Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Tyo memandang ibunya dengan tatapan aneh, bagaimana ibunya masih mencari wanita yang tak berguna untuk mereka.
"Tidka usah mencarinya bu, dia hanya perempuan mata duitan yang tidak akan bisa membantu ekonomi kita, kalaupun aku mau mencari istri yah minimal harus kayak Nama atau lebih, bukankah ibu mau hidup enak, kita harus cari perempuan yang bisa kita manfaatkan seperti Nayma".
"Kamu benar nak, kita harus cari perempuan yang punya banyak uang agar kita bisa belanja sepuas kita, dan gajimu harus kamu simpan supaya aman, kamu mengerti".
"Tenang bu, tabunganku sudah sangat lumayan, jadi nanti kita bisa pakai dalam keadaan darurat, kita perlu cari ora g yang bisa kita percaya lagi sehingga uang gajiku aman, ibu bebas belanja".
"Iya nak, ibu doain kamu dapat perempuan itu, anak ibu ini tampan, tidak susah mencari perempuan kaya yang mau sama kamu".
"Benar bu".
Tyo kini bersiap kembali ke kantornya karena dia akan bekerja berbeda dengan Andin yang kini berada disebuah tempat tes kepegawaian yang diadakan pemerintah.
Jurusan Andin memang Bidan, rencananya setelah dirinya mendapatkan sertifikasi dia akan ikut untuk mendapatkan gelar spesialis untuk buka jasa praktek dirumah.
"Aku pasti bisa, aku pasti akan menunjukkan pada ibu dan kakak jika aku pasti hidup lebih baik tanpa mereka". Monolognya dalam hati.
Dia menjalani tes itu dengan percaya diri, dia akan membawa pulang kelulusan dan akan pergi dari rumah ibunya. Dan hidup menjauh tanpa pulang.
Setelah tes itu selesai, dia duduk di kafe untuk makan siang karena hari sudah siang.
"Hay kamu Andin?? Tanya seorang pemuda yang masih berseragam dan merupakan seorang tentara.
"Iya, kamu siapa yah?? Tanya Andin mengkerut kan keningnya.
"Kamu lupa sama Aku Andin?? Tanyanya lagi dengan sedih.
"Maaf aku lupa, memang kamu siapa?? Andin memperhatikan seksama pemuda dihadapannya, wajahnya cukup tampan dan berbadan atletis.
"Ya Ampun Andin aku ini Raka teman SMP kamu kamu lupa, jahat banget mentang-mentang sudah hampir 8 tahun tidak ketemu". Ucapnya dengan cemberut.
"Raka??, loh bukannya kamu itu anak cengeng yang hobbynya dibully itu kan??
"Andin, astaga itu masa lalu, kok diungkit aja sih". Kesalnya dengan muka tidak suka
"Habis kamu memang begitu waktu SMP kan, masa aku bilangnya kamu jagoan". Ucap Andin menatap kesal temannya ini.
"Iya juga sih". Tawanya salah tingkah.
"Wawa seperti nya kamu sudah hidup mapan, sudah berseragam pula". Ucap Andin mencolek lengan temannya itu.
Andin memperhatikan seksama perubahan sahabatnya itu, dia masih ingat bagaimana dulu Raka menjadi sasaran bully karena sifatnya yang cengeng dan suka menangis, dia tidak menyangka sekarang dirinya menjadi seorang tentara dengan badan yang sempurna serta tinggi.
"Iya bullyan dulu menjadi motivasi besar untukku, aku tidak mungkin membiarkan mereka terus menghina ku, aku tidak akan terima bagaimanapun itu".
"Baguslah jika kamu memikirkannya dan berubah, kamu orang yang baik hanya saja terlalu baperan". Ucap Andin terus terang.
Inilah yang disuka Raka dari perempuan yang dihadapannya, walau dia sombong tapi bukan orang yang suka seenaknya, bahkan ketika dia kesulitan dia membantunya tanpa pandang bulu, dia juga sering mendapatkan sasaran bully bersamanya karena hidupnya kalah itu juga susah.
"Kamu sedang apa disini Andin??, Kamu seperti sedang interview?? Tanya Raka memperhatikan seksama wanita cantik dihadapannya.
