NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:636
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14: Sebuah Kunjungan Besar

Semua masalah yang terjadi beberapa hari yang lalu sudah berakhir. Aku dan Finn, sudah kembali sekolah seperti biasanya.

Dan James? Yah… dia sepertinya mengalami beberapa tekanan mental setelah apa yang dia lakukan. Dia juga sedang menjalani rehabilitas, jadi dia nggak bakal sekolah dalam waktu dekat ini.

Lalu Oldice, dia ditetapkan bersalah—setelah puluhan kasus yang dia perbuat. Dan juga setelah pertarungannya denganku, dia mengalami luka bakar yang sangat parah. Separuh tubuhnya terbakar dan dia juga mungkin akan mendekam di penjara untuk waktu yang lama.

Sudah sekitar 2 hari sejak kejadian itu, dan ya… nampak juga aku selalu dikerumuni massa, terutama para wartawan. Aku jujur cukup risih kalo boleh bilang, dan aku juga menjadi bahan omongan di sekolah.

Aku yang duduk di kelas bersama Finn, mendengar beberapa omongan dari teman-temanku. Mereka juga tampaknya sedang membicarakan kami.

“Mereka sedang ngomongin apa dah?”

Tanya Finn, kepadaku. Lalu aku menjawabnya sambil memakan bekalku.

“Entahlah, mungkin mereka sedang ngomongin kita”

“Begitu ya? Oh ya omong-omong, Celvin. Bagaimana dengan janji Amanda kemarin? Apakah dia memang benar-benar akan membawa kita ke kantor pusat?”

Kata Finn, sambil melihat ke arahku.

“Itu kan sudah pasti, dia nggak mungkin mengingkari janjinya—dan lagi emang apa susahnya sih membawa kita ke kantor pusat?”

“Ya. Itu benar, baiklah kalau begitu—setelah kita setor muka, kita langsung pergi”

“Aku juga udah nggak sabar pas sampai disana, emang kayak apa sih para pahlawan kelas-S itu? Jadi penasaran.”

Kata Finn, sambil membayangkan parah idola yang akan ia temui. Lalu di tengah-tengah percakapan, Viro mendatangi kami dan berbicara.

“Eh Celvin, Finn—Kalian cukup terkenal ya. Aku juga nggak nyangka kalo sosok Shadow, itu adalah James. Omong-omong kalian ada rencana nggak pulang sekolah ini?”

“Ah kamu ini, Viro—pengen tahu aja. Ya kami ada urusan setelah pulang nanti.”

Jawabku sambil tersenyum ringan.

“Ah begitu ya? Baiklah kalau begitu, semoga beruntung aja deh kalo dariku. Mungkin kalian bisa menjadi pahlawan yang hebat suatu saat nanti.”

Sambil menganggukkan kepalaku, aku menjawabnya dengan ternyata.

“Ya, terima kasih”

Beberapa saat kemudian, terdengar bel pulang sekolah. Aku dan Finn, bersiap-siap pulang dan pergi ke kantor cabang U.H.O. Saat berjalan ke kereta, kami berdua berbincang dengan singkat.

“Hey Celvin! Bagaimana menurutmu nanti para pahlawan tingkat atas, bertemu dengan kita? Ah aku nggak bisa ngebayanginnya. Aku udah lama nunggu hal kayak beginian.”

Dia tampaknya sangat bersemangat, kalau diingat-ingat—Finn memang sangat mengidolakan para pahlawan.

Tapi sebenarnya aku juga penasaran sih, toh pahlawan kelas-S yang ku kenal juga cuma—Amanda doang. Coba aja bayangin pahlawan kelas-S lainnya kayak Amanda.

1 Amanda… 2 Amanda… 3 Amanda… hehehe aku nggak bisa ngebayanginnya.

“...lvin! …Celvin! …Celvin! Hey kamu ini ngebayangin apa sih?”

Kata Finn, sambil memanggilku dengan menjentikkan jarinya ke arahku.

“Hehe, nggak apa-apa kok”

“Mencurigakan… baiklah kalau begitu, ayo.”

Kami kemudian sampai di stasiun bawah tanah dan pergi ke kantor pusat menggunakan kereta. nggak perlu waktu yang lama, kami akhirnya sampai di kantor cabang, suasananya cukup ramai—dan setelah kami masuk terlihat ada banyak orang yang ngeliatin kami sambil berbisik.

Lagi? Seheboh itukah pertarungkan kami semalam, Aku juga sebenarnya nggak tahu sih apa yang mereka bicarakan.

