NovelToon NovelToon
The End Of Our Love

The End Of Our Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hanna Agustiani

Dewi Eka Arshilla. Seorang gadis cantik asal Jakarta, ia mempunyai perangai yang buruk. Semua itu terjadi karena penghianat seorang kekasih dan kehilangan sosok ayah yang telah meninggalkan Ibu dan juga dirinya.
Di suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima laki-laki tampan yang selalu memperhatikan Arshilla. Dengan usahanya yang gigih, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang.

Bagaimana kisah kehidupan Arshilla selanjutnya?
Ikuti terus The End Of Our Love.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Adi dan Kirana sedang duduk berdua di taman, mereka membicarakan banyak hal tentang kehidupan keduanya. Hingga akhirnya Adi menanyakan hal yang membuat Kirana bersedih

"Oh iya, boleh aku ketemu kedua orang tua kamu?" tanya Adi

Kirana menunduk

"Ada apa?" tanya Adi

"Aku cuma tinggal sama Ibu dan Adikku saja. Ayah ku udah meninggal,"

Adi menutup mulutnya "Maaf, maafkan aku!" ucapnya

Kirana meneteskan air matanya membuat Adi semakin bersalah. Tak lama Kirana tersenyum lalu menatap Adi

"Nggak apa-apa, kan kamu belum tau,"

"Eum kalau boleh tau ayah kamu meninggal kenapa?"

"Dulu ayah jualan sayur keliling, namun saat itu ayah ku ditabrak oleh mobil hingga ayah terpental jauh, orang itu pun membawa ayah ke rumah sakit namun dokter tak bisa menyelamatkan ayah," jelas Kirana

"Kamu tau orangnya?" tanya Adi

Kirana mengangguk "Aku tau, dan orang itu juga yang memberikan modal untuk Ibu berjualan kue hingga sekarang,"

"Sekarang apa orangnya masih hidup?"

Kirana mengangguk "Kemarin kamu juga melihatnya,"

Adi terkejut "Siapa?"

"Tante Rosa," jawabnya

Adi tercengang mendengar itu, ia tak menyangka jika yang menabrak ayah Kirana adalah ibu dari Arshilla

"Sebenernya bukan Tante Rosa yang menabrak tapi sopirnya. Namun Tante Rosa bertanggung jawab penuh atas semuanya. Kita juga udah menolak tapi Tante Rosa malah memaksa kami menerima bantuan itu. Kebetulan yang hebat ternyata di sini malah aku menjadi sahabat Arshilla,"

"Apa kamu dendam dengannya?"

Kirana menatap Adi sambil mengerutkan keningnya "Aku dendam? Ya nggak lah! Ngapain juga. Tante Rosa itu orang baik, dia nggak salah aja malah dia yang bertanggung jawab,"

Adi bernafas lega ia kira Kirana akan membalas kematian ayahnya

"Terus apa Tante Rosa tau kamu anak dari orang yang ditabraknya itu?"

Kirana menggeleng "Aku nggak mau ngasih tau Tante Rosa, aku nggak mau dia kembali merasa bersalah,"

Adi mengusap lembut rambut Kirana "Kamu benar-benar gadis yang baik. Aku bangga sama kamu!" puji Adi

"Ya udah yuk kita ke kantin, aku belum makan nih," ajak Adi

"Ayo!" keduanya pun pergi ke kantin yang jaraknya tak jauh dari tempat duduk mereka.

Dari jauh mereka melihat Arshilla yang sedang makan dengan Riyan

"Riyan?" panggil Adi

Riyan menoleh "Apa?" tanyanya

"Kirain Bima,"

"Bima lagi di toilet!" jawabnya sambil memakan nasi goreng.

"Etdah itu nasi dikunyah dulu baru ngomong!" ucap Adi

"Berisik ah!" ucap Arshilla yang kini menjadi mode Ice

"Lo kenapa dah?" tanya Riyan

"Perut gue lagi nggak enak nih! Bawaannya sensi mulu!" ucap Arshilla.

Riyan menjatuhkan sendoknya hingga membuat mereka terkejut

"Lo hamil kah?" bisik Riyan tepat di telinga Arshilla.

Arshilla tercengang mendengar itu ia pun menoleh ke arah Riyan. Betul juga pikirnya karena ia belum juga datang bulan padahal sudah lewat waktunya

"Lo nakutin gue ah!" ucap Arshilla

"Kalian ngomongin apa sih?" tanya Adi

"Privasi!" seru Riyan. Karena memang hanya Riyan yang mengetahui malam panas itu di puncak

"Coba nanti pulang lo cek aja!" sarannya

Arshilla berfikir lalu menyetujui saran itu. Ia juga bertambah was-was setelah mendengar ucapan Riyan barusan

"Kalo gue hamil ya harus mempercepat pernikahan dong," gumamnya dalam hati. Ia menepuk keningnya pelan karena bingung dan merasa takut.

