NovelToon NovelToon
Ayo Kita Bercerai

Ayo Kita Bercerai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: N. Egaa

"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.

"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."

Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Hari kedua, Kalea terlihat frustasi. Eiser benar benar melarang Kalea menemuinya, bahkan menutup segala jalan menuju ruang kerjanya. 'Bahkan Sir Lois juga tak bisa berbuat apa apa..'

Kalea berbaring diatas tikar dibawah pohon rindang, memandang langit yang begitu cerah disana. 'Kalea.. Bagaimana kalau aku juga gagal menghentikan Eiser, apa keinginan kita menjadi sia sia?'

"Nona.." panggil seseorang.

Kalea melirik ke arah suara yang memanggilnya, dia tak lain, Fiona. Kejadian yang tak terduga telah terjadi semalam, setelah diselidiki Fiona tidak menyampaikan pesan Kalea pada Eiser, melainkan pergi ke arah barat!

"Nona, apa kau masih marah padaku?" tanya Fiona dengan wajah polosnya.

Kalea menghela nafas, tangannya terasa lelah untuk menulis kata 'Tidak' pada Fiona, karena itu suatu kebohongan yang jelas. Namun Kalea tidak suka diam dan lebih senang memberikan jawaban, dia pun mulai menulis sesuatu yang jelas. 'Aku marah!' tulisnya.

"Ma-marah ya..? Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu kembali seperti biasa ya..?" Fiona mulai berpikir. "Aha! Aku tau caranya..!" Fiona bangun dan mulai berdeham. "Ehem Ehem!" setelah berdeham dia pun mulai mengeluarkan suara.

"Hey nona~ wajah cemberutmu sungguh mempesona, tapi itu suatu kebohonganku, karena sesungguhnya wajah cemberutmu sangat menyeramkan dan sangat mengerikan, bahkan bulu romaku bergetar dan terus saja bergetar, mengapa bisa bergetar? Karena tertiup angin yang besar.. Fuhh~" Fiona meniup bulu tangan sendiri.

"Lihat dia, bisa bisanya mencoba membuatku tertawa dengan nyanyian itu! Heh! Gak akan mempan!" ucap Kalea tanpa suara.

"Hey nona~ bukankah kau sudah tau alasanku tidak menyampaikan pesan pada sang kekasih hatimu itu? Itu karena aku seorang pelayan yang sering tersesat.. Aku tersesat.. Aku tersesat.. Timur malah ke Barat~" nyanyinya lagi sambil menari nari kecil.

Kali ini Kalea nyaris tertawa.

"Sudahlah, mengapa juga aku harus menyanyi untuk nona? ini membuatku teringat tentang pertunjukkan drama cinta yang ku lihat beberapa hari yang lalu, dia menyanyikan lagu untuk menyatakan perasaannya, benar benar memalukan deh melihatnya.."

"Itukan karena cinta, sesuatu yang memalukan bagimu belum tentu memalukan bagi mereka.. mungkin lewat lagu itu dia berhasil mengalahkan rasa malunya untuk menyatakan cinta sebelumnya, sama seperti yang kau lakukan tadi.. Bukankah kau malu menyanyikan lagu itu didepanku?" tulisnya.

"Ah, aku tidak malu sama sekali.. aku hanya merasa seperti harus melakukannya, demi nona tertawa.. Iya! mungkin benar yang nona katakan,, cintaku pada nona, lewat lagu tadi, aku berhasil menyampaikan alasanku dengan lancar! aku menyanyikannya dengan tulus!"

"Ya, terima kasih Fiona.." tulisnya lagi.

"Iya nona, itu berarti aku sudah dimaafkan ya?"

Kalea tersenyum kecil, kemudian menarik pipi Fiona dengan gemas. "Untung kau imut!"

"Aw aw aw! Pipiku bisa melar!!"

Kalea tertawa tanpa suara. "Ahaha!"

Tak jauh dari mereka, ada Eiser memperhatikan. Eiser tersenyum melihat rambut Kalea yang beralun terkena angin, begitu indah seakan melambai lambai menyapa dirinya. Eiser mengangkat sebelah tangannya, seakan meraih rambut itu kemudian memejamkan mata.

'Aku tidak ingin melihatmu sengsara lagi, Kalea..'

Kemudian Eiser menurunkan tangannya, melepaskan Kalea dari semuanya. Eiser mengepal erat tangannya, berbalik dan berjalan meninggalkan tempat itu.

Malam pun tiba, Kalea berjalan mundar mandir disana, dikamar pribadinya, dia terlihat khawatir. 'Gawat, ini bisa jadi hari terakhir untukku menghentikannya! Eiser bisa saja meneguk racun itu lebih cepat, bagaimana ini?' Kalea berjalan ke arah pintu dan membuka sedikit pintu itu, disana ada beberapa orang yang sedang siap berjaga jaga.

'Lima.. Enam.. Tujuh..? Banyak sekali orangnya!'

'Aku harus menghentikannya walau harus membuat keributan sekalipun!" sett! Kalea keluar dari kamarnya dan mencoba melarikan diri.

"Nona?"

Kalea terus lari dan menuju mansion utama. Beberapa orang disana masih tercengang, kemudian mulai sadar dan mengejar Kalea.

"Nona! Jangan lari nona! Nona!!"

"Aku hanya ingin bertemu dengan suamiku kok!"

"Jangan Nona!!"

