NovelToon NovelToon
JALAN SESAT

JALAN SESAT

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah seorang wanita yang ingin hidup kaya secara instan. suaminya yang pemalas membuatnya harus menempuh jalan sesat dengan melakukan persekutan bersama iblis yang menjanjikannya kekayaan.

Ia membuka sebuah warung nasi. namun dalam sekejap saja dapat menarik pembeli dan menjadikannya kaya raya. tetapi semua itu tak.mudah, karena akan ada konsekwensi yang harus ia terima. ikuti kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-31

Rindu menghampiri Silvi yang masih sibuk membuat sate dan rendang. Tampak gadis berhijab itu berwajah kesal, kemungkinan ia tak nyaman dengan kehadiran Nona yang terkihat jutek.

"Sil," bisik Rindu hampir tak terdengar. ia mencolek lengan sahabatnya.

"Apa?" jawab Silvi datar.

"Kamu pernah liat ayam warna hitam, gak? Sampai dagingnya pun ikut berwarna hitam," ucapnya dengan berbisik.

Silvi menghentikan kegiatannya sejenak. "Kamu liat itu dimana?" tanya Silvi penasaran.

"Disudut dekat jemuran. Sepertinya terjatuh dari jendela kamar Bu Nadira, kan bersebelahan," jawab Rindu dengan memperhatikan sekelilingnya. Ia takut ada yang mendengar pembicaraan mereka, apalagi Nadira pernah menghardik keduanya karena kedengaran bercanda masalah pesugihan.

Silvi terdiam sejenak. Ia mengingat sebuah artikel yang pernah ia baca jika ayam cemani sering digunakan oleh orang yang menganut ajaran sesat untuk persembahan kepada iblis.

Biasanya hal tersebut terkait akan santet, ilmu hitam, dan juga pesugihan. Tetapi Silvi hanya masih menduga-duganya saja.

"Jangan sebarkan penemuanmu ini pada siapapun. Bisa jadi diantara rekan kerja kita ada yang mencari muka dengan si Bos dan mengadukan prihal ini dan akan  menjadi bencana pada kita." Silvi melanjutkan pesanan pelanggan.

"Tetapi saranku, lebih baik kamu banyak berdoa meminta perlindungan pada Allah, sebab aku merasa ada hal yang janggal dengan menghilangnya Ranti, Ratu dan juga Tini, yang tiba-tiba raib begitu saja," Silvi mencoba menjelaskan rasa penasarannya kepada Rindu, dan ia berharap gadis itu berhati-hati.

Rindu menganggukkan kepalanya. Ia merasa juga ada hal aneh dirumah sang majikan. Dimana ia sering melihat kelebatan bayangan yang kadang muncul dengan tiba-tiba dan menyerupai sosok Ranti dan juga Tini. Lalu keduanya memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.

Waktu menunjukkan pukul 6 sore. Nona kembali dari gudang dengan kondisi yang sangat kacau. Rambut panjangnya terlihat awut-awutan dan ia tampak sangat lemah. Cara berjalannya juga terlihat terseok dan bergegas menuju kamar mandi.

"Kamu kenapa jalannya seperti orang lagi habis belah duren, Non?" Ledek Sari yang saat ini sedang mempersiapkan bahan kuah sate yang merupakan satu rombongan dari kampung yang tiba pagi ini.

"Emmm... anu, tadi aku kepleset," jawab Nindy berbohong dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Sari menggelengkan kepalanya.

Saat bersamaan, Rama sang majikan tampak bersiul-siul riang dari arah gudang dan memasuki warung dengan melenggang tayang.

Dari arah luar, Nadira baru saja pulang dari kota. Ia terlihat membawa banyak belanjaan. Pakaian dan berbagai barang bermerk laninnya. Bahkan sebuah mobil drum truk ikut serta dibelakangnya membawa televisi LED 163 inci dengan layar yang cukup lebar. Bahkan lemari Es empat pintu sebanyak 3 buah, mesin cuci satu tabung sebanyak 2 buah, dan barang- elektronik lainnya serta sofa jati berukiran kepala elang yang telah dipesannya sangat lama juga ikut memenuhi ruangan rumah.

