Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Perjalanan menyenangkan
🍃Like dan comment ya🍃
Delan dan Alena telah tiba di bandara Australia. Keduanya di jemput khusus oleh seseorang kenalan Delan. Alena pun bertanya pada Delan.
"Om pacar, kata teman ku besok baru bisa ke asrama, sedangkan kita di Australia pagi, jadi aku istirahat dimana?" tanya Alena.
"Sudah saya pesankan di kamar hotel di sebelah saya, jadi kamu bisa telpon jika memerlukan apapun," ucap Delan.
"Pesan dua kamar saja, satu atap lagian aku percaya dengan om pacar kok, lagian juga aku merasa sepertinya ada seseorang yang masih menngintai ku," ucap Alena mulai parno.
Delan pun langsung menghubungi resepsionis tersebut. Saat Delan mau bicara, Alena sudah terlelap dalam tidurnya.
"Bisa-bisanya dia tertidur, jika sendirian di kota ini nanti ada yang macam-macam dengan dia," batin Delan.
Delan membelai rambut panjangnya Alena yang tidur di atas tumpukkan jaket.
Tidak lama mereka tiba di hotel. Delan meminta tolong kepada sopir taksi nya untuk mengantarkan barang mereka. Sedangkan alena masih dalam kondisi setengah sadar.
"Om pacar, kita sudah tiba di hotel ya,"tanya Alena.
"Iya sayang, ayo berdiri atau aku gendong," ucap Delan.
"Wah, sepertinya asyik juga kalau di gendong,"ucap Alena setengah sadar.
Tidak lama sopir taksi pun datang, Delan meminta tolong di bawakan sedangkan Delan menggendong Alena.
Setelah sampai di hotel, Delan meletakkan perlahan Alena di atas kasur. Sedangkan Delan segera menuju kamarnya, karena membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Sebelumnya Delan sudah memesan menu makanan di antarkan sekitar 3 jam lagi, sebab mereka hanya memiliki beberapa minuman dan cemilan.
Delan pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia pun mengenakan pakaian dan menghirup udara di balkon hotel.
Saat tak terduga, ada tangan melingkar di belakangnya.
"Om pacar, jangan menoleh dong, oh ya aku tidur sudah berapa jam?" tanya Alena.
"Sekitar 2 jam sayang, sekarang kamu mansi ya, makanan kita akan tiba jika kamu selesai mandi dan berpakaian kembali," ucap Delan.
Alena pun bergegas menuju kamar dan mengunci kamarnya karena dia ingin mandi. Melihat tingkah lucu Alena membuat Delan tersenyum dengan dirinya sendiri yang jatuh cinta pada remaja berumur 20an.
Tidak lama datanglah pegawai hotel mengantarkan makanan untuk mereka. Delan membuka pintu tersebut dan mempersilahkan pegawai tersebut meletakkannya. Pegawai tersebut pun pamit.
Delan kembali teringat kisah pertemuan pertamanya dengan Alena. Hal itu sangatlah berkesan baginya. Meskipun penuh dengan lika liku untuk bertemu dengan Alena.
Alena pun keluar dengan pakaian yang sudah rapi, Alena pun langsung duduk di meja makan dan berdoa sebelum memulai makan.
Keduanya pun menikmati makanan yang disajikan dengan penuh canda dan tawa.
Di tempat berbeda.
El masih penasaran apa jawaban yang akan diberikan oleh Eva. Sebab dia sangat membutuhkan tenaga pembukuan di kantornya. Karena El harus fokus ke cabang berikutnya, setidaknya ada orang lain yang bisa menjaga restoran nya sebagai perwakilan nya.
Nando pun mengetok pintu ruangan tuan El.
"Silahkan masuk," ucap El.
"Tuan El, Eva sudah datang apakah sudah diizinkan masuk?" tanya Nando.
"Oh ya silahkan, Nando tolong buatkan teh dan cemilan ya ke ruangan dan terima kasih," ucap El.
"Baik tuan," ucap Nando.
Nando pun keluar dari ruangan nya El. Sebenarnya El enggan di sebut tuan akan tetapi itu adalah peraturan papa nya sejak awal sehingga karyawan sudah terbiasa menyebutkan hal itu. Sebab kala pertama kali El masih bersikap tidak dewasa saat memimpin restoran tersebut.
