NovelToon NovelToon
I Love You More, Little Sweety

I Love You More, Little Sweety

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir
Popularitas:946
Nilai: 5
Nama Author: DeeSecret

Setelah bangun dari kematian, dan menyaksikan keluarganya di bunuh satu persatu untuk yang terakhir kalinya, kini Naninna hidup kembali dan bereankarnasi menjadi dirinya lagi. Memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin. memastikan bahwa apa yang telah di alaminya saat ini hanyalah ilusi, namun ia merasakan sakit saat jari lentiknya mencubit pelan wajah mulusnya. Seketika ia tersadar bahwa hal ini bukanlah ilusi, melainkan kenyataan yang harus ia terima. Tidak mengerti mengapa Tuhan masih baik dan mau memberinya satu kesempatan, Ninna menyadari bahwa ia tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

Sembari memantapkan diri dan tekad, Naninna berusaha untuk bangkit kembali dan memulainya dari awal. Dimana musuh bebuyutannya terus saja berulah hingga membuat seluruh keluarganya terbunuh di masa lalu.

Naninna... tidak akan pernah melupakannya.

Kekejaman yang telah mereka lakukan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya, ia akan membalasnya satu-persatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeeSecret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Alex Dan Anne Dirumah

Naninna seketika dibuat mematung dengan hadirnya kedua sosok yang sangat ia rindukan akhir-akhir ini. Setelah insiden dimana dirinya mengalami hal-hal yang amat menyakitkan, Naninna merasakan dejavu saat tatapan penuh tanda tanya itu terlihat jelas dimata kedua orang tuanya. Naninna yang baru saja bangun tidur, tiba-tiba dibangunkan oleh Chloe bahwa Alex dan Anne sudah ada di bawah tengah berbincang dengan Matthew dan juga Amalia, yang kini tengah tertunduk canggung.

Amalia nampak mencoba menahan setiap kalimat yang wanita itu ucapkan agar tidak menyinggung mereka berdua. Apalagi disini posisi dia hanyalah tamu dan sepupu bagi Matthew, jelas wanita itu tidak dianggap terlalu penting oleh Alex dan Anne. Anne yang menyadari kehadiran seseorang di bawah tangga, lantas menoleh dan melemparkan senyuman hangat, yang selama ini Naninna rindukan.

Naninna berlari sedikit kencang membuat semua orang disana merasa khawatir sekaligus bingung. Anne yang pertama berdiri merentangkan kedua tangannya guna menangkap tubuh Putri satu-satunya. Menghamburkan tubuhnya ke pelukan sang Ibu dan merasakan kehangatan disetiap kulitnya.

"Ibu..." Anne termenung sesaat. Menyadari ada yang aneh dengan Putrinya ini, lantas Anne melihat bagaimana wajah sang Putri. Anne menelitinya dengan seksama.

"Ada apa sayang? Apa ada yang mengganggumu? Atau ada seseorang yang ingin mencelakaimu? Katakan pada kami."

Naninna hanya menggeleng, mencoba untuk menyembunyikan semua yang pernah ia lalui di kehidupan pertamanya. Karena saat ini Tuhan tengah memberinya kesempatan kedua, Naninna ingin memastikan bahwa orang tuanya akan baik-baik saja. Alex yang belum siap dengan respon langkah sang Putri, pun tidak tahan untuk mengelus kepala Naninna. Membelai wajah halus itu lalu mencium keningnya.

"Ada apa ini? Bukankah kita datang kesini karena Tuan Putri kita sedang merindukan orang tuanya? Tapi mengapa yang mereka lihat justru tangisan dan wajah sedih Putrinya?"

Alex berusaha menghibur sang Putri. Entah hal buruk apa yang telah Putrinya lalui dirumah ini, Alex benar-benar tidak akan memaafkan mereka. Sedikitpun tidak akan pernah.

"Aku hanya... Merindukan kalian." Naninna berusaha setenang mungkin menyembunyikan kesedihannya. Tersenyum menenangkan guna menyalurkan kedamaian di wajah mereka berdua.

"Wajar saja kau merindukan kami. Selama satu bulan kami pergi, dan selama itulah kami baru menyadari bahwa kau sempat koma selama 3 hari karena jatuh dari tangga."

Naninna tidak akan menyangkalnya bagaimana mereka tahu insiden itu. Naninna hanya bisa tersenyum lemah.

"Siapa pelakunya? Berani sekali mereka memperlakukanmu seperti itu? Tidak sadarkah mereka siapa yang telah mereka hadapi saat ini?"

