"Ibumu pembunuh!"teriak Amanda.Dadanya bergemuruh.Emosinya berkobar-kobar melihat sang putri kecilnya kini meregang nyawa karena ulah mertuanya.
"Kamu mengatakan ibuku seorang pembunuh?Dia itu mertuamu!Yang berarti ibumu juga Amanda!"teriak Richard tak mau kalah.Ia tak mau ibunya dituduh sebagai pelenyap nyawa putrinya.
Amanda,seorang istri yang harus mencari nafkah karena suaminya , Richard tak mau bekerja setelah dipecat dari tempatnya bekerja.Ia harus mengasuh putrinya yang masih berusia dua bulan,namun tanpa sepengetahuan Amanda,ibu mertuanya memberikan makanan yang belum boleh dikonsumsi oleh bayi , hingga sang anak meninggal dunia.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?Ikuti terus yuk kisah mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 5
Richard hanya bisa menarik napas dalam-dalam sembari memijat keningnya.Semua kacau.Ia berjalan pelan ke depan kamar Amanda,berusaha untuk membujuknya.Namun sekeras apapun Richard membujuknya,tetap saja Amanda tak mau keluar dari kamar.
"Apakah Amanda sangat terluka dengan sikapku?"guman Richard.
"Ri , ibu lapar"ucap Ratna menemui Richard di ruang keluarga.Namun,Richard terus menerus menatap kamar Amanda."Richard!Kamu itu denger nggak sih ibu ngomong"sentak Ratna sambil mendorong pundak Richard.
Ia langsung melihat ibunya."Kalau lapar , ya masak lah bu"jawabnya cuek.
"Nggak mau ah"jawabnya.
Richard mengusap kasar wajahnya."Tadi mama membawa makanan untuk Amanda dan dibawa ke kamar.Mungkin saja masih ada sisa makanan di meja makan bu"ucapnya.
Mbak Arin dan Lisa langsung berjalan melewati kakaknya dan sang ibu,mungkin mereka ke ruang makan.
"Ibuu..!"teriak mereka dari arah dapur.
Richard dan Ratna langsung berlari ke dapur."Ada apa?!"tanya Richard melihat Arin dan Lisa ketakutan.
"Hahaha..kalian mau nyari apa?Nyari makanan?Jadi selama ini kecurigaanku benar.Amanda yang memasak untuk kalian.Luar biasa sekali keluarga benalu ini"
"Sudah mendapatkan menantu yang serba bisa,namun disia-siakan"ucap bu melisa.
"Mulai sekarang,kalau kalian ingin makan ya carilah makan sendiri.Jangan harap kalian bisa mengambil apa yang telah aku beli."
"Karena aku tak sudi menafkahi kalian lagi"ucap Amanda saat keluar dari kamar yang membuat semua terkejut.
Richard mendekati Amanda."Akhirnya kamu keluar kamar juga sayang.Sini,biar aku bawa piringnya ke belakang"ucap Richard sambil meraih piring yang ada di tangan Amanda.
"Nggak perlu mas.Aku bisa sendiri.Selama ini aku juga melakukan semuanya sendiri.Dan kenapa kalian belum keluar dari rumahku?"tanya Amanda.
"Aku masih suamimu Amanda.Kita nggak boleh tinggal terpisah."ucap Richard.
"Nggak boleh atau memang kamu nggak bisa?Selama ini aku sudah sabar menghadapi kalian semua.Namun semuanya salah,caraku salah.Kalian justru menginjak-injak harga diriku."
"Kamu mau lihat kan?Bagaimana kalau aku marah?Akan aku tunjukkan Mas"ucap Amanda.
"Kamu ini keterlaluan ya Amanda.Richard itu suamimu dan kamy harus mematuhinya."teriak Ratna sewot.
"Suruh anakmu mencari nafkah dulu baru menuntut!"ucap bu melisa mengacungkan telunjuk di bibir bu ratna.
"Aku akan bekerja sayang,aku janji.Aku mohon kita mulai semuanya dari awal ya"pinta Richard.
"Kita bisa bikin anak lagi.Kita bisa hidup bahagia."imbuhnya dengan rasa percaya diri.
Amanda hanya menatap Richard dengan sekedar menatap,karena tatapannya kosong.
"Aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama."ucap Manda sambil berlalu.
"Heh!Apa maksudmu?"teriak bu ratna lagi.
"Kalau ibu tidak terima dengan apa yang ku katakan,silahkan pergi dari rumah ini"ucap Amanda membalikkan badan.Dan itu membuat bu ratna terdiam.
Bu melisa membantu Amanda berjalan ke belakang untuk mencuci piring bekas makannya.Setelah semua beres,Amanda kembali melewati suaminya dan kembali ke kamarnya.
"Mau makan , beli sendiri"tukas bu melisa yang juga melewati empat orang yang masih berdiri mematung.
"Dasar nenek sihir!"tukas bu ratna pada bu melisa.
Namun bu melisa cuek dan melambaikan tangannya pada besan mautnya tersebut.
"Ri , ini bagaimana?Ibu lapar"ucap bu ratna.
"Kami juga lapar"ucap Arin dan Lisa serentak.
Richard tak tahu harus melakukan apa."Tunggu sebentar bu.Tadi ada yang memberiku amplop dan masih ku simpan di dompet.Coba aku lihat dulu"ucap Richard yang langsung ke ruang keluarga tadi.
"Loh , kemana amplopnya."teriak Richard melihat dompetnya kosong.
"Memang kamu simpan dimana tadi?"tanya bu ratna yang sudah berada di samping richard.
"Di sini bu.Tadi disini di dompet"jawabnya panik.
"Mana kak?"tanya Lisa.
Pintu kamar terbuka."Aku yang mengambilnya.Kalian tidak boleh mendapatkan apapun yang menyangkut aini,karena kalian telah menghilangkan nyawanya."
"Jadi,jangan berharap apapun"ucap Amanda yang kembali masuk ke dalam kamar.
Bu ratna terlihat semakin emosi."Egois kamu amanda!Kau mau membuat kami semua mati kelaparan?Hah!"teriak bu ratna.
Sepertinya Amanda benar-benar ingin membuat keluarga itu menderita.
"Ciee nggak punya uang ya..Hahaha kasian miskin"cibir bu melisa dari balik pintu kamar yang sedikit terbuka.
"Kalian memang keluarga gila!"teriak bu ratna sambil menghentakkan kakinya.
"Terus ini gimana?Gimana caranya biar kita bisa makan"Lisa kembali bersuara.
"Bu , aku pinjam perhiasan ibu dulu.Nanti aku ganti."ucap Richard pada ibunya.
"Nggak!Nggak boleh"tukas bu ratna.
"Ibu mau kita mati kelaparan?"tanyanya lagi.
"Mending kamu jual apa kek , yang penting jangan perhiasan ibu."jawab bu ratna.
"Bu , semua ini dibeli dengan uang Manda.Bisa bertambah nanti laporan untuk kita nantinya.Sudahlah bu."pinta Richard.
"Baiklah kalau begitu , tapi bener ya nanti diganti.Kamu harus janji"jawab Bu ratna yang akhirnya mau mengalah.
Richard mengangukkan kepalanya.Bu ratna berjalan ke kamarnya dan mengambil perhiasannya."Jual kalung ini saja."ucap bu ratna.
Bersambung...