Bertemu kembali dengan mantan suaminya setelah dua tahun berpisah, itu adalah sebuah petaka bagi Ishara Guestone!
Seseorang yang berusaha ia hindari setelah menandatangi surat perceraian itu, kini mencoba untuk kembali menerobos masuk ke dalam kehidupan nya.
Lalu bagaimana kah kehidupan wanita berparas cantik seperti Ishara setelah kembali di pertemukan dengan mantan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Sangkar Untuk Rumah
Jam istirahat masih tersisa sepuluh menit lagi, dan beberapa menit yang lalu Ishara baru saja kembali dari cafe yang tak jauh dari perusahaan nya.
Saat ini wanita itu terlihat tengah mondar-mandir di depan meja kerja nya seraya mengigit telunjuk nya. Kebiasaan wanita itu saat sedang kebingungan.
“Kenapa aku harus takut?” Gumam bertanya Ishara pada dirinya sendiri seraya menghentikan langkah nya, tak lama kemudian wanita itu kembali melangkah berbalik. “Kenapa aku seperti tertangkap saat sedang selingkuh?”
Brugh..
Ishara menjatuhkan bok*ng nya kasar pada sofa di ruangan nya seraya mengacak kesal rambut nya. “Astaga dasar bodoh!” Makinya pada diri sendiri.
Jika di pikirkan kembali memang benar, kenapa dirinya harus ketakutan dan kabur saat melihat Agaskara tadi? Mungkin karena ancaman pria itu, pria yang jelas-jelas Ishara tau silsilah keturunan nya.
Tapi, bukan kah dirinya dan Agaskara sudah tidak memiliki hubungan apapun? Jadi entah ingin menjalin hubungan atau apapun itu hak nya dong?
Lalu bagaimana jika Agaskara benar-benar melakukan sesuatu pada Kerrlo? Ishara tau bahwa Agaskara tidak suka di tentang sejak awal ia mengenal nya.
“Arghhh brengsek, kenapa aku harus berada di posisi seperti ini?!!” Ishara menggeram kesal dengan jalan nasib nya.
Hidupnya baru saja terasa lebih tenang dan bebas satu tahun belakangan ini setelah ia bisa melupakan sedikit tentang Agaskara sang mantan suami. Namun kini pria itu kembali hadir di hidupnya dengan identitas yang sebenarnya.
“Tenang Ara, tenang..” Ishara menarik napasnya dalam, mencoba menenangkan pikiran nya yang berantakan.
Mencoba menghilangkan bayangan akan tatapan tajam penuh ketidaksukaan dan amarah dari Agaskara saat di cafe tadi.
Setelah napasnya teratur Ishara pun kini beranjak menuju toilet yang berada di dalam ruangan nya yang begitu lengkap dan sempat membuat dirinya takjub saat awal bekerja disini.
Membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari keran wastafel itu, kini Ishara menatap wajahnya di kaca sana.
“Sebenarnya apa mau mu, Agas?” Ishara bertanya di depan kaca tersebut seolah tengah berbicara dengan Agaskara.
Sedangkan disisi lain..
Seorang pria berdiri menatap hamparan laut yang saat ini tengah menunjukkan keindahan ombak nya yang berirama. Menatap matahari yang mulai terbenam dari posisi nya dengan tatapan lurus tanpa ekspresi nya.
“Tuan Alaska?”
Alaska, benar pria itu lah yang saat ini masih diam tidak menjawab panggilan dari pria di belakang nya.
“Sudah hampir malam, angin laut juga sepertinya mulai kencang lebih baik kita kembali sekarang”
Alaska menoleh ke kiri dan kanan nya, tidak menemukan keberadaan seseorang yang ia cari selama beberapa minggu ini.
Pria itu menghela napas nya kasar sebelum akhirnya berbalik menatap sosok yang baru saja memberinya ajakan.
“Kenapa dia tidak datang lagi ke sini, Potter?” Tanya Alaska dengan nada kecewa namun ekspresi datarnya tetap terpampang di wajah tampan nya.
“Mohon maaf tuan, sepertinya nona Ishara adalah orang yang sibuk”
Ishara? Benar, Alaska selalu datang setiap hari ke pantai yang mempertemukan dirinya dengan wanita itu. Berharap dirinya kembali bertemu dengan Ishara sang pemilik wajah ceria namun tenang, sosok yang Alaska idamkan.
Alaska melangkah lebih dulu dengan harapan yang kembali pupus, meninggalkan pantai tersebut.
“Sampai saat ini kau masih belum menemukan identitas nya, Potter?”
“Belum tuan, nama Ishara yang saya temukan bukan wanita yang tuan cari”
Lagi, mendapat jawaban yang lagi-lagi sama membuat Alaska kembali menghela kasar napasnya.