Semakin hari, kekayaan Nadira semakin bertambah banyak dan ia dinobatkan sebagai orang terkaya didesanya. Kini ia sudah memiliki satu cabang sate Nadira dan tersebar dikampung ini juga karena tidak mampu memenuhi keinginan pelanggan yang membludak.

"Kang Rama," panggilnya dengan nada kasar. Ia tak pernah sedikitpun sopan, sebab bagi dirinya hanya ia yang pantas dihargai dan dihormati.

Kabar yang beredar lainnya ialah, Nadira telah habis membeli kebun kelapa sawit milik Juragan Danu yang selama ini menjadi rivalnya dalam bekerja sama jual beli kelapa sawit.

Nadirai telah berhasil memanipulasi sang juragan dengan sangat licik, sehingga ia dapat menguasai kekayaan pria tersebut dan ia tidak ingin ada yang menyaingi kekayaannya.

Kini sedang berada dipuncak popularitasnya. Ia menjadi satu-satunya yang terkaya didesa.

"Iya, Sayang," jawab Rama dengan senyum palsunya. Bahkan ia terlihat romantis saat Nadira telah mempermalukannya didepan pelanggan dengan memanggil kasar.

"Bawakan semua barang-barang ini kedalam rumah!" titahnya pada sang suami.

Rama mengangguk dengan patuh. Ia tak berani membantah wanita dihadapannya, sebab ia terlihat sangat berkuasa.

"Silvi, Gudang yang saya perintahkan sudah kamu bersihkan!"

Silvi yqng berdiri tak jauh darinya mengangguk cepat."Sudah, Bu,"

"Bagus, awas saja kalau masih kotor!" Sergahnya dengan kasar.

Nadira melangkah menuju arah gudang dan mencoba memeriksa kondisinya, ia tersenyum dengan sangat senang, sebab sesuai yang diharapkannya. Ia berencana akan menjebol tembok dibelakang gudang dan membuat jalan pintas, entah apa yang sedang direncanakannya.

Wanita iblis itu kembali masuk ke dalam rumah dan ia menuju kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan Rama kembali lagi ke warung untuk menjaga kasir.

*****

Malam menjelma. Seperti biasanya, ketujuh gadis itu menyelesaikan pekerjaan saat jam didinding memperlihatkan pukul satu dini hari. Semua pekerja ingin segera tidur dan memasuki kamar mereka, tetapi tidak untuk Nona.

Gadis itu menyelinap ke gudang, dan disana Rama sudah menunggunya. Sepertinya mereka tidak juga pu-as untuk memadu kasih sore tadi, dan ingin mengulanginya lagi.

Sementara itu Silvi, Lani, Sari, Rindu, Susi dan juga Nina akan segera berangkat tidur, rasa kantuk sudah tidak lagi dapat ditahan.

Nona dan juga Rama sedang bergumul dan bermandikan keringat ditengah malam nan dingin. Hingga akhirnya mereka melakukan pelepasan yang kedua kalinya.

"Sudah dulu, Sayang. Besok kita ulangi lagi." Rama mengancingkan celananya, lalu memberikan uang tips pada wanita tersebut, dan berlalu pergi.

******

Asap kabut tampak menebal. Silvi sedang berjalan seorang diri. Ia tidak tahu sedang ada dimana.

Ia berjalan seolah sangat jauh. Hingga ia terhenti langkahnya saat melihat empat sosok wanita berpakaian putih dan hampir menyamai warna kabut yang saat ini tampak sangat tebal sehingga menghalangi pandangannya.

Keduanya tampak menatapnya dengan pandangan dingin, wajah pucat laksana kabut.

"Hiks... hiks... hiks..," keempatnya terdengar menangis dengan begitu lirih dan memilukan.

