AKU BUKAN PELAKOR

"Tuan besar, nyonya makan malam sudah siap silah kan menikmati hidangan nya,"ucap kepala pelayan yang bernama Bik mariam.

"oya bik apa Monika pernah datang kemari?"

"seperti nya tidak tuan, saat waktu nyonya Monika di bawa polisi ia tidak pernah pulang kemari,"jelas nya.

Menganguk. "terimaksih, sekarang bibik bisa melanjut kan pekerjaan yang lain,"ucap Aldo.

Dan Mariam, pun membungkuk lalu pergi menuju dapur kembali hendak melanjut kan pekerjaan nya yang tertunda.

Saat Aldo dan Nabila sudah duduk di kursi masing-masing, Nabila langsung menatap Aldo dengan bimbang. Dan dengan sangat sadar Aldo langsung menatap istrinya kembali.

"kenapa kamu liat aku kayak gitu?"

menggeleng. "gak cuma aneh aja kenapa kamu nanya soal Monika tadi."

"gak papa aku cuma mau mastiin aja,"ucap nya tak Bohong.

"Do aku boleh minta sesuatu gak sama kamu?"ucap nya penuh keraguan.

"boleh dong, jadi kamu mau minta apa mobil, perhiasan atau mau ganti hp baru, apa kamu mau shoping?"

Menggeleng. "aku gak mau itu semua Aldo."

Menatap bingung. "trus kamu mau apa dong kalau gak mau semua nya?"

menatap. "Do bisa gak kamu bebasin Monika, kamu cabut semua tuntutan untuk nya."

"apa-apa aku gak salah dengar,"ucap Aldo kaget.

Mendengar permintaan sang istri, Aldo kaget bukan main. Ia bingung akan sifat sang istri ingin marah tapi tak bisa takut menyinggung perasaan wanita nya.

"sayang hati kamu ini terbuat dari apa si, kenapa kamu selalu baik sama dia?"

"padahal Monika selalu jahat sama kamu, tapi kamu trus memaaf kan nya,"lanju Aldo.

"aku cuma gak mau Monika selau salah faham dengan ku Do,"ucap nya mulai sedih.

"tapi sayang Monika itu udah celakai kamu dia....,"ucap nya terpotong.

"aku tau, tapi dia lakuin itu karena ada alasan ny."

"gak apa pun alasan nya, dia harus tetap di hukum atas perbuatan nya,"tegas nya lalu pergi meninggal nya sendiri.

Marah, kesal itu lah yang di rasa kan Aldo. Ia bingung terhadap istri nya, walau Monika sudah berulang kali berbuat jahat, tapi Nabila selalu berusaha baik untuk nya.

melihat kepergian suami nya Nabila merasa sedih ia faham, saat ini suami nya benar-benar sangat marah. Dan ia juga tau jika ia salah-salah akan permintaan nya ini.

"aku tau Do kalau permintaan ku ini salah, tapi aku juga gak mau kalau Monika terus membenci ku,"keluh nya.

Nabila berbicara sendiri, ia sangat sedih meratapi rumah tangga yang selalu ada cobaan yang tiada henti.

Ia pun langsung bangkit dari duduk nya, karena rasa nya tidak berselera lagi untuk makan, dan rasa laper nya hilang seketika.

dan ber inisiatif menyusul suami nya di kamar.

Krekkkk

Suara pintu terbuka.

Secara perlahan ia melangkah mendekati sang suami, yang sedang fokus dengan leptop nya. Dan ia duduk tepat di samping Aldo.

Menunduk. "Do aku minta maaf."

"kenapa minta Maaf apa alasan nya?"

"ya aku minta maaf karena udah buat kamu marah tadi,"ucap nya yang masih menunduk.

Aldo yang melihat istri nya yang terus menunduk merasa kasian.

lalu ia memegang pipi sang istri sangat lembut sampai Nabila menatap Aldo.

"aku gak marah kok, cuma aku masih kesal dan bingung kenapa kamu terlalu baik pada nya."

"karena dia adik, aku dan aku gak mau bermusuhan dengan nya,"jelas Nabila.

"walau dia sering jahat sama kamu,"ucap Aldo.

"ya mau berapa kali pun ia celakai aku, aku akan berusaha untuk memaaf kan nya."

Aldo pun tersenyum, lalu segera ia memeluk sang istri. Ia sangat beruntung memiliki wanita berhati malaikat. Walau sering kali di celakai tapi tetap saja ia tidak mau bermusuhan dengan orang tersebut.

"udah larut ni mau lanjut makan apa langsung tidur?"

"tidur aja deh laper nya udah ilang, dan aku juga capek banget rasa nya."

"ya udah yuk tidur aku juga sama udah ngantuk,"ucap Aldo.

Menggeleng. "jangan tidur dulu kamu nya, aku mau tidur kalau di peluk sama kamu dulu,"manja nya.

melihat tingkah sang istri yang mulai manja, membuat Aldo sangat gemas. Ingin sekali ia menerkam nya malam ini juga namun di tahan nya. karena ia tak mau egois kalau belum dapat izin sang istri.

mencubit pipi. "aduh manja banget istri ku, ya udah sini peluk."

dan mereka pun tidur sambil berpelukan. Meng istirahat kan tubuh mereka yang sangat letih, karena terlalu banyak nya aktivitas yang di lakukan hari ini. Tak lupa lampu kamar yang di mati kan. Karena Aldo tidak bisa tidur dengan kondisi terang.

Skip.

Di pagi hari.

Bertepatan di hari sabtu. Kini Nabila sedang bersiap-siap, karena ia sudah mempunyai janji dengan teman nya Agnes. Karena ia mau membantu Agnes mem persiapkan ulang tahun adik Agnes malam nanti.

"sayang kamu mau kemana seperti nya sedang buru-buru?"

"aku izin keluar hari ini ya, soal nya aku udah ada janji sama Agnes."

"mau mem persiapkan acara ulang tahun adik nya jadi aku mau bantu-bantu,"lanjut nya.

"emang kapan acara nya di ada kan?"

"Nanti malam dan sekarang aku mau temanin Agnes belanja keperluan nanti malam."

"mau ku antar,"tawar nya.

"gak perlu aku udah di jemput, dan Agnes sudah nunggu aku di depan,"ucap Nabila.

"yakin,"ucap Aldo memastikan.

"iya yakin, ya udah aku jalan dulu ya udah di tungguin Emuahhh,"pamit nya yang langsung mencium pipi sang suami.

Mendapat kan serangan ciuman mendadak, Aldo langsung tersenyum sendiri sangking salting nya ia terus memegang pipi nya. Maklum lah selama mereka menikah, merekah belum pernah melakukan hubungan suami istri, karena tekanan cobaan rumah tangga Nabila selalu menolak nya namun Aldo berusaha untuk memahami nya.

"kenapa kamu bikin aku gemas pagi ini sayang,"ucap nya sendiri.

"trus kalau kamu pergi aku ngapain di sini, masa diam aja di rumah."

"ah gimana kalau aku ikuti aja dia, tapi jagan sampai ketauan kalau aku mata-matai dia bisa-bisa tidur di luar nanti,"ucap nya yang yakin dengan ide nya.

Dan Aldo pun berencana, mengikuti keseharian sang istri di luar. Ia juga takut jika ada Monika yang juga mengikuti Nabila dan akan berbuat nekat kembali.

Dan ia langsung bangkit dari tempat duduk nya. Tak lupa sebelum jalan ia mengambil sebuah Jaket dan masker untuk penyamaran agar tak ketahuan oleh Nabila kalau dia sedang membuntuti nya.