Ujar Alex tegas dengan tatapan menusuk ke arah seluruh pelayan di rumah itu. Tidak ada hal yang sangat penting kecuali Keluarganya sendiri. Mendengar Putri satu-satunya koma akibat jatuh dari tangga, Alex menjadi murka bahkan tadi pagi pria itu telah menampar wajah Matthew.

Dan Naninna baru menyadarinya sekarang.

Melihat wajah tegas itu memerah dengan akibat tampara keras dari sang Ayah, Naninna bukannya merasa sedih, ia sangat puas akan hal itu. Entah apa yang tengah dirasakan oleh Amalia saat mengetahui bahwa kekasihnya itu di tampar oleh Alex? Naninna tidak ingin membayangkannya. Karena hal itu aka. merusak seluruh otaknya yang masih suci.

Naninna berusaha memberikan ketenangan kepada mereka. Memberikan penjelasan agar orang tuanya yakin bahwa Putrinya bisa menghadapinya.

"Aku tidak apa-apa, Ibu. Ayah juga tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku masih bisa mengatasinya sendiri."

"Kau tahu apa, sayang? Didunia ini banyak orang-orang yang begitu iri dengan kekayaan yang kita milikki. Bahkan musuh pun bisa kita lihat setelah mengalami semua ini bersama." Anne juga dibuat kesal dengan pelayan yang ada di rumah Putrinya. Mereka ia sewa agar suatu saat bisa berguna bagi Putrinya kelak. Tapi melihat beberapa lebam yang masih belum menghilang itu, hati orang tua mana yang tidak sedih dan sakit?

Pelayan yang merasa dibicarakan pun, hanya bisa menunduk dalam tidak berani melihat atau mengatakan apapun.

"Lebih baik kita makan dulu. Sayang... lihatlah apa yang Ibu bawakan untukmu? Satu mangkok mie sederhana namun sangat menggugah selera makanmu. Apakah kau tidak ingin mencicipinya?"

Naninna mengangguk semangat. Ia memgambil sendok lalu mencoba mencicipi kuah bening itu. Meresapnya kuat guna menikmati makanan yang telah lama ia rindukan.

"Bagaimana sayang? Kau menyukainya?"

Naninna mengangguk. "Enak Ma. Terima kasih."

Alex tersenyum melhat interaksi mereka berdua. Disamping itu Alex melirik kesamping dimana Amalia berada. Wanita itu tengah menikmati acara sarapannya dengan wajah sedikit takut.

"Kau... Mau berapa lama kau akan tinggal dirumah ini? Kau tahu kan bahwa Matt sudah beristri? Dan istrinya itu adalah Putriku. Jadi bersikaplah sewajarnya, dan lakukanlah sesuatu yang menghasilkan uang agar kau bisa pergi secepatnya dari rumah ini."

"Aku... sudah berusaha melamar keberbagai tempat yang sesuai dengan profesiku. Namun tidak semudah itu."

"Itu karena kau tidak mempunyai pengalaman sama sekali." Satu kalimat yang berhasil menghantam hatinya, kini Amalia benar-benar tidak bisa berkutik. Mulut terompetnya seketika terkunci ketika Ayahnya mulai mengatakan sesuatu yang tidak mengenakkan hati. Dari dulu Alex dan juga Anne memang tidak pernah setuju dengan tinggalnya Amalia di rumah ini. Meskipun kecelakaan orang tuanya, banyak yang mengatakan bahwa Alex dan anne lah penyebabnya, namun mereka berusaha menampik berita palsu tersebut. Dan menerima korban yang bahkan mereka tidak melukainya sama sekali.

Ini namanya diskriminasi.

Memanfaatkan korban dan berusaha menuntut hak atas kecelakaan yang sudah terjadi. Tapi Alex dan Anne tidak bisa kerkutik saat sang Putri mengizinkan Amalia untuk tinggal sementara waktu di rumahnya ini, dengan alasan masih sepupu dengan Matthew.

"Hm, karena saya hanya bersekolah dengan jurusan Tata Boga. Keahlian saya hanya bisa membuat roti. Tapi seolah semua Toko yang saya datangi menutup pintu untuk karyawan yang ingin melamar sepertiku. Jadi diriku juga tidak tahu harus kemana lagi."

"Mengapa kau tidak menjadi pelayan saja di rumah ini?"

Naninna menghentikan aktivitas makannya. Tubuhnya menegang kala mendengar sesuatu hal yang sangat menyakitkan. Meskipun Naninna sangat membencinya, tapi entah mengapa melihat ekspresi buruk namun terkesan menyakitkan itu, membuat Naninna tidak tega.

