NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

"Kalo kamu sibuk, aku ambil mobilku sendiri aja yang ada di rumah," Aruna memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

"Nggak usah sayang, aku masih bisa antar jemput kamu. Kalaupun nggak bisa, kamu bisa naik taksi atau pulang sama Kania," ujar Narendra, sembari menatap ke arah sang suami.

Aruna menghela napasnya dalam, "Yaudah, kalo gitu aku turun dulu. Nanti aku hubungi kamu kalo udah pulang,"

"Iya sayang, hati-hati," ucap Narendra.

"Kamu juga sayang, jangan ngebut!" Aruna memberanikan peringatan.

"Iya sayang."

Karena sudah tidak ada yang dibicarakan, Aruna segera keluar dari dalam mobil. Kini dirinya langsung pergi menuju ke butiknya, tidak lagi menunggu mobil sang suami pergi dari sana.

Sedang Narendra sendiri juga langsung melajukan mobilnya menuju ke perusahaannya, karena masih banyak pekerjaan yang belum ia kerjaan.

"Pagi bu Aruna!" seru Alin dan Keisha begitu Aruna membuka pintu masuk ke butiknya.

"Pagi Na," sapa Kania yang sudah duduk manis di belakang meja kasir.

Aruna yang melihat semuanya datang tepat waktu tersenyum manis, "Pagi semua!"

"Tumben banget nih kalian terlihat ceria hari ini, ada apa?" lontar Aruna yang sedikit penasaran.

"Ya jelas ceria lah bu, kan hari ini hari gajian!" cetus Alin yang terlalu jujur.

Keisha yang ada di samping Alin pun langsung menyenggolnya, "Kalo ngomong dijaga, kita selalu ceria tiap hari,"

"Dihh... Orang omongan gue bener kok," Alin tetap pada pendiriannya.

"Terserah lo aja deh! Gue capek ngomong sama orang kayak lo!" seru Keisha yang langsung membuang muka ke arah lain.

Aruna dan Kania yang melihat pertikaian kedua anak muda itu pun hanya menggelengkan kepala, sembari tersenyum kecil.

"Udah jangan berantem lagi, sekarang lanjutin pekerjaan kalian," ucap Aruna yang tidak ingin melihat keduanya berdebat karena hal kecil.

"Siap bu!"

Alin dan Keisha bergegas pergi dari sana. Mereka berdua segera menata baju yang masih sedikit berantakan, menyapu lantai, dan lain sebagainya.

"Lo kemarin pulang jam berapa Na?" lontar Kania ketika melihat Aruna yang akan masuk ke ruangannya.

"Nggak lama dari lo,"

"Yaudah deh, lo lanjutin aja pekerjaan lo. Masih banyak pesanan desain baju yang harus gue selesaikan," ujar Kania sembari kembali menatap ke arah layar laptop yang ada di hadapannya.

"Iya Ni, nanti tolong kirimkan beberapa ke gue juga," pinta Aruna.

"Emangnya desain yang lo buat udah selesai semua Na? Bukannya lo juga harus buat banyak ya?" lontar Kania yang kembali menatap ke arah sang sahabat.

"Udah hampir selesai, lo tenang aja," jawab Aruna.

"Yaudah deh, nanti gue kirim ke lo," ucap Kania pada akhirnya.

"Iya."

Aruna yang tidak mau mengganggu pekerjaan sang sahabat pun lebih memilih untuk segera masuk ke dalam ruangannya. Lagi pula pekerjaannya sendiri juga masih banyak yang harus ia selesaikan.

.

Sesampainya di perusahaannya, Narendra segera berjalan menuju ke lift yang mengarah ke lantai paling atas.

Di saat itu pula Elena yang melihat Narendra langsung mengejarnya. Ia tidak menunjukkan jika dirinya sedang menunggu bosnya itu, namun seolah-olah kejadian itu tidak disengaja.

Ketika pintu lift akan tertutup, Elena segera menghentikannya menggunakan tangannya yang ia masukkan ke dalam lift. Saat lift tidak jadi tertutup, ia bergegas masuk ke dalam.

"Ehh... Pak Narendra, maafkan saya pak, saya tidak tau kalo bapak udah ada di sini," ucap Elena yang langsung menempatkan posisinya di samping Narendra, namun sedikit ke belakang.

