NovelToon NovelToon
Teman PASTI Menikah

Teman PASTI Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Duda / Teen School/College
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chacasdks

Mika dan Dena dua teman masa kecil yang dipertemukan kembali lewat dunia yang nyatanya tak seluas itu, dikehidupan berikutnya keduanya malah kembali menjadi musuh dalam selimut dan lupa dengan identitas satu sama lain dimasa lalu, siapakah yang akan sadar duluan dengan hubungan lama mereka, atau justru keduanya malah tak akan pernah ingat dan kenangan manis dulu hilang lenyap begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chacasdks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Study Date?

Langkah kaki yang sedikit lebar dan santai menyusuri koridor yang masih agak ramai itu, pantulan sinar matahari pun terkadang memantul mengenai kulit beberapa individu yang tengah berbincang di sisi koridor, meskipun begitu, tak lantas buat derap langkah tersebut berhenti

Sama seperti hari biasa, bangun, makan dan tugas, tak ada waktu untuk kegiatan lain bagi Mika selain tiga hal tersebut, impiannya saat ini hanyalan ingin segera lulus dari bayang-bayang tugas dan juga presentasi yang agak menyiksa, kali ini ia memutuskan untuk segera pulang, dari pada mengikuti usul Nanda yang lagi-lagi ingin menebar pesona di fakultas sebelah.

Hembusan nafas Mika terdengar tatkala ponselnya berdering, alih-alih langsung mengangkat panggilan suara tersebut, Mika malah memandang aneh nomer asing yang dengan lancang menghubunginya, ibu jarinya hendak menekal tombol merah yang muncul pada layar, namun hatinya malah menaruh rasa penasaran akan nomer asing tersebut. Lalu, dengan enteng Mika akhirnya menekan tombol hijau yang tertera, mengesampingkan niat utama yang awalnya ingin ia tolak.

"halo? dengan siapa ya?" sapa Mika, decakan dari bibirnya terdengar, ketika ucapannya tak mendapat balasan sama sekali, kali ini Mika menyesal telah berbaik hati.

"siapapun lo, tolong jangan iseng kayak gini, gak semua orang suka waktu dan kuotanya terbuang percuma, terima kasih su-"

"Mika maaf ini saya Dena" Mika mengedipkan matanya berulang, jantung yang semula berdetak normal kini malah terasa lebih cepat, hal aneh yang selalu terjadi jika dirinya mendengar nama Dena, kali ini malah Mika yang bergantian diam, buat Dena yang berada diseberang sana ikut diam, ia bahkan mengecek ponselnya takut jika panggilan suara antara ia dan Mika putus "Kay, kamu masih terhubung kan?"

"masih Pak, e-eh Kak" suara canggung agak terputus yang terdengar membuat Dena tersenyum gemas di seberang sana, Mika menghirup udara dalam-dalam, coba netralkan rasa canggung yang kini ia rasakan, sampai tidak sadar jika deru nafasnya mampu terdengar di indra pendengaran Dena.

"kamu udah pulang belum Kay?"

"belum Kak, saya masih di kelas, kenapa memangnya? " jawab Mika yang jelas berbohong, sebab ia nyatanya sudah sampai di jalan utama depan fakultas. "nanti kalau sudah selesai bisa ke ruang saya sebentar?"

"bisa Pak, sekarang juga bisa" jawab Mika terlewat semangat, buat Dena di seberang sana tertawa geli akan tingkah Mahasiswinya itu. "loh kamu kan masih di kelas, habis kelas terakhir saja"

"ini justru kelas terakhir Pak, maksudnya Kak, saya ke sana ya"

"oke, saya tunggu" sambungan telpon diputus oleh Dena, Mika lantas memutar arah tujuan, tungkainya lalu bergerak agak cepat menyusuri kembali satu persatu koridor dan kelas yang sebelumnya sudah ia sambangi, perasaanya kelewat senang sampai ia lupa bahwa yang mau ia hampiri kali ini adalah ruangan yang sempat ia caci habis-habisan.

Langkah kakinya kini sudah sampai di depan sebuah ruangan yang belakangan ini jarang ia sambangi itu, setelah memastikan semuanya sudah sempurna termasuk detak jantungnya, Mika mengetuk perlahan pintu yang sedikit terbuka itu, buat seorang yang juga tengah menunggunya berbegas keluar.