“Sepertinya kita memang tidak berjodoh” Gumam Alaska terlihat menyerah, menatap laut dari dalam mobilnya yang bergerak pergi meninggalkan kawasan pantai tersebut.
**
Kelopak mata Ishara perlahan terbuka, wanita itu baru saja terbangun dari tidur yang cukup nyenyak malam tadi. Bukan tanpa alasan karena wanita itu ketiduran saat baru saja merebahkan dirinya di atas kasur.
Sejak saat jam makan siang kemarin hingga jam kerja telah usai, Ishara tidak melihat kehadiran Agaskara di gedung pencakar langit itu.
Dan kini wanita itu beranjak dari kasur nya menuju meja rias dimana ia tengah menatap wajah bantalnya di depan cermin rias nya.
“Ayo semangat Ara!” Gumam bersemangat Ishara dengan wajah yang terlihat lebih cerah hari ini. “Selesaikan empat bulan lagi, lalu setelah itu aku akan mengundurkan diri dengan segala resiko!”
Ishara sudah memutuskan kemarin, setelah membaca-baca perjanjian yang ia tanda tangani. Setidaknya membutuhkan waktu sekitar enam bulan lagi agar saat mengundurkan diri ia hanya membayar tiga puluh lima persen dari pinalti yang di berikan.
Untuk itu mungkin ia akan memakai tabungan nya lalu pindah ke kota lain dan bekerja disana. Itulah rencana nya.
Sudah rapih dengan pakaian kerjanya serta mengoleskan pelembab bibir sebagai step terakhir agar bibirnya tidak kering, kini Ishara berjalan menuju pintu untuk keluar dari apartment nya.
Namun baru saja membuka pintu, tubuh Ishara di buat terlonjak kaget dan mundur beberapa langkah saat melihat sosok Agaskara yang berdiri tepat di tengah-tengah pintunya.
“Astaga tenang Ara..” Ishara mengusap dada nya kaget, mengatur hembusan napasnya dengan mata yang menatap ke arah lain sebelum akhirnya mulai menatap Agaskara yang hanya diam menatap nya.
“Tuan Agas--”
“Kita sedang tidak di kantor” Potong Agaskara dingin, kemudian melangkah masuk tanpa di persilahkan.
Ishara melongok saat melihat gerakan santai Agaskara yang kini malah duduk di sofa nya.
Ishara berdehem pelan. “Hum, ada apa? Aku akan berangkat kerja”Tanya nya sekaligus memberi pria yang tengah duduk di sofa nya agar pergi.
“Buatkan aku sarapan” Agaskara memerintah tanpa menatap Ishara, pria itu terlihat sibuk dengan ponselnya dan tentu hal itu membuat Ishara membanting pintunya hingga kembali tertutup.
“Apa-apaan kau ini? Apa pembantu di rumah besar mu itu tidak memasakkan sarapan untuk mu huh?!” Cerocos kesal Ishara seraya berdecak pinggang tepat di samping Agaskara.
“Aku tidak pulang” Jawab singkat Agaskara seraya melirik Ishara tak kalah singkat sebelum kembali menatap ponselnya.
“Kenapa tidak pulang? Apa kau tidak memiliki rumah!”
Mendengar omelan tersebut berhasil membuat gerakan jemari Agaskara yang tengah menggulir layar ponselnya terhenti.
“Rumah ku terlalu keras kepala dan berpergian sesuka nya tanpa memperdulikan aku”
Kini bergantian, Ishara lah yang terdiam mendapat jawaban dari Agaskara. Otaknya berputar mencoba mencerna perkataan pria itu.
Kepala Agaskara menoleh menatap Ishara yang hanya terdiam menatap nya. “Dan rumah ku perlu sangkar agar tidak pergi dari ku”
...****************...
Hallo semuaa, aku mau ucapin SELAMAT HARI IBU untuk ibu-ibu kuat dan tangguh di luaran sana atau yang membaca karya ku❤️🥰
Semoga para ibu di dunia ini selalu di beri kemudahan dalam segala hal, sehat-sehat ibu tangguh❤️🩹
bakalan seruu ini mah dua orang adik kaka menyukai satu wanita yg sama
😁👍🌹❤🙏
heheee
kasian ishara terjebak
👍🌹❤😁🙏
cinta othor banyak-banyak 💞😍
waktunya Agas OR Alaska..??
👍🌹❤🙏
"sini Aku tampol kamu yg lagi demam" ujar ishara
hehee 👍🌹❤🙏😍😁
berasa bentar banget ni baca
boleh nambah lagi thor 🙏😁👍🌹❤
trims dari aku ibu² anak 3 🥰💜