Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Foto Panas
Jam tujuh malam, kini Digo dan Kinara baru saja sampai di studio televisi tersebut. Kinara menggandeng tangan Digo masuk ke dalam ruangan studio.
Mereka berdua tampak sangat serasi malam ini. Hingga tidak sedikit yang memuji pasangan muda itu.
Setelah cukup menunggu, kini giliran nama Kinara dipanggil. Mereka berdua yang masuk keruangan wawancara yang ditonton oleh banyak orang disana. Kinara tampak melambaikan tangan pada penonton didalam studio sambil tersenyum lebar pada mereka.
Saat ini Kinara mulai melakukan wawancara, Kinara mendapatkan beberapa pertanyaan terkait desain-desain bajunya. Wanita cantik itu tampak dengan rapi menerangkan seluruh jawabannya dengan senyuman manis yang tidak hilang dari wajahnya. Beberapa kali Digo juga mendapatkan pertanyaan-pertanyaan kecil disana. Mereka juga mendapatkan beberapa kali tepuk tangan dari penonton.
Mereka berdua bak pasangan paling sempurna dan romantis, semua orang tampak mengagumi keduanya tanpa mereka tau jika rumah tangga yang mereka jalani saat ini tengah berada dititik hambar.
Di sisi lain..✨
Renata tengah duduk disofa ruang tengah dengan mengenakan piyama tipisnya. Ia memegang segelas minuman ditangannya lalu meraih remote tv yang tergeletak di atas meja.
Tit!
Renata memencet tombol remote dan menyalakan tv didepannya. Saat ini ia sengaja mencari channel live yang tengah menyiarkan wawancara Kinara dan Digo malam ini.
Beberapa kali mengganti channel, kini ia menemukannya. Dari sana tatapan Renata langsung tertuju pada Digo, suaminya itu terlihat begitu tampan di acara tersebut. Meskipun tetap saja, lebih tampan aslinya. Ia juga melihat wanita yang duduk disampingnya, yaitu Kinara.
Sebuah senyuman penuh arti tiba-tiba terukir di wajah cantiknya, seolah kali ini Renata tengah memiliki sebuah ide.
Renata bangkit lalu mengambil ponselnya yang berada di dalam kamar. Beberapa kali wanita itu tampak mengambil foto seksi dari kamera smartphone yang ia pegang.
"Bagus... Foto-foto ini akan aku kirimkan ke Digo malam ini." ucapannya sambil tersenyum lebar melihat hasilnya.
Lalu Renata mulai berjalan keruang televisi lagi. Ia kembali duduk di kursi dan tampak tengah sibuk mengirimkan foto-foto yang ia ambil tadi dan mengirimnya ke nomor suaminya.
"Aku ingin lihat, apakah kamu benar-benar lebih mencintaiku atau.. Kinara istri pertamamu." ucap Renata sambil menyunggingkan senyum.
Kembali ke studio,,
Ponsel Digo beberapa kali bergetar, menandakan ada sebuah pesan masuk. Ia mencoba mengabaikannya dan fokus pada acara ini.
Tapi, ponselnya kini kembali bergetar membuat pikiran Digo jadi terbagi. Antara tetap ingin fokus atau membuka pesan itu sebentar.
Ekspresi wajah tampan Digo yang berangsur berubah menjadi gusar, kini terlihat jelas dimata Renata. Wanita itu semakin merasa senang saja, dan tersenyum penuh kemenangan.
Renata mencoba mengirimkannya beberapa foto lagi untuknya. Dan untungnya wawancara itu hampir selesai. Akhirnya Digo memutuskan untuk langsung membuka pesan tersebut sambil berjalan bersama Kinara melewati ruang studio.
Tampak nama Renata tertera dilayar ponsel dari aplikasi hijau. Ada sebuah gambar kamera kecil dibawah nama pengirim, yang artinya Renata telah mengirimkannya beberapa foto pada Digo.
Digo melirik ke arah Kinara yang berjalan bersamanya sebentar sebelum membukanya.
Jarinya mulai men-scroll layar ponselnya, sungguh pemandangan yang begitu menggoda.
Renata mengiriminya beberapa foto panas hingga Digo tidak sadar beberapa kali meneguk silvanya dengan kasar. Jakunnya pun tampak naik turun.
Lagipula siapa yang akan bisa menahan jika melihat tubuh seindah milik Renata? Akhirnya Digo memutuskan sesuatu malam ini.
