Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Dengan telaten Cia mengobati luka anak kecil tersebut.
Anak kecil itu pun meringis.
"Ssssssshh, sakit"
Cia pun menatap anak kecil itu dan tersenyum.
"Tahan ya, sebentar lagi selesai"
Akhirnya Cia pun selesai mengobati luka anak kecil itu.
"Selesai"
Anak kecil itu pun tersenyum.
"Terimakasih, peri cantik"
Cia mengernyitkan dahinya, merasa aneh.
"Peri cantik? Siapa?"
"Bolehkah aku memanggilmu peri cantik?" ucap anak kecil itu.
"Kenapa kamu mau memanggilku peri cantik?" tanya Cia.
Anak kecil itu pun tersenyum.
"Karena kakak cantik seperti peri"
"Heheheh, terimakasih atas pujiannya. Panggil Kakak sesukamu"
"Oh iya, kamu kesini sama siapa?" tanya Cia.
"Aku sama Abang aku peri cantik"
Cia terkejut, lalu bertanya dengan lembut.
"Sekarang kenapa kamu sendiri, hmm?"
Anak kecil itu pun menundukkan kepalanya.
"Karena dia sangat lama, aku sudah tidak sabar ingin bermain. Tapi malah terjatuh tadi"
Cia pun tersenyum dan mengelus pipi anak kecil itu dengan lembut.
"Nanti jangan seperti itu lagi ya, kasian Abang kamu pasti nyariin"
Anak kecil itu pun mendongakkan kepalanya menatap
Cia, lalu tersenyum.
"Baiklah peri cantik"
Tiba-tiba...
"ARSEEEEN" ucap seorang pemuda tampan.
Anak kecil itu pun menoleh saat tau namanya di panggil. Ya anak kecil itu bernama ARSEN LUKE HENRY berumur 5 tahun. Arsen pun melambaikan satu tangannya ke atas.
"Abang, Arsen di sini"
Pemuda itu pun berlari ke arah Arsen, sesampainya ia berjongkok menghadap Arsen. Pemuda itu pun memegang kedua bahu Arsen dan menghela nafas lega.
"Huuufth, kenapa kamu tinggalin abang, Arsen?"
Arsen menunduk, ia merasa bersalah sudah membuat kakaknya khawatir.
"Maafin Arsen, Abang"
Kini tatapan pemuda itu tertuju pada lutut Arsen yang di plester, pemuda itu belum menyadari keberadaan Cia.
"Lutut kamu terluka Arsen, ayooo kita ke rumah sakit"
Arsen mendongakkan kepalanya menatap abangnya, ia pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Arsen sudah di obati sama peri cantik"
Pemuda itu mengernyitkan dahinya, merasa bingung.
"Peri cantik? Siapa?" tanya pemuda itu.
Posisi mereka masih berjongkok ya gaes...
Arsen melirik Cia dan menarik lengan Cia.
"Ini, peri cantiknya Arsen"
Pemuda itu pun langsung melirik ke arah Cia. Seketika jantungnya berdegup dengan kencang.
Deg
Deg
Deg
"Cantik... Sangat... Sangat cantik..." batin pemuda tampan itu. Pemuda itu pun tak melepaskan tatapannya dari Cia.
Cia yang di tatap seperti itu, sedikit merasa tidak nyaman, ia pun langsung melambai-lambaikan tangannya di depan wajah pemuda itu.
"Hai... Hai... Hai..."
Pemuda itu tersadar.
"E-eeh maafkan saya"
"Hmmm, terimakasih sudah mengobati adik saya" ucap pemuda itu canggung.
Cia pun tersenyum manis melihatkan kedua lesung pipinya.
"Sama-sama"
Seketika pemuda itu pun terpesona dengan senyuman Cia.
Deg
Deg
Deg
"Ya tuhannn, kenapa jantungku berdegup sangat kencang, apakah aku sakit?" batin pemuda itu.
Cia menatap Arsen.
"Arsen kakak pamit dulu ya"
Cia, Arsen dan pemuda itu pun berdiri.
"Hmm, gimana kalo saya antar" ucap pemuda itu.
Cia tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak, terimakasih. Aku bersama sopir"
Pemuda itu pun merasa sedikit kecewa, tapi ia hempaskan perasaan itu.
"Hmmm, baiklah. Sekali lagi terimakasih, sudah mengobati Arsen" ucap pemuda itu dengan tersenyum.
Cia mengangguk.
"Kalo begitu, sampai jumpa lagi ya Arsen" ucap Cia dengan mengelus pipi Arsen lembut.
Cia pun pergi menuju mobilnya.
Di dalam mobil
[Ding]
Layar hologram muncul di depan Cia.
[Misi berhasil]
[Selamat anda mendapatkan tambahan poin kecerdasan 10%]
Cia pun tersenyum.
"Terimakasih Ale”
"Bolehkah aku melihat status ku?"