Mengapa?

Mengapa dirinya harus menaruh simpati kepada mereka yang pernah menyakitinya di masa lalu? Jika dia tidak membekukan hatinya dan membangun tembok untuk menghadapi musuhnya, bagaimana ia akan bertahan saat mereka berusaha masuk merusak hidupnya lagi? Kali ini, Naninna benar-benar di buat kacau dan berantakkan.

"Ayah. Amalia sepupuku. Tidak pantas jika dia menjadi pelayan disini." Matthew berusaha membela Amalia. Meskipun ia tahu bahwa melawan Pemimpin Keluarga bangsawan yang sangat berpengaruh tidaklah mudah, Matthew tetap tidak terima jika Amalia dihina seperti itu.

"Apa yang kau katakan itu, Matt? Apakah kau fikir aku ini telah menghina sepupumu itu? Aku hanya bercanda. Aku hanya menawarkan sesuatu hal yang bermanfaat. Daripada hanya diam dan tidur makan di rumah ini, kenapa tidak membantu pekerjaan dapur? Bukankah sepupumu bilang, bahwa dia pernah bersekolah di Tata Boga?"

Matthew menjadi kikuk. Sedikit tersinggung karena perkataan Alex. Disampingnya Amalia hanya bisa diam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Wanita itu nenunduk dalam berusaha menyembunyikan rasa sesak di hatinya.

Anne menyadari ada yang aneh dari sikap Amalia, wanita itu memasang wajah dingin dan melontarkan kalimat yang amat menyakitkan.

"Ada apa denganmu? Apakah kau tersinggung dengan perkataan suamiku? Jika kau merasa tersinggung, harusnya kau sudah sadar diri. Untuk apa merasa sedih karena sebuah perkataan yang mengandung fakta?"

Naninna hanya diam mencermati. Enggan ikut campur urusan orang tuanya.

Amalia memggeleng dan memasang senyuman manis. "Tidak Bibi. Apa yang dikatakan oleh Paman memang benar. Tidak seharusnya aku hanya bersantai disini. Aku juga akan berusaha mencari pekerjaan."

"Bibi?"

Naninna tergelak sekejap. Namun ia merapatkan bibirnya kembali dan melihat kesegala arah. Matanya tidak sengaja bersinggungan dengan satu pelayan yang sedang berdiri lebih tepatnya bersembunyi di balik tiang tembok berwarna hitam itu.

Mata Naninna menajam sesaat.

Baru mengingat siapa pelayan tersebut. Salah satu orang kepercayaan Matthew untuk menjaga Amalia, dan melaporkan sesuatu jika Naninna berbuat salah terhadap kekasihnya.

Seorang penjilat.

Naninna menghujaminya dengan tatapan membunuh. Lalu melengos begitu saja dan tersenyum manis di hadapan Alex.

"Memangnya kau siapa berani memanggilku Bibi? Kau tidak ada hubungan darah denganku. Panggil diriku dengan sebutan yang pantas."

"Maafkan saya, Nyonya. Saya telah salah karena bersikap lancang dan tidak sopan dengan Nyonya."

Matthew mengeratkan kepalan tangannya penuh amarah. Matanya melihat ke arah sang istri, yang kini juga tengah menatapnya, datar. Seolah tidak terganggu dengan penghinaan yang di alami oleh Amalia. Seketika Matthew merasakan amarah di dadanya. Tidak menyangka jika Naninna akan diam dan membiarkan Amalia dihina sampai segitunya.

Tapi...

Memangnya apa urusannya dengan dirinya?

Sekalipun wanita itu mati dengan belatung menggerogoti disetiap inci dagingnya, Naninna tidak akan memperdulikannya lagi. Bukankah dia telah mendapatkan balasan atas apa yang dia lakukan dimasa lalu? Lalu dirinya harus bersikap seperti apa? Tidak mungkin dia harus merasa kasihan dan sedih sedangkan mereka adalah seorang musuh yang pernah menghancurkan hidupnya. Naninna sendiri pun sudah merasa lebih tenang ketika menyadari dirinya berenkarnasi di kehidupan sebelumnya. Dengan begitu dia bisa membalaskan dendam kematian orang-orang terdekatnya.

1
IndraAsya
👣👣👣
Eonjin♤
Bravo, thor! Karanganmu berhasil membuatku menangis dan tertawa pada saat yang sama.
彡 Misaki ZawaZhu-!
Bikin nagih 😍
Desi Oktafiani
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!