*********

Arshilla membaca tulisan cara menggunakan testpack yang ia beli sebelum pulang.

"Jadi kalo lebih akurat dipakai pas pagi. Ya udah gue tes besok aja!" Arshilla menyimpan testpack itu laci nakas paling bawah.

Ia membaringkan tubuhnya karena tiba-tiba ia merasakan pusing, mungkin karena ucapan Riyan yang membuatnya kepikiran dan jadi pusing.

Arshilla melemparkan baju yang ia gunakan dan hanya memakai tangtop saja, secara perlahan ia memejamkan matanya sambil memeluk guling.

Sore hari, ketukan pintu terdengar namun Arshilla tak kunjung membuka matanya, hingga akhirnya Rosa masuk ke kamar putrinya dan melihat Arshilla yang tertidur dengan selimut menutupi tubuhnya.

"Loh tidur ternyata,"

"Arshi, di bawah ada Bima, Nak!" ucapnya,

"Hm iya Ma, nanti Arshi turun," sahut Arshilla

"Ya udah Mama tinggal ke butik dulu ya, kata Bima dia mau ngajak kamu keluar," ucap Rosa

"Iya Ma, bilang suruh tunggu." Rosa keluar dari kamar putrinya

"Sebentar lagi Arshi turun, Mama tinggal dulu ya. Ada masalah di butik!" ucap Rosa pada Bima

"Baik Ma, hati-hati di jalan." semenjak pertunangan itu Bima memanggil Rosa dengan sebutan Mama.

Lama menunggu namun Arshilla tak kunjung turun ia pun memutuskan untuk memasuki kamar Arshilla, dengan perlahan ia membuka pintu kamar bernuansa biru muda itu, Bima melihat Arshilla yang masih tidur dengan lelap.

"Sayang?" panggil Bima, ia duduk di pinggiran ranjang Arshilla.

"Heum,"

"Aku mau ngajakin kamu jalan, ayo bangun!" ucap Bima

"Aku masih ngantuk sayang,"

"Udah sore loh sayang, nggak baik kalo belum bangun,"

Bima membuka selimut yang menutupi tubuh Arshilla. Matanya tak bisa berkedip melihat penampakan yang pernah ia lihat sebelumnya, lekukan tubuh yang seksi kini ada di depan matanya. Sekuat tenaga Bima menahan hasratnya.

"Bima ih!" Arshilla menarik selimutnya lagi saat menyadari jika Bima menatap intens tubuhnya. Arshilla duduk sambil menutupi dadanya dengan selimut

"Kita mau kemana?" tanyanya

Bima menggelengkan kepalanya "Kita nonton yuk!" ajak Bima

"Ah aku nggak suka nonton, sayang!" jawab Arshilla.

"Ya udah aku nonton tubuh kamu aja," ucap Bima sambil menarik selimut itu

"Ah Bima!" seru Arshilla sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

Bima menaiki ranjang Arshilla dan mengungkung tubuh wanita itu, Arshilla menyangga tubuhnya dengan kedua sikunya

"Bima ihh," ucap Arshilla

"Andai pernikahan kita dipercepat pasti aku udah menyerang tubuhmu sayang,"

"Jangan mesum ah,"

Bima merebahkan tubuh Arshilla secara perlahan bima mencium bibir Arshilla lama kelamaan Bima turun di leher dan dada wanita itu

"Ahh Bimaa jangan,,"

Bima memberikan tanda kepemilikan di dada Arshilla.

"Udah yok kita siap-siap," ucap Arshilla

"Mau kemana, sayang?" tanya Bima

"Eummh aku mau makan cake di dekat danau itu," ucap Arshilla, ia masih menahan setengah mati rasa yang ingin ia sampaikan.

"Sebentar lagi, sayang. Aku belum selesai menikmati ini," ucap Bima dan masih aktif melumat benda kenyal itu.

"Bima udah sayang, nanti Mama liat,"

"Mama lagi di butik, sayang. Aku janji hanya ini saja."

Arshilla membiarkan Bima melampiaskan nafsunya di buah dadanya sesekali desahan Arshilla keluar begitu saja saat Bima memainkan benda kecil yang mengeras itu dengan mulutnya, sebenarnya ia juga menginginkan hal yang sama namun ia harus memastikan jika dirinya hamil atau tidak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!