Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Malika menceritakan semua nya kepada Pak Zidan mulai dari awal perkenalannya dengan Dewangga lanjut menikah dan membina rumah tangga tanpa restu orang tua.Pak Zidan juga tidak menampik kalau keluarga Mahendra memang terkenal sombong dan kejam.Pak Zidan pernah beberapa kali membantu orang yang berkasus dengan keluarga kaya raya itu.Pak Zidan begitu prihatin atas nasib Malika.tapi beliau sangat kagum dengan sikap Malika yang begitu tegas dan tegar.

" Apa anda punya bukti kelicikan mereka semua?" tanya Pak Zidan mulai memikirkan cara yang akan dia ambil nanti nya.

Sekuat tenaga akan dia bantu Malika mendapatkan keadilan,bisa Pak Zidan rasakan bagaimana perasaan Malika selama ini menghadapi keluarga kaya raya itu.dalam kamus kehidupan Pak Zidan kalau salah ya tetap akan salah tidak memandang kaya atau pun miskin.

" Punya Pak,Saya mana berani datang ke sini dengan bermodal tangan kosong." Ucap Malika mendapatkan acungan jempol dari Pak Zidan.

" Apa Pak Dewangga tahu mengenai kedatangan anda ke sini?" tanya Pak Zidan. Hati-hati.

Malika dengan cepat menggelengkan kepala nya atas pertanyaan dari Pak Zidan,pria itu tidak akan tahu dan bahkan mungkin tidak perduli dengan pernikahan mereka karena sekarang Dewangga sedang sibuk mengurus anak semata wayangnya dengan istri kedua nya itu.

" Saya ingin proses perceraian ini berjalan cepat tanpa harus melibatkan kami berdua,apa kah bisa Pak?" tanya Malika sambil meletakan beberapa dokumen ke atas meja.dokumen ini akan di butuhkan untuk mengurus perceraian nya nanti.

" Bisa saja tapi gugatan itu harus di layang kan oleh Pak Dewangga." jawab Pak Zidan sesuai fakta.

" Lalu bagaimana cara nya Pak, Dewangga pasti tidak akan membiarkan perceraian ini terjadi, sementara saya sudah tidak sanggup lagi bertahan di samping dia.Saya ingin semua ini cepat selesai sekalipun tidak mendapatkan gono-gini pun saya tidak perduli yang penting saya bisa terbebas dari belenggu kejam ini.Saya mohon bantuannya Pak."pinta Malika mengiba.

" Begini saja Nyonya,saya akan berikan berkas kepada anda tapi nanti harus ada tanda tangan Pak Dewangga di atas berkas tersebut.jika itu berhasil maka perceraian nya akan berjalan lancar tanpa harus melibatkan kalian berdua."ujar Pak Zidan.

" Baiklah Pak,tolong siapkan berkas nya sekarang juga ,saya akan berusaha mendapatkan tanda tangan Dewangga secepatnya." Malika cukup yakin bisa mendapatkan tanda tangan Dewangga,dia akan meminta bantuan kepada seseorang yang ia yakini mau membantu nya bebas dari Dewangga.

Belum sampai lima menit menunggu,Malika sudah mendapatkan berkas tersebut.ini langkah awal menuju kebebasan dan dia akan berusaha sekuat tenaga sampai hakim mengabulkan keinginannya.

" Ini beberapa bukti yang saya miliki,jika masih kurang nanti akan saya cari lagi bukti yang bapak butuh kan."tentu saja dengan meminta langsung dari Elsa ataupun Bi Inah yang ikut terlibat dalam kasus ini.

Malika menyerah kan sebuah flashdisk kepada Zidan,setelah melihat isi dari flashdisk tersebut.Pak Zidan sampai membulatkan mata tak terpercaya dengan apa yang di lihat dan juga di dengar nya.

" Nyonya astaga...Saya tidak menyangka ada manusia seperti mereka hidup di muka bumi ini."Pak Zidan terus membuka bukti yang Malika miliki dengan ekspresi wajah yang berubah-ubah.

" Saya lebih tidak menyangka lagi Pak, mereka semua jahat dan tidak punya perikemanusiaan.apa bukti nya masih kurang banyak Pak?" tanya Malika memastikan.

" Ini sudah cukup nyonya,jangan lupa minta tanda tangan Pak Dewangga supaya besok kita sudah bisa bertindak."kata Pak Zidan mengingatkan Malika.

" Baiklah Pak,saya akan mendapatkan tanda tangan itu hari ini juga, terimakasih sudah bersedia membantu saya." Malika sangat berharap Pak Zidan tidak ikut membohongi seperti orang - orang yang sudah di percayai nya selama ini.

Jika sampai Pak Zidan yang terkenal tegas dan jujur ikut berkhianat kepada nya, Malika sudah tidak ingin lagi melakukan apapun,dia akan tetap pergi sejauh mungkin meninggalkan status nya sebagai seorang istri dari Dewangga, terserah pria itu mau mengurus perceraian mereka atau tidak.Malika sudah pasrah yang penting dia pergi dari kehidupan Dewangga.

" Sama-sama Nyonya Malika,saya juga senang bisa bekerja sama dengan Anda." balas Pak Zidan.

Malika keluar dari gedung pencakar langit milik pak Zidan,kini dia akan melakukan rencana selanjutnya sebelum benar-benar pulang menemui Bu Ani.

"Halo Pak." sapa Malika kepada seseorang yang sedang dia hubungi melalui sambungan telpon.

" Iya Nyonya,ada apa anda menghubungi saya?" tanya pria yang merupakan asisten dari suami nya Malika.