Kami lalu berjalan ke depan admin, dan mencoba setor muka—tapi setelah melihat kami, mbak Adminnya dengan wajah terkejut berbicara kepada kami—oh iya, omong-omong nama mbak adminnya adalah Ariel Dounheiz.

“K-kalian?”

“Iya… kenapa emangnya”

Jawabku dengan ekspresi kebingungan.

“Kenapa?! Kamu nggak lihat berita hari ini? Kalian terkenal loh!”

Begitu ternyata? Nggak disangka banget, ternyata memang seheboh itu.

“Tapi… ekhem, maaf kalian nggak bisa naik pangkat, karena bagaimanapun misi kalian sudah dibatalkan.”

Begitu ya? Ya sudahlah… lagian emang kami yang memang terlalu ambis.

“Oh iya, omong-omong aku dengar kalian berdua didatangi langsung pak Aubert untuk tawaran kontrak ya?”

“I-iya begitulah”

Jawabku dengan nada yang canggung dan sambil menggaruk kepala.

“Wah bagus dong, kalian bisa lebih naik pangkat dengan cepat kalau begitu. Rugi banget loh kalo ditolak.”

Kalau dipikir-pikir benar juga, tapi apakah dengan begini, tidakkah aku melompat terlalu jauh? Dan lagi, kupikir perjuangan seorang pahlawan seharusnya tidak sesingkat ini.

“Ya kalau itu masih kami pikirkan sih”

Setelah itu, kami berdua perjalan kembali untuk akhirnya ke kantor pusat. Tapi ketika sedang berjalan, Finn tiba-tiba bertanya kepadaku.

“Hey Celvin, apa kamu yakin kita bisa menghadapi ancaman tingkat-A? Lagipula, walaupun Oldice—merupakan ancaman yang tinggi.”

“Kalau dipikir-pikir lagi, kamu memang benar juga. Bayangin aja jika tiap misi, kita harus berhadapan dengan ancaman yang mengancam nyawa.”

Finn ada benarnya juga, kita gak bisa berhadapan dengan ancaman dengan tingkat kesusahan yang sulit berulang-ulang.

Ada kemungkinan kami juga bisa mati ditengah-tengah misi, sepertinya aku harus memikirkan lagi keputusan yang tepat.

Ketika kami sedang berjalan menuju stasiun bawah tanah, terlihat seseorang yang tidak asing berjalan melewati kami. Sambil menoleh ke arahnya aku memanggilnya.

“Nevy?!”

Dengan sontak, Nevy berbalik ke arah kami dan dengan wajah yang terlihat merah—Nevy menjawab dengan nada canggung.

“E-eh C-C-Celvin? Apa yang kamu lakukan disini??”

Dia terlihat gugup ada apa memangnya ya?

“Bukannya udah jelas? Kami kan sedang mengisi absen.”

Dengan sangat gugup, Nevy berkata lagi.

“E- eh iya juga, y- ya sudah ya—aku pergi dulu!”

“Eh tunggu dulu!! Kamu mau kemana memangnya?”

Dengan terlihat gugup, Nevy kemudian tersenyum kecil dan berkata.

“Ahhh itu… Rahasia”

Hah?! Rahasia, aku paling benci banget deh main rahasia-rahasiaan gini. Maksudku… apa susahnya sih kasih tahu aja?!! Yaudah deh kayaknya memang bukan urusanku.

Aku lalu menepuk pundak Nevy, dan berkata.

“Yaudah deh, kami juga mau pergi”

Kami berdua lalu berjalan ke stasiun bawah tanah, dan terlihat Nevy—melambaikan tangannya dan bilang dadah kepada kami.

Setelah itu, kami menunggu untuk kereta selanjutnya—suasana saat itu cukup ramai dan juga cukup berisik. Wajar sih,toh ini kan juga jam pulang kerja, jadi gak heran kalau banyak orang-orang yang lalu lalang di sekitar stasiun.

Tak lama dari itu, terdengar suara kereta dari kejauhan—begitu juga dengan pengumuman kalau kereta sudah dekat. Aku dan Finn, bersiap-siap dan masuk ke dalam kereta.

Aku nggak nyangka ternyata seramai ini, dengan posisiku yang berdiri dan terhimpit oleh orang lain. Kami harus melalui berbagai perhentian, yang juga dikarenakan kantor pusat cukup jauh.

