" Mas Wira, kalau sudah besar nanti, Mega mau menikah dengan mas Wira ya?! pokoknya mas Wira harus menikah dengan Mega..?!" ucap gadis kecil itu sembari menarik lengan Wira.
Mendengar rengekan Mega semua orang tertawa, menganggapnya sebuah candaan.
" Mas Wira jangan diam saja?! berjanjilah dulu?! mas Wira hanya boleh menikah dengan Mega! janji ya?!" Mega terus saja menarik lengan Wira.
Wira menatap semua orang yang berada di ruangan, bingung harus menjawab apa,
" mas Wira?!" Mega terus merengek,
" iya, janji.." jawab Wira akhirnya, sembari memegang kepala gadis kecil disampingnya.
Namun siapa sangka, setelah beranjak dewasa keduanya benar benar jatuh cinta.
Tapi di saat cinta mereka sedang mekar mekarnya, Mega di paksa mengikuti kedua orang tuanya, bahkan di jodohkan dengan orang lain.
bagaimanakah Nasib Wira, apakah janji masa kecil itu bisa terpenuhi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kado
Wira bersiap pulang, ia berjalan ke arah parkiran.
" Wira!" panggil salah satu seniornya.
Wira menghentikan langkahnya, dan berbalik,
" iya bang?" jawab Wira
" nanti malam ada acara?"
" ada e bang," jawab Wira, karena malam ini ia mau latihan.
" kau sediakan waktu lah, Bu Dansat ulang tahun, kita di undang,"
" waduh, terus piye bang?"
" kok piye, wajiblah datang!"
" iya bang andre.. saya datang, tapi kalau mendadak begini saya mau cari kado apa bang?" tanya Wira,
" ya kau Carikan apalah sepantasnya,"
Wira terlihat bingung,
" Abang bawa kado apa?" tanya Wira,
" tidak tau, istriku sedang mencarinya"
" wah, Abang ada istri, istri Abang pasti tau kado apa yang bagus untuk ibu, lha aku bang? Piye Iki?"
" kau belikan barang barang perempuan saja, pernak pernik apa begitu.." saran andre.
" waduh.. pekerjaan sulit ini.." Wira terlihat benar benar bingung.
" ya sudah, buru buru pulang, sekalian cari kado!" suruh Andre,
" ya sudah lah.." Wira kembali berjalan ke arah parkiran.
Di sepanjang jalan laki laki itu cukup banyak berpikir,
Apa hadiah yang harus ia bawa,
Ia sungguh tidak mengerti soal perempuan sedikitpun, apalagi barang barang yang mereka sukai.
Mega sedang duduk di depan laptopnya,
Entah apa yang sedang ia ketik, yang jelas wajah Mega terlihat begitu serius.
Setelah duduk di depan laptopnya selama satu jam lebih,
Mata dan bahu Mega terasa lelah, mungkin karena terlalu serius dengan apa yang sedang di kerjakan ya.
" Mega," suara utinya sembari membuka pintu kamar Mega yang tidak di kunci,
" nggih uti?"
" ada Wira, dia mencarimu.."
mendengar itu Mega sedikit kaget,
Untuk apa laki laki itu mencarinya,
Mega terdiam sejenak, menebak nebak kenapa Wira mencarinya,
Padahal laki laki itu jelas jelas tidak suka terlalu sering bersama Mega.
Apa mungkin soal pembangunan perpustakaan?
Ah, bukannya dia menyuruhku untuk berpikir?
Mega menebak nebak dalah hati.
akhirnya perempuan beranjak dari hadapan laptopnya,
Ia berjalan keluar kamar, lalu ke ruang tamu.
Mega menghentikan langkahnya,
terdiam di tempat sejenak, saat melihat Wira sedang duduk di sofa dengan seragamnya yang masih lengkap.
Bohong besar kalau laki laki itu tidak tampak gagah,
Jujur saja, Mega tidak pernah mengagumi seorang seorang tentara sebelumnya,
Karena di mata Mega semua terlihat sama saja.
Namun kenapa ketika seragam itu melekat di tubuh Wira Mega menjadi tidak biasa biasa saja.
" Mega." sapa Wira saat melihat Mega sudah berdiri di ruang tamu, tidak jauh darinya.
" ada apa mas? Apa soal pembangunan perpus?" tanya Mega.
" Tidak, aku ingin meminta bantuanmu." kalimatnya meminta bantuan, namun nadanya tidak ramah.
" bantuan? Apa itu mas?" Mega tetap bersikap sebaik mungkin.
" Bantu aku mencari kado."
" untuk?"
" untuk istri komandanku."
Mega terdiam sejenak,
" apa mas tidak bisa memilih sendiri?"
" aku takut pilihanku tidak pantas.
Kau kan seorang wanita, kau juga sudah lama hidup di kota besar, tentunya kau tau selera perempuan.. Yang bagus dan pantas." ujar Wira.
Di sepanjang perjalanan Wira sudah berpikir, siapa yang bisa ia mintai tolong atau pendapat, tapi tidak ada satupun nama yang muncul di kepalanya.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari Mega,
Meski sejujurnya ia malu meminta bantuan Mega karena sikap sinisnya,
Tapi tidak ada pilihan lain, waktunya mepet, dan ia juga tidak tau harus memberikan apa pada istri komandannya itu.
" berapa usia istri komandan mu mas?"
" kalau tidak salah empat puluh lima,"
" apa ada fotonya?"
" sebentar," Wira mengeluarkan HPnya, mencari foto komandan dan istrinya di salah satu media sosial.
" ini." kata Wira sembari menyerahkan hp nya pada Mega,
Mega melihat foto itu dengan seksama.
" kapan ulang tahunnya?"
" nanti malam."
" nanti malam??"
" iya, aku juga baru dapat kabar dari seniorku tadi ini."
Mega menghela nafas,
" mepet sekali.. Bukankah kita harus ke kota untuk mencari hadiah yang bagus?" Mega menatap Wira.
Wira terdiam cukup lama, entah apa yang laki laki itu pikirkan.
" apa kau mau ikut denganku untuk mencari hadiah?
Aku kesini karena tidak tau harus bertanya pada siapa?." tanya Wira sedikit malu, karena harus meminta tolong pada Mega.
" Ya sudah, ayo kuantar," mega tidak punya alasan untuk menolak permintaan wira, toh hanya membantunya memilih kado.
" Aku mandi dan ganti baju sebentar." Wira segera bangkit, dan berjalan berjalan keluar dengan langkah langkahnya yang lebar.
Mega hanya menatap punggung Wira yang menghilang di balik pintu ruang tamu.
Mega lagi lagi menghela nafas, lalu tersenyum sendiri.
" Lihatlah dirimu mas.. Kau tampan dan baik, seharusnya kau sudah menikah,
Meski kau sering melontarkan kata kata yang sinis kepadaku, kenyataannya aku tidak bisa membencimu,
Kenangan yang kita miliki terlalu banyak, jika kenangan itu terhapus, mungkin aku akan kehilangan masa kecil dan remajaku,
Karena aku telah menghabiskannya denganmu.." batin Mega.
jadi terpaksa saya buat yg baru.. hikhikhiks..
bingung ini gmn caranya nerusin novelnya.. judul ini keputus..😢🙏
Bau2nya Wira bakal diinterogasi Mega 😂