"udah pulang?" Mika mengangguk dengan senyum khas miliknya, "udah, Bapak kenapa manggil saya? perlu jurnal baru kah?" sudut bibir Dena sedikit terangkat, menurutnya posisi keduanya kini sangatlah lucu, siapa sangka jika keduanya dulu adalah teman dekat, dan siapa sangka jika di telpon tadi Mika masih memanggilnya dengan sebutan Kakak, Dena mendengus geli mengingat itu.

"Pak" Mika lambaikan tangannya di depan Dena, sebab laki-laki itu malah melamun sambil terkekeh, ia yakin Dena pasti tengah menertawai penampilannya yang agak berantakan. "tunggu sebentar ya, kamu harus bantu saya" ujar Dena lalu kembali masuk ke dalam ruangan. Alis Mika terangkat, wajahnya penuh dengan tanda tanya, sebenarnya Dena mau apa sih.

"astaga..." batinnya ketika Dena kembali dengan tumpukan jurnal dan juga kertas yang agak menjulang tinggi, Dena berikan sebagian tumpukan itu pada Mika, perempuan itu memutar mata dan mendesah pelan, ternyata setelah semua yang terjadi kemarin tak ada yang berubah, ia akan tetap menjadi asisten Dena "ayo ikut saya ke mobil"

Dengan senyum palsu Mika mengangguk dan mengikuti Dena dari belakang, kalau tahu begini ia akan memilih pulang langsung tadi, bibir cemberutnya tak bisa berbohong jika ia agak kecewa dengan sikap Dena.

Dari sudut pandang lain bukan tanpa alasan Dena memanggil Mika untuk menemuinya, ia tak benar-benar memanggil Mika hanya untuk membantunya, ia ingin bertemu dan menghabiskan waktu dengan Mika tanpa buat Dosen lain curiga, meski salah satunya harus mengangkat tumpukan jurnal dan dokumen seperti ini.

"mobil Bapak dimana?" keduanya sudah di area parkir khusus Dosen, Dena lalu melirik ke sekitar ingin memastikan jika keadaan cukup aman bagi keduanya. Dena lantas ambil tumpukan dokumen yang ada di tangan Mika, buat Mika memandang bingung tindakan tetangganya itu. "udah aman, kamu boleh panggil saya Kakak lagi"

Ucapan Dena yang tak di sangka itu buat kedua sudut bibir Mika terangkat membentuk senyum, ia tak percaya jika Dena punya sisi seperti ini, "apa sih Pak, gak jelas banget" timpal Mika salting. Dena tersenyum simpul, ia lantas buka mobilnya dan letakkan tumpukan jurnal itu di kursi belakang.

"ayo pulang, saya antar" ajak Dena terus terang, Mika terkekeh sebab tingkah Dena yang lagi-lagi tak dapat ia tebak. "beneran nih Kak?" Dena mengangguk cepat mengiyakan pertanyaan Mika.

"beneran lah, atau mau mampir dulu? gak apa saya antar" tawar Dena santai, Mika bergumam panjang, "sebenarnya saya mau ke suatu tempat dulu, disana buat ngerjain tugas enak"

"yaudah ayo saya temani, tugas apa memangnya?" Mika menggusak hidungnya, bingung harus menjawab seperti apa. "tugas kamu Kak" ucapnya pelan, namun masih mampu di dengar Dena.

Keduanya tertawa akan jawaban tersebut "ayo saya temani kerjakan, nanti kalau ada yang tidak paham saya bisa langsung jelaskan" ajak Dena buat Mika tersenyum malu, pesona cowok pintar kalau kata Salsa. Ia kini tak bisa menatap Dena seperti sebelumnya, jawaban Dena barusan berhasil buat dirinya salah tingkah lagi, rona merah kini terlihat jelas di wajahnya.

"oke saya mau" balas Mika, tak ingin melewatkan kesempatan emas, kapan lagi dapat les privat, Dena lantas bukakan pintu untuk teman kecilnya itu, dan persilahkan Mika untuk masuk.

"terima kasih Kak"

"sama-sama"

Pada detik berikutnya pula Dena akhirnya dapat tersenyum puas, dengan tangan yang ia kipas di depan wajahnya, Dena berusaha agar mengusir rona merah yang mungkin kini terlihat di wajahnya, ia tak ingin Mika melihat wajahnya yang tengah memerah bak kepiting rebus, sebab yang sejak tadi merasa salah tingkah bukan hanya Mika, hanya saja Dena mahir menyembunyikannya, sangat mahir sampai hanya semesta yang tau.

1
范妮·廉姆
Hai, yu gabung d Bcm
cukup follow me.. Thank you.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!