Saat berada dijalan penghubung mansion, Kalea tidak sengaja menabrak tubuh seseorang. Brugh! tubuhnya nyaris jatuh karena kehilangan keseimbangan. Namun orang itu menahan tubuhnya dengan sigap dan kuat.

"Huaaa" Kalea kembali jatuh dalam pelukan orang itu, dia hanya bersyukur kalau orang itu Eiser. Kalea pun ingin berterima kasih, namun matanya membulat dan tak percaya.

Orang yang menangkapnya bukan Eiser melainkan orang yang pernah Kalea asli cintai sebelumnya.

Tess.. Tess... Air mata jatuh begitu saja. 'Dyroth..?'

"Kau menangis?" tanyanya.

"Ti-tidak!.. air matanya keluar begitu saja.. Astaga aku tidak mengerti mengapa air matanya.." Sett! Kalea di peluk Dyroth lagi. Kali ini pelukannya lebih erat.

"Lepaskan.. ku mohon lepaskan aku!!" tanpa suara, Kalea berusaha mendorong tubuh itu menjauh.

"Kau menangis saat melihatku, Kalea.. kau tau apa artinya itu? Itu artinya kau masih menyimpan rasa itu untukku!" ucapnya begitu yakin.

"Kau salah paham, aku tidak menangis, ini air mata dari jiwa yang sudah mati! ini jiwa baru yang tidak pernah mencari tau tentangmu!" ucapan tanpa suara. 'Hanya Eiser yang aku mau! tapi mengapa.. mengapa air mata ini terus jatuh dan tak tertahankan?'

"Aku tau, kau masih menungguku, Kalea!" memeluk Kalea dengan lebih erat.

Kalea menggelengkan kepala, terus mendorong tubuh itu dengan sekuat tenaga. 'Siapa juga yang menunggu dirimu, hah?!'

Sett!! Kalea berhasil mendorong tubuh itu menjauh, dia kembali melarikan diri dan menuju ke mansion utama, Dyroth hanya bisa membiarkannya pergi.

Beberapa penjaga akhirnya berkumpul, mendekati Dyroth dan bertanya tentang Kalea. "Selamat malam, Tuan Dyroth. Mohon maaf atas keributan yang terjadi disini, dan sangat memalukan kami harus bertanya sesuatu pada anda, apa anda melihat nona Kalea ke arah ini?"

"Nona Kalea? Sepertinya tidak ada.." jawabnya.

"Baiklah, terima kasih Tuan, silahkan beristirahat lagi."

Dyroth menganggukkan kepalanya, saat ini dia ialah tamu yang penting. Dyroth diutus oleh Count Fransikar untuk menyampaikan dokumen rahasia itu pada Eiser, dengan alasan itu dia menginap dimansion itu, selain dokumen itu, tujuannya ialah untuk bertemu dengan Kalea. Cinta pertamanya.

'Mengapa Kalea melarikan diri dari penjaga penjaga itu? apa dia merencanakan sesuatu?" tanya Dyroth didalam hati.

Sementara itu, Kalea terus berlari ke sana kemari, namun pada akhirnya dia tertangkap dan dibawa kembali ke kamarnya. Usaha menemui Eiser pun berakhir dengan kegagalan.

"Lepaskan aku! aku harus menemui Eiser!" teriaknya.

"Tidak bisa nona! Tuan Eiser meminta kami menahan nona untuk tidak menemuinya dulu!"

"Hah! Kalian akan menyesal jika terus menahanku!"

"Maafkan kami nona!!"

"Eiser!!" teriak Kalea, dia dibawa kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya, Kalea membuat keributan yang lebih parah lagi. Menulis larangan meminum racun dan melemparnya ke luar jendela dengan bentuk pesawat kertas dan diterbangkan ke udara. Beberapa pelayan mulai kelelahan dengan sikap Kalea. Namun Fiona terlihat bersemangat dan juga melemparkan pesawat kertas itu ke arah mansion utama.

Salah satu pesawat kertas itu sampai ke tangan Eiser.

'Jangan meminum racunnya, kembalikan botol racun itu padaku, sekarang!!' Eiser mengerutkan dahinya, dia menoleh ke arah Kalea dan para pelayan yang mulai mengeluh disana.

'Mengapa dia bersikeras memintaku mengembalikan botol racun itu padanya? apa dia ingin meneguknya sekali lagi karena sudah gagal dipercobaan pertama kalinya?'

Eiser menggenggam botol racun itu erat erat, Dyroth memperhatikan tingkahnya yang begitu mencurigakan dimatanya. 'Apa aku salah lihat? Itu seperti botol racun dari wilayah Isyarh!' pikir Dyroth saat itu.

Eiser menyadari perhatian itu. "Setelah urusan kita selesai, aku tidak ingin lagi.. ada dokumen lain yang datang bersamamu, mengerti?" ucap Eiser dingin.

"Aku tidak bisa mengabaikan perintahnya, bukankah kau juga sama? Bahkan pernikahan politik ini salah satu contohnya, kau tidak bisa mengabaikannya kan? Jadi terima saja tamu sepertiku ini, kita sama sama dalam perintah, kau tau itu.." jawabnya yang tidak kalah dingin seperti Eiser.

Mereka pun saling melemparkan tatapan tajam.

.

.

.

Bersambung!

1
partini
👍
Noorjamilah Sulaiman
permulaan yg Baik....harap2 smpi tamat ceritanya ok....
Nona Egaa: Siap! Pantengin terus ya kak/Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!