Cinta Tersembunyi Sang CEO

Para pengawal sudah menyeret Lili dan Mirna keluar rumah, kedua wanita itu hancur bagaikan debu terlihat dari wajah mereka yang sangat berantakan dan tidak lagi terlihat seperti wanita sosialita.

“Nak Maafkan ayah ya, selama ini ayah sudah membiarkan kamu menderita dari wanita-wanita jahat itu, ayah berjanji akan menebus kesalahan ayah selama ini, apapun yang kau inginkan pastilah ayah akan memenuhinya” Ucap Alex setelah dia tidak melihat Lili dan Mirna.

Geona hanya tersenyum bahagia melihat wajah sang Ayah sudah cerah seperti dulu lagi, kemudian dia langsung memeluk sang Ayah.

“Geona tidak menginginkan apapun yah! Yang Geona inginkan kasih sayang dari Ayah, yang penting ayah selalu ada bersamaku, itu saja sudah cukup” tutur Geona dengan masih membenamkan wajahnya didada sang ayah, dengan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca.

Alex menganggukan kepalanya, sambil mengusap tetesan air matanya yang sudah mulai membasahi pipinya.

“Baik! Ayah janji! Ayah tidak akan lagi membiarkanmu sendiri dalam menghadapi masalah, ayah akan selalu ada buat kamu” Jawab Alex dengan perasaan haru.

Diluar pagar kediaman Alex Sitanggang. Mirna menatap Bangunan mewah itu dengan tatapan penuh permusuhan, dia mengepalkan tangannya dan menggertakan gigi-giginya dengan kasar.

“Aku berjanji! Akan menghacurkan keluarga Alex Sitanggang dan Geona Belvania Sitanggang! Walaupun nyawaku menjadi taruhannya” Geram Mirna dengan mata sembabnya, kemudian dia berbalik pergi sambil menghentakan kakinya ketanah.

Ditempat lain.

Tepatnya ditempat Proyek dilaksanakan diKabanjahe, Farel dan Wakil CEO sekaligus Sekretarisnya Pak Juni, mereka berjalan ditempat pembangunan Wahana Wisata Alam yang sangat terlihat Asri, dengan berbagai wahana wisata dengan bermodelan modern dan sangat menarik.

“Bagaimana dengan pembebasan lahan ditempat ini? Apakah sudah sesuai dengan prosedur perusahaan?” Tanya Farel kepada Pak Juni, sambil dia duduk disebuah bongkahan batu yang ada ditanah.

Pak Juni mengerutkan keningnya dan menggeleng pelan, karena melihat sang CEOnya tanpa pilih-pilih tempat duduk, dia langsung duduk dimana terdapat sedikit ruang untuk didudukan bokongnya.

“Sudah Tuan! Perusahaan Talzus Group memberi ganti rugi pemilik tanah sebesar 1,5 miliar perkepala keluarga” Jawab Pak Juni dengan tenang.

“Heem bagus, kita tidak boleh meraup keuntungan diatas tanah orang lain, kita harus adil dalam membuat suatu keputusan” tutur Farel dengan santai sambil dia melihat kearah Gunung Sinabung.

Suasana ditempat itu terlihat cukup ramai, karena ada banyak pekerja dan beberapa pemilik tanah yang ingin menyelesaikan berbagai prosedur ganti rugi.

“Kenapa kau tidak menempati janjimu haah!” Teriak seorang wanita kepada seorang laki-laki yang terlihat seperti seorang marketing.

“Hei perempuan! Janji apa yang tidak kutepati, emang kau punya bukti janjiku rupanya? Hah!” jawab lelaki itu dengan bentakan.

“Dasar Kau! Kalau kau gak janji waktu itu, ganti rugi sebesar 1 Miliar perorang, aku gak akan berikan tanahku untuk pembangunan proyek Wisata ini” Ucap sang Wanita dengan sangat geram, dia meunjuk sang lelaki dengan bergitu sarkasnya.

“Hem... iya benar! Aku emang sudah pernah janji seperti itu! Tapi itu sebelum ada pemotongan pph dan ppn dari perusahaan pusat, sekarang sudah dipotong sebesar 25% perorangan, lalu bagaimana saya dengan hal itu, apakah saya akan membayar pakai uang pribadi saya, kan gak mungkin” Jawab lelaki itu berusaha tenang dan menjelaskan.

“Cuiih... kau terlalu banyak alasan! Awas saja! Untung kalau aku gak jumpa sama pimpinan perusahaan ini, saya akan laporkan kelakuan kalian! Dan saya akan mengambil kembali tanah saya” Ancam Wanita itu dengan nada tinggi.