"Hmm..." Narendra hanya berdeham saja, dengan pandangan lurus dan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Oh iya pak, tadi pagi-pagi sekali saya mendapatkan telepon dari rekan kerja bapak di luar kota. Mereka ingin mengundur jadwal meeting hari ini," ujar Elena yang tidak sesuai dengan kenyataannya.

"Hmm..." Lagi dan lagi Narendra hanya menjawab dengan dehaman.

Elena yang sudah tidak bisa mencari bahan pembicaraan pun akhirnya lebih memilih untuk diam, dan menunggu lift sampai di lantai paling atas.

"Sial! Udah bertahun-tahun lo sama gue, tapi sikap lo masih nggak berubah. Suatu saat gue pastikan lo akan luluh sama gue Ren! Gue akan buat lo cinta mati sama gue." Batin Elena yang sebenarnya kesal karena sikap cuek Narendra.

Setelah sampai di atas, Narendra langsung keluar dari dalam lift tanpa sepatah katapun. Ia juga meninggalkan Elena begitu saja.

Elena yang merasa kesal lebih memilih berjalan dengan jarak yang cukup jauh dari Narendra, karena ia takut kelepasan kesal, dan nanti malah akan membuat Narendra mencurigainya.

.

Di siang harinya, lebih tepatnya jam istirahat kantor. Elena benar-benar pergi ke restoran yang berada tepat di depan perusahaan tersebut.

Sesampainya di sana, ternyata sudah ada Maya, Diandra dan Haikal yang sedang menunggunya. Walaupun kesal, ia tetap tersenyum manis, agar kinerjanya tidak berkurang di depan keluarga Narendra.

"Selamat siang bu Maya, bu Diandra." Sapa Elena sembari mengulurkan tangannya ke hadapan kedua wanita yang harus ia hormati tersebut.

Sedangkan Maya dan Diandra terlihat diam saja, namun mereka juga membalas uluran tangan dari Elena.

"Kenalin, gue Haikal," ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

"Elena." Jawabnya yang membalas uluran tangan dari Haikal.

Haikal dan Elena langsung melepaskan tangan masing-masing, karena mereka memang sudah menyukai orang lain. Jika belum, mungkin Haikal akan langsung terpincut dengan kecantikan Elena, begitu pula sebaliknya.

"Duduk!" pinta Maya yang tidak mau berlama-lama lagi.

Elena yang sudah mendapatkan perintah pun langsung duduk di satu kursi yang masih kosong, yang berada di sana. Di hadapannya ternyata juga sudah tersaji secangkir minuman dingin, sama seperti Maya, Diandra dan juga Haikal.

"Ada apa ya bu Maya dan bu Diandra mengajak saya bertemu di sini?" tanya Elena yang sebenarnya sudah penasaran sejak tadi.

"Jadi gini, saya mau kamu buat Narendra pulang malam terus! Buat dia sesibuk mungkin di kantor," jawab Maya to the point.

Elena yang mendengarnya sedikit terkejut dan juga senang, namun sebisa mungkin dia bersikap biasa saja, "Apakah ini pertanda kalo gue sama Naren emang berjodoh?" batinnya.

"Hehh! Kenapa lo malah diam aja? Mau atau nggak?!" cetus Diandra ketika melihat Elena yang tidak kunjung menjawab ucapan sang ibu.

Elena yang tersadar langsung menunjukkan senyumnya, "Tapi saya tidak bisa membuat pak Narendra sibuk di kantor bu Maya, saya ini hanya seorang sekretarisnya saja," ucapnya yang tidak langsung menyetujuinya begitu saja.

"Lo ini bodoh atau gimana sih?! Jelas-jelas lo yang atur jadwal kak Naren setiap harinya, cuma masalah gini aja nggak bisa!" seru Diandra yang terlihat kesal.

"Saya tidak bisa membuat jadwal secara sembarangan bu Diandra," Elena mencoba memberikan jawaban yang pas.

"Ck! Saya nggak mau tau, kamu harus atur jadwal pertemuan dia sesering mungkin! Kalau bisa buat dia nggak pulang ke rumah!" seru Maya tak terbantahkan.

"Emangnya lo nggak mau apa berduaan sama Naren lebih lama lagi? Mustahil sekali kan kalo lo nggak suka sama dia yang terlihat sesempurna itu?" lontar Haikal sembari tersenyum smirk menatap ke arah Elena.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!