[Tentu saja Cia]
[STATUS]
Nama : Felicia Baskara
Umur : 17 tahun
Kecantikan : 95%
Keimutan : 95%
Daya tarik : 95%
Kepintaran : 80%
Kesehatan : 20%
Kekuatan : 20%
Kelebihan : Meracik racun dan obat, menembak
Poin : 1.000
Aset : Black Card dari orang tua, pewangi badan strawberry permanen
...****************...
Wuuuuuuuuuhh, asap rokok yang keluar dari mulut seorang pemuda tampan.
Pikirannya tertuju pada seorang gadis yang di panggil adiknya peri cantik, gadis yang berhasil menarik perhatiannya. Pemuda itu pun mengacak-acak rambutnya.
"Aaaahh si*l, kenapa tadi gue lupa tanya namanya. Semoga kita bertemu lagi, Peri cantik" batin pemuda itu lalu tersenyum.
Ya pemuda itu mengikuti adiknya memanggil Cia dengan sebutan peri cantik.
...****************...
Mansion Baskara
Setelah dari taman, kini Cia berada di kamarnya. la sedang merebahkan badannya di kasur king Size miliknya.
Cia menghela nafasnya kasar.
"Ale, aku capek sekali"
"Kenapa raga ini lemah sekali, huuuuuh"
[Sabar Cia]
[Anda harus memulihkan kesehatan dan kekuatan raga yang anda tempati]
[Karena raga ini masih menyimpan trauma walaupun di isi oleh jiwa anda Cia]
Cia mengangguk pasrah.
"Baiklah Ale, aku akan lebih berusaha lagi supaya trauma yang ada di raga ini hilang"
Rasa kantuk pun menghampiri Cia, tak lama ia pun terlelap dalam tidurnya.
...****************...
Di alam mimpi
Cia sedang duduk di pinggir danau, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
"Cia" ucap seorang gadis.
Cia menoleh dan terkejut.
"K-kamu pemilik raga yang aku tempati sekarang?" tanya Cia.
"Benar Cia... apakah kamu senang menempati ragaku?" tanya gadis itu.
Cia mengangguk bahagia.
"Sangat, aku sangat senang, di sini aku dapat merasakan kasih sayang orang tua"
"Kalau begitu tinggalah di ragaku selamanya Cia, karena aku tidak akan kembali lagi" ucap gadis itu.
"Kenapa?" tanya Cia sambil mengernyitkan dahinya
"Aku lebih suka disini Cia. Tolong jaga orang tuaku, orang tua kita"
Cia mengangguk.
"Baiklah, terimakasih sudah kasih raga kamu buat aku. Aku janji akan menjaga kedua orang tua kita"
Gadis itu tersenyum dan melambaikan tangannya.
Cia melihat ada kabut putih menerpanya, seketika ia terbangun dari tidurnya. Cia mengerjapkan matanya, pikirannya tertuju pada mimpi yang ia alami.
Tok Tok Tok Tok
suara ketukan pintu.
"Cia, waktunya makan malam sayang" ucap mama Cantika di balik pintu.
Cia duduk dan bersandar pada headboard kasur miliknya.
"lya mama, nanti Cia turun" ucapnya agak keras agar mama nya mendengar.
"Okeee, mama sama papa tunggu ya" ucap mama Cantika.
Cia pun segera mandi dan berganti pakaian. Cia memakai piyama panjang kotak-kotak dengan rambut yang di gerai indah, terlihat sangat cantik dan imut.
Ting
Cia turun menuju lanta 1, disana ia melihat kedua orang tuanya tersenyum ke arahnya. Cia pun berlari dan langsung memeluk kedua orang tuanya.
Grep
Grep
Papa Rama dan mama Cantika tersenyum dan membalas pelukan Cia.
"Ayo, makan dulu" ucap mama citra.
Setelah makan
Seperti biasa rutinitas sehabis makan malam, kumpul di ruang keluarga.
"Sayang, kamu mulai sekolah minggu depan ya" ucap papa Rama sambil mengelus pipi putrinya lembut.
Cia mengangguk dan tersenyum.
"Iya papa, terimakasih"
Papa Rama mengangguk dan mengecup kening putrinya.
Cup
"sama-sama, sayang"
Cia teringat kalau ia belum pernah memegang handphone pemilik raga ini.
"Papa, mama, lihat handphone Cia gak?" tanya Cia.
"Mama simpan di laci nakas kamu, sayang" ucap mama Cantika dengan mengelus surai putrinya.
Cia pun mengangguk.
"Hmm, Cia ke kamar duluan ya pa, ma"
"lya sayang"
Cia pun bangun dari duduknya dan langsung mengecup pipi papa dan mama nya.
Cup
Cup
"Selamat malam papa, mama"
"Selamat malam juga sayang" ucap papa Rama dan mama Cantika bersamaan.
Bersambung