“Hahahaa... apakah kau berani melakukan hal itu? Ingat! Kau dan Keluargamu sudah menandatangani surat perjanjian Jual Beli, apakah kau sanggup menanggung konsekuensinya? Hah” Gertak Sang Lelaki itu dengan senyuman mengejek sambil tertawa kecil.

Mendengar pernyataan dari sang Lelaki. Wanita itu langsung menunduk dengan perasaan yang tidak bisa diprediksikan, kemudian dia berkata “Baiklah kalau begitu! Berapa lagi yang saya dapatkan dari biaya ganti rugi?” Tanya sang Wanita itu dengan perasaan beratnya.

“Tunggu dulu! Biarkan saya hitung” Jawab lelaki itu dengan mengambil ponselnya dan langsung melakukan perhitungan.

“satu miliar dipotong dengan 25% sama dengan dua ratus lima puluh juta, berarti kau hanya terima 750 juta lagi” Ucap lelaki itu setelah melakukan perhitungan yang sangat pelit.

Wanita itu hanya menghela nafasnya kasar, dia tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar penuturan dari lelaki itu.

Farel dan Pak Juni saling menatap, ketika mereka mendengar pernyataan dari lelaki diseberang sana, Farel hanya menyipitkan kedua matanya seakan dia meminta penjelasan dari Pak Juni, namun Pak Juni dengan cepat menggelengkan kepalanya, memberikan isyarat bahwa dia tidak tau tentang ini.

Farel langsung berdiri dan bergegas menghampiri sang lelaki dan wanita itu.

“Apakah keputusan yang kau sebut barusan adalah keputusan dari perusahaan ya?” Tanya Farel dengan datar.

Lelaki itu mengernyitkan keningnya ketika beralih melihat kearah Farel, dia memperhatikan penampilan Farel dari ujung rambut sampai dengan ujung kepala.

“Cuiih.. Hei bocah! Apa hakmu berbicara denganku? Kau harus tau bahwa keputusan yang ada ditempat ini harus berdasarkan keputusanku, jadi kau tidak perlu tau apakah ini keputusan perusahaan atau bukan, lebih baik kau pergi dari sini sebelum aku marah” Jawab Lelaki itu dengan nada meremehkan.

“Saya rasa keputusan tentang ganti rugi ditempat ini, adalah keputusan final dari perusahaan yang sah, bukan keputusan dari pecundang seperti kau” Ejek Farel dengan menyilangkan tangannya didada.

“lagian? Yang menangani proyek ditempat ini saya tau, apakah dia sudah menyerahkan kewenanganya kepadamu ya?” Bicara Farel dengan ketus sambil dia memegang dagunya.

Mendengar pernyataan dari Farel, sontak saja sang lelaki itu wajah berubah menjadi masam, dia menjadi geram kepada Farel, karena Farel mampu tau tentang keberadaan yang menangani proyek yang sesungguhnya.

Lelaki itu menatap tajam kearah Farel, dengan senyuman getir dia berkata dengan amarah yang menggebu-gebu “Aku Delga Telaumbanua! Baru kali ini ada yang berani meremehkan keberadaanku ditempat ini, kurasa aku sudah mendapatkan penghinaan yang sangat besar kali ini”.

Farel hanya mengangguk-angguk mendengar bentakan dari Delga Talaumbanua, kemudian dia beralih memandang wanita yang masih setia berdiri disamping Delga Talaumbanua.

“Ibu jangan mengambil Uang itu, ibu bisa langsung melaporkan kejadian ini di kantor pusat perusahaan Talzus Group di Kota Medan, karena sesuai dengan keputusan perusahaan! Setiap keluarga mendapatkan ganti rugi sebesar 1,5 Miliar tanpa ada potongan apapun” Jelas Farel kepada wanita itu.

Mendengar penjelasan dari Farel, sontak saja wanita itu membelalakan matanya dengan sangat senang, namun sedetik kemudian dia lansung lesuh dan menunduk, walaupun dia tau kenyataannya bahwa ganti ruginya sebesar itu, namun apalah daya dia hanyalah seorang masyarakat biasa yang tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi Delga Telaumbanua.

“Maaf Nak! Walaupun saya tau kebenaran yang sesungguhnya, namun apalah daya! Saya ini hanyalah masyarakat biasa yang tidak memiliki dekingan yang kuat, makanya saya hanya bisa pasrah menerima kenyataan yang seperti itu” Ujar Wanita itu dengan tatapan kosongnya.