Dan pada akhirnya kami sampai, aku dan Finn—menginjakkan kaki kami keluar dan naik ke atas dan…

“Ahhhh… udara segar!!”

Jawabku sambil mengirup udara dengan kuat.

“Ah… lain kali kita naik apa kek, punggungku sakit banget.”

Jawab Finn, sambil meregangkan tubuhnya.

“Naik apa emangnya? Bus? Tambah sempit dong. Yaudah ayo kita langsung aja ke kantor pusatnya”

Kami berjalan lagi sambil mengikuti peta di ponselku, dan akhirnya kami sampai. Sesampai di kantor pusat, aku tidak dapat berkata-kata. Aku hanya bisa jatuh berlutut dan mulutku terbuka menganga. Finn juga hanya bisa terdiam dan nampak terpesona.

“WOAH!! I-inikah kantor pusat?!!”

Jawabku dengan melihat ke arah gedung pusat. Gedung pusat adalah bangunan yang sangat besar, dengan kurang lebih sekitar 50an tingkat lantai.

Gedung pusat, juga hanya bisa diakses oleh atasan U.H.O, Pejabat tingkat atas, bangsawan tingkat atas, dan yang paling utama adalah para pahlawan kelas A-atas sampai S-atas. Walaupun aku pernah dengar, tapi aku belum pernah mengunjungi gedung pusat.

Ternyata begini toh, gedung pusat tersebut? Aku aja sampai gak bisa berkata-kata. Kalau diingat-ingat, aku dulu juga pernah diajak ibuku ke markas besar E.N.G, tapi kok aku kayak biasa aja ya?

Setelah terdiam sebentar, aku dan Finn—akhirnya berdiri dan berjalan ke arah pintu masuk.

Terlihat gedung yang sangat tinggi dan besar menjulang ke atas, dari pintu masuk tampak banyak orang yang berada di sekitaran daerah gedung pusat.

Aku kemudian mencoba masuk, tapi ada seorang penjaga dengan tubuh yang besar dan wajah yang tampak mengerikan,menggunakan jas hitam dan sedang berdiri di depan pintu masuk.

Saat aku mencoba mendekat, penjaga itu tampak melirik ke arahku dan menghadangku dengan tangannya. Dengan nada tegas dia berkata.

“Kamu. Kamu anak yang mengalahkan Oldice, itukan?”

Hah? Dia juga tau?.

“I-iya itu benar”

“Begitu ya, baiklah kalau begitu. Apa urusan kalian datang kesini?”

Pertanyaannya gak penting banget dah, kirain mau langsung kasih masuk atau apa kek.

Lalu aku menjawab.

“K-kami datang untuk menemui seorang pahlawan kelas-S”

Dengan nada yang tegas, penjaga itu bertanya lagi kepadaku.

“Lebih spesifik, siapa pahlawan yang mau kamu temui itu?”

“D-dia adalah Amanda, Amanda Clarissa Varhall—dia pahlawan kelas-S”

Sambil mengelus dagunya dan berfikir, penjaga itu berkata.

“Amanda ya? Apa kalian memiliki surat undangan resmi atau surat semacam bukti atas ajakan tersebut?”

Aduh!! Sial, aku nggak punya. Masa aku harus balik lagi sih, atau amanda lupa apa bagaimana?

Kemudian dengan gugup, aku berkata ke penjagannya.

“Ehhh anu, begini—sebenarnya kami nggak punya semacam surat atau apa ja-”

“Maaf nak, jika kalian tidak memiliki surat—maka kalian tidak diperbolehkan masuk.”

A…apa?! Jangan-jangan ini hanya akal-akalan Amanda, sialan kamu Amanda.

“Tapi kami memang beneran di ajak.”

“Lalu dimana surat kalian? Tidak ada surat maka tidak boleh masuk.”

“Hnghh, ayolah… kami memang benar diajak, tapi secara langsung jadinya nggak ada surat.”

Aku lalu lanjut berdebat dengan penjaga tersebut, sampai tiba-tiba pintu kacanya terbuka dan terlihat seseorang yang memakai baju zirah yang berwarna oren, keluar dari gedung.

A-Amanda?

Dengan terkejut, Penjaga itu berkata ke Amanda.

“A-Amanda, s-selamat siang. Maaf mengganggu kerja anda.”

Dengan nada yang serius, Amanda berkata.

“Ada apa ini ribut-ribut di luar?”

Amanda kemudian melihat ke arah kami dan berkata.

“L-lho, Celvin?”

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!