Gadis itu mencoba menajamkan pandangannya. Ia seperti mengenali sosok mereka..

"Rosa, Ranti, Tini, Ratu? Sedang apa kalian disini, mengapa tidak kembali ke warung?" tanya Silvi dengan penasaran.

"Kamu harus mengungkapnya, kamu harus mengungkapnya," ucap keempatnya serentak.

Gadis itu terlihat bingung. Mengungkap apa, dan siapa?

Belum sempat ia bertanya, ia melihat keduanya tampak menangis dengan mengeluarkan air mata da-rah dan pakaian mereka yang merupakan gaun berwarna putih, tampak basah dan berubah menjadi merah.

Cairan pekat berwarna merah tua serta beraroma amis menggenangi kakinya dan sesaat tampak tubuh keempat rekannya itu hancur tiba-tiba bagaikan sebuah potongan-potongan yang sangat kecil dan memercik mengenai seluruh tubuhnya.

"Aaaaaaarrrgg...," gadis itu berteriak ketakutan dan..,

Plaaaaaak...,

Sebuah tamparan mendarat dipipi kananya.

"Hah, Astaghfirullah," ucap Silvi dengan tersentak kaget, kemudian ia meludah kekiri sebanyak tiga kali, sebab ia baru saja bermimpi buruk dan itu ia anggap berasal dari setan.

"Kamu lagi mimpi apaan, sih? Kenapa sampai teriak-teriak," omel Rindu yang tampak masih mengantuk.

Silvi menggeleng dengan cepat, sebab jika bermimpi buruk, maka tidak boleh menceritakannya kepada siapapun, sebab itu akan membuat mimpi tersebut tak akan terjadi.

"Ya, sudah, tidur lagi," titah Rindu, lalu kembali tertidur.

Silvi mengusap wajahnya, kemudian merasa haus dan ingin minum. Ia turun dari tempat tidurnya.

Ia melihat jika mereka hanya berenam. "Hah, kemana Nona si gadis sombong iru?" gumannya dengan lirih, saat menyadari jika salah satu dari mereka tak berada dikamar.

"Apa mungkin ia ke kamar mandi, dan sedang buang air?" Silvi mencoba berfikir positif.

Ia bergegas keluar dari kamar, lalu menuju ke dapur untuk mengambil air minum.

Saat ia berada didapur, ia mendengar seseorang baru saja masuk dari arah pintu belakang.

1
Ajeng Sripungga
Luar biasa
V3
Like + Hadiah Bunga + Vote sdh meluncur di akhir Bab 😘😘
V3
laach ... dh HBS ja cerita nya ,,,, akhirnya Nadira mati jg di tangan peliharaan nya sndri.
mati dalam keadaan Kusnul Khotimah.
semoga kita semua nya di jauhi dr perbuatan syirik , keji dan mungkar 🤲 Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
V3
duuuh .... aku ikut deg degan nih ,,, berharap Silvi dkk dpt selamat dr Iblis Nadira 😱😱😱
naas bgt nasib nya Rama , akhirnya mati di tangan bini nya dh keji bersama selingkuhan nya 🤦
mayat orang di bilang barang , jd barang dagangan 🤣🤣🤣
Leona Night
ih ngeri
Leona Night
kayak kena penyakit kelamin
Leona Night
Mau aja sama rama yang mata keranjang
Leona Night
ngeri
Leona Night
kasihan Ratu
Leona Night
mereka apes kerja di sana
Leona Night
daging siapa lagi itu
Leona Night
semoga selamat gak jadi tumbal
Leona Night
jadi rendang
Leona Night
semoga silvi selamat
Leona Night
kasihan lia
Leona Night
kasihan ayah ibu ranti
Leona Night
bau anyir pelaku tumbal...ih ngeri
Leona Night
tumbal tersamar seperti serangan macan
Leona Night
Semoga kekepoan Silvi tidak menjebaknya jadi korban berikutnya
Leona Night
nadira jadi lupa daratan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!