NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Hey, jangan liatin Iren kayak gitu!" tegur Alex, seraya menunjuk wajah David dengan kesal. "Saya gak suka ya sama cara kamu menatap wajah Irene. Jaga pandangan kamu, David!"

David menghela napas dalam-dalam, semakin merasa kesal. "Sial, sepertinya Tuan Alex beneran suka sama ni cewek. Saya harus cari cara buat misahin mereka berdua. Jangan sampai nih cewek membutakan mata hati Tuan Alex," batinnya seraya mengalihkan pandangan matanya kepada Alex William.

"Maaf, Tuan. Saya akan menjaga pandangan mata saya," jawab David dengan wajah datar. "Kita harus ke pelabuhan sekarang, Tuan. Anda harus memeriksa pengiriman barang yang baru dateng."

"Oke, kita berangkat sekarang," jawab Alex hendak melangkah.

"Tunggu, Pak Bos," pinta Irene membuat Alex sontak menahan langkahnya.

"Ada apa lagi, Irene?"

"Eu ... apa aku boleh ikut ke pelabuhan?"

"Tentu saja. Kamu 'kan sekretaris saya, tapi--" Alex menahan ucapannya seraya memandang tubuh Irene dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Tapi apa, Pak Bos?"

"Ganti baju kamu dulu, masa ke pelabuhan pake piyama kayak gini?"

Irene tersenyum lebar. "Siap, Pak. Beri aku waktu buat ganti baju."

"10 menit, oke?"

Irene menganggukkan kepala dengan senyum kecil. Sementara Alex segera melangkah menuju tangga lalu naik ke lantai dua, hal yang sama pun hendak dilakukan oleh Irene. Namun, David tiba-tiba berdiri di hadapannya, menghalangi jalan seorang Irene Larasati.

Irene menghela napas kasar, memandang wajah David dengan kesal. "Ada apa, David? Aku cuma punya waktu 10 menit buat ganti baju," tanyanya.

"Jangan kamu pikir saya bodoh, Briptu Irene!"

Irene tersentak, rasa takut tiba-tiba menggelayuti relung hatinya yang paling dalam. "Ma-maksud kamu apa, David? Aku gak ngerti!"

"Saya pasti akan ngebongkar penyamaran kamu, Briptu Irene Larasati. Tuan Alex gak boleh jatuh, dia seorang mafia berhati dingin. Beliau juga gak akan segan menghabisi nyawa orang-orang yang ngehalangi bisnisnya."

Irene terdiam dengan perasaan kesal. Tatapan matanya kian tajam dalam memandang wajah asisten pribadi sang mafia.

"Apa kamu tau ke mana perginya sekretaris lama Tuan Alex?"

Irene masih bergeming.

"Tuan Alex menghabisi nyawa dia karena wanita itu udah tau terlalu banyak tentang bisnis ilegal kami. Saya sendiri yang ngebunuh dia."

Jantung seorang Irene seketika berdetak kencang. Apa ia akan bernasib sama seperti sekretaris Alex yang lama?

David tersenyum menyeringai, menyadari perubahan raut wajah Irene, melihat ketakutan dari tatapan matanya. "Tunggu aja, tak lama lagi kamu akan menyusul dia ke neraka," ucapan terakhirnya sebelum pria itu berbalik lalu melangkah meninggalkan Irene.

"Sial," umpat Irene di dalam hatinya, melangkah mengikuti pria itu dari arah belakang.

Dirinya terlalu takut untuk membantah pernyataan David, ia terlalu gugup untuk menjawab apalagi menimpali ucapan pria itu. Irene Larasati merasa terjebak dalam situasi yang sulit, tapi ia tidak akan mundur begitu saja. Dirinya bertekad akan menjebloskan Alex berikut David ke dalam penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Selain itu, ada hal lain yang mengharuskannya bertahan di sana.

Irene memandang punggung David yang berjalan menaiki satu-persatu anak tangga tepat dihadapannya. "Kau pikir aku takut sama ancaman kau itu, Dav? Jangan harap, aku gak akan nyerah sampai kalian mendapatkan hukuman yang setimpal. Udah terlalu banyak nyawa yang menjadi korban kekejaman kalian, udah terlalu besar negara menanggung kerugian atas bisnis ilegal kalian ini. Selain itu, aku udah bersumpah di depan makam Ayahku kalau aku akan balas dendam kepada orang-orang yang udah ngebunuh Ayahku," batinnya penuh dendam.

***

30 menit kemudian.

Irene keluar dari dalam kamar sudah berganti pakaian. Celana jeans berwarna abu berikut jaket dengan warna yang sama nampak membalut tubuh langsingnya. Tas kecil berwarna hitam yang sudah ia pasang kamera tersembunyi nampak melingkar di bahu sebelah kiri seorang Irene Larasati.

Irene berdiri tepat di depan pintu kamar. "Tuhan, tolong lindungilah hambamu ini," gumamnya, menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya melangkah menuju tangga lalu turun ke lantai satu.

