanya Arman seorng pria tampan, kaya, namun tetap berpenampilan sederhana.
Bagaimanakah percintaan mereka selanjutnya? Hubungan asmaranya yang begitu indah dan mempesona penuh gairah. Cintanya hancur berkeping-keping, seperti asap yang bertebaran entah kemana hilangnya.
Tapi dengan keteduhan hatinya, Arman harus puas dengan perjuangan yang selama ini dikorbankan.
Akankah cinta Arman terbalaskan, ataukah hanya pasrah dan diam membisu?.
Lalu bagaimanakah Arman menyikapinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Berkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. XVI. CINTA ARMAN SEPERTI GELOMBANG ASMARA
Ketika selesai acara penutupan dan malam keakraban kegiatan jambore relawan sosial tersebut masing-masing bergegas istirahat menuju ketendanya masing-masing. Sementara Arman yang masih sibuk dengan panitia mengobrol bareng dan menikmati rokoknya juga ditemani dengan kopi malamnya.
Walaupun Arman masih terasa gembira, namun ia merasa galau memikirkan Arsyta.
Sudah tengah malam sekitar jam satu dini hari, tak terasa sudah berlalu. Semua panitia sudah meninggalkan lokasi tempat panggung hiburan tersebut. Arman pun dengan langkah tenangnya menuju ketenda. Ia pun melihat teman-temannya sudah mulai istirahat.
Sementara Arsyta yang sejak tadi istrahat, tiba-tiba terbangun dari tidurnya.Lalu dilihatlah teman-temannya yang sama dalam satu tenda semuanya sedang tertidur pulas. Dihidupkanlah handphonenya. Ternyata waktu sudah pukul satu dini hari lewat lima belas menit.
Lalu membuka notifikasi WassApp Arman, ternyata beberapa kali menchating dan panggilan masuk yang tak terjawab.
Lalu terlihatlah di WA nya Arman sedang online.
Arsyta memberanikan diri untuk menchat nya.
" Malam, Mas Arman! Belum tidur ya? Kenapa?" Tanya Arsyta secara beruntun.
Masih terlihat dua garis contengan hitam, tanda WassApp nya belum dibaca.
Beberapa saat kemudian Arman langsung menjawabnya, " Ya Sayang! Ada apa Ar!?"
Arsyta terkaget ketika ucapan sayang terbaca olehnya. Tak biasanya memanggil sayang. Dia pun hanya tersenyum sendiri ketika membacanya.
" Ya, Mas, kangen sama kamu!" Jawab Arsyta dengan ungkapan rindunya.
" Maaf ya, mas tadi kelelahan habis acara, langsung balik ketenda dan tertidur. Ini baru bangun kok." Jelas Arsyta dengan jujur.
" Nggak apa-apa dek! Nggak mengantuk kamu, sayang?! Mas juga kangen sama kamu." Arman balik bertanya dengan mencoba merayunya.
" Kamu kelihatan anggun sekali malam tadi, lagian penampilan kamu membuat mas jadi kagum, sayang! " Arman pun juga mencoba memberikan sanjungan kepadanya.
" Terima kasih mas! Kamu bisa aja menggoda." Jawab Arsyta dengan memberikan tanda hati di WA nya.
Arman pun mmebalas dengan stiker emotnya tertawa.
" Sudah cantik, baik hati dan cerdas lagi." Ungkap Arman lagi dengan memuji yang sebenarnya.
Arsyta pun tersenyum tipis melihat WA Arman yang rayuan gombalnya mulai menyentuh hatinya.
" Kamu juga sayang! Sudah ganteng, gagah pinter lagi. Bisa banyak penggemarnya, kan sayang!" Kini Arsyta berbalik memujinya dan membuat Arman jadi salah tingkah.
" Ya wajar saja kalau Mas ganteng banyak cewek yang suka kwkwkwk." Arman mencoba bekelakar memuji diri sendiri dan sengaja mamanasi Arsyta supaya cemburu.
" Ya mas Arman yang paling ganteng, Devi kan cantik jadi mas bisa pilih dia kan.!Lagian berani kan pas ulang tahun Devi berani mencium kamu " Arsyta mulai emosi dan menjadikan Devi sebagai sasarannya.
Arman pun tertegun membaca chattingan Arsyta tersebut yang sangat memojokkan dan seakan cemburu berat sama Devi.
Arman hanya bisa tersenyum dan kaget kenapa jadi tahu kalau Devi menciumnya saat ulang tahun kemaren. Padahal dia kan tidak ada waktu itu, pasti ada orang lain yang menceritakannya.
" Nggak juga sayang, paling Devinya saja yang mau sama mas. Dan Mas sendiri biasa aja kok dan mas tidak memberikan harapan sama dia." Jelas Arman mengatakan yang sejujurnya.
Arman mencoba menenangkan diri setelah dituduh Menghianatinya dan bermain dengan Devi. Ungkapnya kesal dalam hatinya.
Cinta nya Arman bersama Devi ini seperti gelombang Asmara yang selalu dihiasi dengan deburan ombak tak kan henti- hentinya menari- nari dan bermain-main berlarian sampai kebibir pantai yang indah . Apalagi merasa diberikan keteduhan yang memberikan nuansa biru. Walaupun laut biru tersebut sesekali juga memberikan keteduhan juga.