Digo mengirimkan pesan pada Jovan, asisten pribadinya untuk menjemputnya sekarang juga.
"Kinara?" panggil Digo.
"Ya mas, ada apa?" tanyanya sambil menatap wajah suaminya.
"Maaf, aku tidak bisa pulang bersamamu sekarang. Ada pekerjaan mendadak yang harus aku kerjakan malam ini juga. Jovan baru saja mengabariku tadi. Apa kamu tidak keberatan jika pulang sendiri?" tanya Digo. "Supir kita akan mengantarmu, dan aku akan menghubungi Jovan untuk menjemputku." lanjut Digo berujar.
Kinara tampak diam sebentar lalu menjawab. "Baiklah, kalau begitu aku akan pulang terlebih dahulu." jawabnya.
"Kalau begitu, aku antar sampai mobil." ucap Digo.
Kinara mengangguk, didepan tampak sang supir telah menunggu dan membukakan pintu mobil untuk mereka.
"Kamu hati-hati. Istirahatlah dulu, mungkin aku akan pulang lebih larut malam ini." ucap Digo lalu mengecup kening Kinara dengan lembut.
Kinara tersenyum lebar menatapnya. "Kamu juga. Aku pulang dulu." balas Kinara lalu.
Digo mengantar Kinara masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil untuknya.
"Pak, antar istri saya pulang. Saya masih ada urusan, jadi kalian bisa pulang lebih dulu." ucapannya pada supir pribadinya.
"Baik Tuan." jawab supir itu mengerti.
Kinara membuka kaca mobil, Digo mengangkat tangannya melambai pada sang istri sambil tersenyum saat mobil tersebut mulai melaju.
Tidak berapa lama, Jovan sampai di lokasi. pria itu langsung membuka pintu mobil untuk sang Tuan.
Tujuannya malam ini adalah apartemen Elements milik Renata.
Beberapa menit akhirnya mereka sampai, Digo meminta Jovan agar pulang terlebih dahulu karena dia mungkin akan sedikit lama malam ini, dan dia akan menghubunginya lagi saat Digo akan pulang nanti.
"Baik Tuan." jawab Jovan mengerti.
mobil Jovan pergi, sementara Digo langsung masuk kedalam apartemen dan naik melalui lift hingga sampai didepan kamar Renata.
Digo membuka sandi kamar itu dan langsung menguncinya kembali. Pria itu bahkan langsung membuka jasnya dan melemparkannya sambil terus berjalan.
"Renata?" panggil Digo yang kini mulai membuka dasinya.
"Sayang?" ucapnya sambil menatap sekeliling dan membuka dua kancing kemeja atasnya lanjut dengan kancing bagian lengan dan menariknya sampai ke siku.
Krek!
Pintu kamar terbuka, tampak Renata keluar dari sana dengan piyama tipisnya yang dapat memperlihatkan dengan jelas bagian isi didalamnya yang begitu padat.
"Mas?" ucap Renata sambil tersenyum.
Digo mendekatinya dan langsung meraih pinggangnya, bahkan menekannya hingga Renata dapat merasakan benda dibalik celana itu kini sudah sangat mengeras.
Digo langsung mendaratkan ciuman dibibir Renata dengan buas.
"Eumph!"
Kini tangannya mulai naik dan meremas dada besar Renata dengan kasar hingga menciptakan desahan-desahan yang memabukkan dari bibir manis Renata.
"Kau sengaja menggodaku bukan?" tanya Digo setelah mereka melepaskan ciumannya sebentar.
"Jika iya, apa yang akan kamu lakukan?" balas Renata sambil bergelayut manja dileher sang suami.
"Aku akan menghukummu sampai kamu tidak akan bisa tidur malam ini." ujar Digo.
"Hukum saja, aku siap.." jawabnya sambil terkekeh.
"Kamu harus tau satu hal, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Karena tubuh mu kini sudah menjadi candu bagiku." ucap Digo lalu meraih tubuh Renata dan menggendongnya kedalam kamar.
Pria itu menurunkan tubuh Renata ke atas ranjang dan mulai mencumbuinya lagi. Mereka berdua berciuman dengan sangat bergelora malam ini. Renata membuka kancing kemeja Digo begitu juga sebaliknya, Digo membuka seluruh pakaian yang Renata kenakan malam ini tanpa melepaskan ciuman mereka.