Alex yang sedari tadi menunggu wanita itu di ruang santai seketika berdiri tegak, memandang tubuh Irene dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Astaga, dikasih waktu 10 menit malah ngabisin 30 menit. Dasar cewek," decaknya dengan datar.

"Maaf, Pak Bos, tadi aku--"

"Saya terima maaf kamu. Pokoknya, kesalahan apapun yang kamu lakuin, saya akan selalu maafin kamu, Irene," sela Alex, bahkan sebelum Irene menyelesaikan apa yang hendak ia ucapkan.

David yang juga berada di sana seketika mendengus kesal. "Saya gak pernah semuak ini ngeliat tingkah Anda, Tuan Alex. Mafia sekejam Anda bisa tunduk sama wanita kayak dia? Astaga!" decaknya dalam hati.

Alex merangkul pundak Irene dengan senyum lebar. "Kita berangkat sekarang. Saya seneng karena punya kamu di sisi saya, Irene."

Irene tersenyum canggung seraya menurunkan telapak tangan sang majikan. "I-iya, Pak Bos. A-aku juga senang karena bisa menemani Anda ke mana pun Anda pergi," jawabnya dengan gugup.

Alex tersenyum lebar, lalu melangkah menuju pintu bersama Irene dan juga David yang berjalan tepat di belakangnya.

"Aku ingin misiku cepat selesai biar aku bisa keluar dari rumah ini. Rumahnya emang kek istana, tapi aku ngerasa sedang berada di sarang singa. Apa lagi si David udah tau siapa aku. Pokoknya, aku harus dapet bukti sebanyak-banyaknya," batin Irene, menoleh dan memandang wajah Alex dari arah samping.

***

Setibanya di pelabuhan pukul 20.30, Iren dan Alex keluar dari dalam mobil. Puluhan pria berpakaian serba hitam nampak berjaga di sekitar pelabuhan, layaknya bodyguard yang sedang mengamankan keadaan. Irene berjalan tepat di samping Alex seraya memandang sekitar, sembari mengabadikan moment tersebut menggunakan kamera tersembunyi yang terpasang rapi di dalam tas yang ia bawa. Keadaan yang sudah malam membuat arah pandangnya terbatas, mencoba menembus kegelapan malam. Semilir angin dan deru ombak lautan terdengar samar-samar dari kejauhan.

"Ya Tuhan, ini sih sama persis kayak di drama Korea yang pernah aku tonton. Apa mereka bawa pistol juga kayak di drama-drama Korea? Jangan sampai aku kena door nanti," batin Irene, seketika menghentikan langkahnya saat Alex berdiri di depan kontainer berukuran besar.

"Apa barangnya ada di dalem?" tanya Alex, kepada David.

"Ada, Tuan Bos. Silahkan masuk," jawab David, membuka pintu kontainer.

Alex mengangguk-anggukkan kepala melangkah memasuki kontainer, hal yang sama pun hendak dilakukan Irene. Namun, David tiba-tiba berdiri dihadapannya menghalangi jalannya.

"Minggir, aku mau masuk!" pinta Iren dengan sinis.

"Siniiin dulu tas kamu."

Irene sontak memeluk tas miliknya dengan perasaan terkejut dan takut. "Bu-buat apa? Ini tas aku."

"Udah, siniin aja. Siapa tau diem-diem kamu bawa kamera tersembunyi."

Bersambung ....

1
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
Jamayah Tambi
Selepas 8 tahun baru jumpa
Jamayah Tambi
Anak degil
Jamayah Tambi
Dah masik kandang singa memang tak boleh keluar dah
Jamayah Tambi
Mesti Irinevdah mengandung anak mafia tu
Jamayah Tambi
Kau peduli Akex
Jamayah Tambi
Alex dah tau kau polisi,tp buat2 tak tau kerana cintanya.Dia ingin kamu berhenti jd polis dan menjadi isterinya Itu taktik Alex.
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya bang alex ma irene ketemu lg,kaget ya bang tiba" menjadi daddy si kembar willi & willo 🤩🤩
mampus kau david,habis ni kau akan liat kemurkaan dan kemarahan bang alex 🤭😅😅
Jamayah Tambi
David cukup hati2
Jamayah Tambi
David pulak mcm ketua mafia.
Jamayah Tambi
Kaya raya memang,tp klu suaminya tidak setia dan kaki selingkuh macam mana.Mana ada perempuan yg sanggup diduakan./Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
Masuk kandang singa kamu Ren/Toasted//Toasted/
Jamayah Tambi
Belum apa2 dah kantoi /Sob//Sob/
Jamayah Tambi
Kamu berani sangat Irine.
Jamayah Tambi
Biar betul 2 vs 12.Macam tak logik.
Jamayah Tambi
Ah sudah,bahaya ni Airine
Jamayah Tambi
Mcm man nk jadi sekretaris klu tidak ada latihan.
Sri Astuti
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah wanita ketika merasa kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!