Eva pun masuk setelah dipersilahkan.
"Silahkan duduk Eva, bagaimana kabar anda? silahkan minum terlebih dahulu," ucap El.
"Terima kasih tuan El," ucap Eva perlahan menyeruput minuman tersebut.
El pun perlahan membicarakan hal yang tertunda dulu, Eva pun mendengarkan penjelasan El. Eva bergumam dengan batinnya.
"Ujung-ujungnya kerja ku sekarang, kembali di posisi ku di perusahaan dulu sama papa, menjadi sekretaris sekaligus bendahara, gaji nya nya perbulan, dapat makan siang dan Snack pagi, seperti nya itu sudah cukup," gumam Eva.
El pun bertanya pada Eva :
"Bagaimana bersedia kah anda Eva?" tanya El.
"Siap tuan, kapan saya mulai bekerja?" tanya Eva.
"Mulai sekarang, kamu duduk di tempat ini semua berkas disini," ucap El menunjukkan.
"Siap tuan El, saya akan mempelajari dulu, nanti akan bertanya dengan anda," ucap Eva.
"Baik, silahkan dikerjakan, saya mengangkat telpon dulu," ucap El.
El pun mengangkat telpon tersebut. Eva fokus mengerjakan tugas pertamanya.
Di tempat berbeda.
Alena membuka leptop nya dan tertawa ngakak dengan apa yang di tonton nya, sedangkan Delan fokus *meeting* dengan para karyawannya di layar Laptop nya.
Saat lagi fokus, Alena teriak dengan sangat besar sehingga terdengar oleh para karyawan yang mendengarnya. Delan pun meminta karyawannya selama 5 menit untuk jeda sebentar. Delan pun mematikan kamera dan suaranya.
Delan pun menuju kamar Alena.
"Sayang, kamu kenapa sih?" tanya Delan menghampiri Alena.
"Hehe, maaf om Pacar aku ganggu *meeting* nya, adegan nya seru banget coba deh om Pacar lihat," ucap Alena menunjukkan pada Delan.
Delan pun melihat ke arah layar laptop yang dilihat oleh Alena dengan mata tertutup sebelah.
"Sayang, kamu mau adegan seperti di film ini," tanya Delan tersenyum.
"Iya mau banget, rasanya seperti apa om Pacar? sejak trauma masa lalu, akan benci dengan laki-laki kecuali abang-abang ku dan papa, tapi kehadiran om Pacar jadi bertambah kepercayaan ku pada laki-laki," ucap Alena berbicara dengan nada lembut.
Delan pun mendekati Alena dan berbisik :
"Jika kamu ingin melakukan itu, kita harus menikah dulu sayang," ucap Delan.
"Tapi teman-teman kuliah aku pernah melakukan semuanya om Pacar, bahkan kata mereka pernah tidur satu kamar sama pacar mereka," ucap alena polos.
"Aku tidak ingin menyentuh tubuhmu sebelum kamu menjadi istriku, itu pesan dari diriku dan sumpah yang aku ucapkan pada keluarga mu," ucap Delan kembali berbisik.
Alena pun langsung memeluk Delan yang berada di dekatnya. Jantung Delan berdegup kencang di pelukan Alena. Karena salah tingkah Delan pun pamit kembali rapatnya.
"Sayang, tutup rapat pintu kamarnya ya sayang, saya fokus *meeting* dulu boleh kan," ucap Delan membelai rambut Alena.
"Oke-oke, maaf ya om Pacar, terima kasih om Pacar mau menjaga ku, aku akan menjaga suaraku, sana kembali rapat," ucap Alena mengusir.
"Oh jadi kamu berani mengusir aku sayang," ucap Delan jahil pada Alena.
"Hihi, nggak berani om Pacar, aku bercanda," ucap Alena mengacungkan kedua jarinya.
Delan pun kembali ke ruang tamu , dan kembali membuka kamera untuk rapatnya. Para karyawan pun memulai kembali rapat tersebut.
🍃 Bersambung 🍃
"*Nikmati masa-masa bersama dengan orang tersayang," author _Aloha - Zahra*.
🌹 untukmu thor