" Jika anda ingin mendapatkan kata maaf dari saya, sekarang waktunya anda membantu saya maka saya akan memaafkan semua kesalahan anda terhadap saya." ucap Malika dengan tegas karena sedang berkejaran dengan waktu.

Wildan mengernyit heran mendengar ucapan Malika, beberapa hari yang lalu saat dia berkunjung ke kediaman Malika dan Dewangga,Wildan memang sempat bersimpuh memohon maaf kepada Malika,Wildan melakukan nya atas keinginan nya sendiri karena tidak kuat mendapatkan tatapan mata tajam dari Malika,bahkan Malika tidak lagi ramah terhadap nya.Wildan yang tidak suka di perlakukan seperti itu langsung saja membuka semua nya di hadapan Malika,dia juga tidak mau Malika di sakiti lagi padahal selama ini Malika begitu baik dan tidak pernah macam-macam dengan Dewangga.waktu itu Wildan berjanji akan melakukan apapun yang Malika minta asalkan bisa mendapatkan maaf dari wanita malang ini.

" Katakan saja apa yang harus saya lakukan untuk anda Nyonya?" tanya Wildan begitu antusias, setelah ini dia tidak perlu lagi di hantui rasa bersalah terhadap Malika.

" Kita bertemu di rumah sakit tempat anak nya Dewangga di rawat sekarang juga,saya tidak tahu alamat rumah sakit nya,tolong anda kirimkan alamat nya kepada saya, nanti kita mengobrol di parkiran rumah sakit."Malika menutup sambungan telpon sambil menghitung mundur menunggu Wildan melakukan apapun yang dia inginkan.

Setelah mendapat alamat yang di inginkan nya,Malika segera berangkat menuju ke sana dengan semangat yang penuh.

" Bahagia itu tidak melulu harus bersama pasangan,maaf kalau Aku harus bermain licik demi berpisah dari Kamu!Jujur Aku sudah muak dengan orang-orang seperti kalian.semoga Kamu bahagia bersama istri kedua mu dan Aku pun berharap bahagia dengan kehidupan baru ku nanti." batin Malika tersenyum semanis mungkin.

Lima belas menit kemudian Malika akhirnya sampai di parkiran rumah sakit paling bagus di kota ini,pantas saja Anak Dewangga di rawat di rumah sakit ini sangat sesuai dengan kekayaan yang mereka miliki.

" Apa sih penyakit yang di derita anak Dewangga sampai masuk rumah sakit?" Malika bertanya-tanya dalam benak nya,dia juga baru tahu tentang sakit nya anak Dewangga dari Elsa sendiri.

Tanpa ingin mengulur waktu lebih lama lagi,Malika meminta Wildan masuk ke dalam mobil karena tidak mungkin dia yang masuk ke mobil Wildan,kalau ada yang melihat nya bisa ketahuan semua rencana nya nanti.

" Bagaimana pun cara nya minta tanda tangan Dewangga,Aku sangat membutuhkan tanda tangan Dewangga hari ini juga." pinta Malika to the point.Malika menyodorkan berkas dalam map coklat kehadapan Wildan.

" Apa ini Nyonya?" tanya Wildan tidak paham.

"surat gugatan cerai.jangan sampai gagal jika tidak ingin di tendang oleh Dewangga dari perusahaan nya." Malika tersenyum tipis sengaja memiringkan badan agar bisa menatap Wildan yang duduk di kursi bagian belakang.

Wildan sengaja duduk di kursi belakang karena tidak ingin pertemuan mereka ini menimbulkan fitnah untuk orang - orang yang melihat nya, lagian Malika juga masih Nyonya nya yang harus di hormati dan juga di segani.

" Satu lagi! Aku sudah tidak lagi menjadi nyonya Dewangga terhitung mulai dari sekarang,jadi berhenti lah memanggil Aku dengan kata Nyonya." sambung Malika yang kurang nyaman di panggil Nyonya oleh Wildan.

" Anda yakin ingin berpisah dari Bos?" tanya Wildan gak percaya kata-kata itu keluar langsung dari mulut Malika, padahal selama ini dia juga berharap seperti ini agar Malika tidak terus-menerus terbelenggu dalam pernikahan tanpa restu orang tua.

" Kenapa tidak? Dari pada setiap hari makan hati lebih baik berpisah bukan? Jadi apa Pak Wildan bisa mendapatkan tanda tangan Dewangga untuk saya?" tanya Malika tegas.

"Baiklah akan saya usahakan." pasrah Wildan.

Pria ini sangat tidak menyangka kalau Malika bisa bersikap tegas seperti ini.suatu hari nanti Dewangga pasti akan menyesal telah menyia-nyiakan berlian seperti Malika dan lebih memilih menyelamatkan Elsa yang liar dan licik.

" Bagus! Aku tunggu Pak Wildan di sini saja?"tutur Malika kepada Wildan.

" Harus sekarang juga tanda tangan nya?" tanya Wildan tak percaya.

" Aku tidak ingin menunda waktu lagi untuk sesuatu yang menyakitkan.sana cari bos mu itu." Malika mengusir Wildan untuk segera keluar dari mobil nya.Malika semakin tak sabaran berharap Wildan bisa di andalkan kali ini saja.

" Saya keluar dulu,tapi tolong jangan benci saya lagi Nyonya." Malika tidak perduli dengan ucapan Wildan, Malika tipe wanita apa ada nya dan tidak akan melanggar janji yang sudah di ucap kan.

" Hm.." Malika berdehem mengotak-atik ponsel nya.

" Rasain nih Bos! Maka nya jangan doyan nikah banyak-banyak." kekeh Wildan sambil melangkahkan kaki menuju ke ruangan VVIP.

" Ini apa?" tanya Dewangga begitu lantang

Bersambung.