"Aku sedang tes pegawai negeri Raka, aku sudah lulus tahap satu kini tinggal tahap 2 kalau nanti tahap ini lulus, aku akan masuk tahap akhir dan jika lulus Aku PNS sertifikasi".
"Memang jurusan Apa Andin??
"Aku seorang Bidan, Kamu tahu kan sejak dulu aku snagat suka anak kecil, aku tadinya ingin jadi dokter anak tapi keluargaku tidak mampu membiayainya tapi Pas kuliah kebidanan masih bisa katanya, jadi aku ambil".
"Iya aku ingat kamu sangat menyukai anak-anak, terus bagaimana orangtuamu??
"Iya seperti itulah, kamu tahu sendiri bagaimana ibuku, bahkan kakak iparku kabur dan memilih bercerai karena tidak tahan akan sifatnya".
"Iya begitulah, Bahkan sifatku bahkan kebawah sifatnya tapi sekarang aku sadar, kalau nantinya akan kemabli jadi sapi perah". Ucapnya tersenyum sendu.
"Kok kamu ngomong begitu, kamu kan tahu Andin kalau ibumu susah payah membesarkan kamu dan Mas mu itu, kok kamu kepikiran seperti itu".
Andin menghela nafas berat, dia tidak bermaksud untuk mengatakan hal itu hanya saja, cara ibunya ingin uang sangat keterlaluan, dia bahkan belum bekerja sudah ingin menguasai miliknya, dia juga ingin menabung membeli keperluannya karena dia ingin membeli mobil dan juga rumah untuk masa depan, karena dia tahu ibunya itu akan memberikannya pada anak tertua kesayangannya, dia memang disayang dan dibebaskan untuk memilih apapun tapi ibunya harus mencari yang kaya Raya, tanpa tahu bagaimana perasaannya.
"Aku tidak menyalahkan ibuku Raka, hanya saja ibuku terlalu mengekang aku untuk mencari lelaki kaya Raya, dia tidak pernah tahu bagaimana perasaanku sampai aku salah memilih calon suami karena desakannya yang selalu tidak masuk akal, katanya itu baktiku kepadanya".
"Kok gitu?? Tanya Raka dengan heran.
"Ya kamu tahu kehidupan susah dahulu membuat ibuku menjadikan uang segala-galanya, dia bahkan membuat kakak iparku jadi mesin AtM, aku bahkan sempat ikutan ibuku karena termakan hasutannya, aku mencari lelaki yang aku pikir orang kaya ternyata, malah kere, lebih parahnya lagi dia dan mantan iparku itu adalah saudara Tiri, nyebelin banget kan".
"Wah jadi kamu sudah menikah Andin??
"Iya aku baru menikah sehari, eh malah suamiku ditangkap polisi karena ternyata dia dan ibunya membunuh saudara kandung kakak iparku".
"Jadi ceritanya kamu ini sudah kebobolan begitu?? Tanya Raka menaikturunkan alisnya menggoda Andin.
"Enak saja walaupun aku nakal dan suka keluyuran kesana kemari, aku masih bisa jaga diri untuk calon suamiku kelak, aku sengaja ikut CPNS untuk jauh-jauh dari ibuku, aku akan tetap mengirimi uang karena aku tahu bagaimana perjuangan ibuku, tapi jika bersama dia terus, hidupku tidak akan bisa tenang, dia akan selalu bertindak sesuka hatinya, kasihan suamiku nanti, dia akan bernasib sama kakak iparku". Andin membuang pandangannya mengingat Nayma.
Perbuatan keterlaluannya pada kakak iparnya itu karena desakan ibunya yang menyuruhnya memperlakukan dirinya tidak baik, demi baktinya pada ibunya dan juga gaya hidup ibunya dia tidak punya pilihan lain selain menurutinya.
"Jadi kamu menyesal memperlakukan kakak iparku dengan tidak baik??
"Ya seperti itulah, aku senang jika dia berpisah dari Mas ku, aku kasihan dia selalu menjadi Sapi perah keluargaku, apalagi Mas ku itu sama persis ibu dalam perkara uang".
"Baguslah kalau kamu sadar". Ucap Seseorang yang mengejutkan mereka
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.