Jatuh Cinta Pada Saudara Tiri

Talia merasa heran karena Amanda menangis begitu keras, padahal itu adalah Reza, suami nya, mereka satu rumah tidak mungkin Amanda seperti ini jika mereka sering mengobrol.

Talia mengelus pundak Amanda perlahan " sudah lah Amanda, jangan mengais lagi, sekarang ayo kembali ke ruang istirahat, kita makan bersama lalu mau tidur di sana " membantu Amanda untuk berdiri

Amanda menatap Talia " terimakasih Talia, sekali lagi aku ucapkan terimakasih " berdiri dan mengusap air mata nya

Setelah mendengar suara Azka di telpon, Amanda menjadi lebih semangat untuk makan, dia langsung bersiap untuk istirahat setelah makanan nya habis, dia juga menjelaskan bahwa operasi selanjutnya akan di lakukan oleh Talia, semua informasi yang terkait pasien sudah ia berikan dengan mudah.

Padahal beberapa saat lalu, Amanda sangat keras kepala, dia tidak mau memberikan jadwal nya padahal Talia sudah memohon, Talia merasa aneh dengan sikap Amanda, dia mengirim pesan ke Reza, agar Reza bisa melihat keadaan Amanda dan membawakan selimut untuk nya.

Lima menit kemudian Talia akan pergi ke ruang operasi, namun dia melihat Amanda sudah tidur dengan pulas, tidak biasanya dia tidur pulas sekali, Talia keluar dan menuju ruang operasi.

Reza datang tepat pukul dua belas malam, karena ada pekerjaan yang harus dia kerjaan di kantor, setelah selesai dia langsung ke rumah sakit, untuk melihat keadaan Amanda.

Reza masuk ke ruangan istirahat Amanda yang biasanya, dia melihat Amanda yang sedang tidur pulas dan menutupi tubuh nya dengan selimut yang ia bawa.

Reza hanya menatap Amanda saja, dia tidak membangunkan Amanda sama sekali, setelah tiga puluh menit menatap Amanda tidur, Reza keluar dari sana, dia ingin langsung pulang namun dia bertemu dengan Talia.

" Talia " sapa Reza saat melihat nya keluar dari ruang operasi

Talia berdiri di hadapan Reza " kau baru melihat Amanda? Dia terbangun? " tanya Talia karena dari ia tinggal, Amanda tidur dengan pulas nya

Reza menggelengkan kepala nya " tidak, dia tidur, aku memberikan nya selimut yang kau katakan tadi, apakah ada masalah? "

" Ya tadi aku menelpon mu saat Amanda tidak keluar dari rumah operasi, karena ada begitu banyak pasien yang ia tangani, dia terlihat seperti memaksakan dirinya " jelas Talia

" Tunggu, kau menelpon ku? Kau tidak menelpon ku, kau hanya mengirim pesan, oleh karena itu aku datang setalah membaca nya "

Talia bingung dan merasa pusing, karena dia baru saja keluar dari ruang operasi dan dia itu membuat nya agak pusing, dia juga belum makan malam, dia terlihat memegang kepala nya " sebentar " ucap nya dan mencari tempat duduk, karena dunia terasa berputar saat dia berdiri

Reza mendekati Talia dan menatap nya " kau baik-baik saja? apakah kau merasa sakit? Aku akan membawa mu ke ruang istirahat " menatap Talia

Talia menatap Reza " tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri kau pulang lah, ini sudah larut malam " tetap duduk

Reza memegang pundak Talia, membantu nya agar berdiri " kau sudah makan? Mau makan dulu? ayo kita keluar untuk makan, aku akan membelikan mu obat juga " membantu Talia untuk berdiri dan membawa nya menuju ke parkiran mobil nya

Mereka pergi makan bersama, setelah itu Reza memberikan Talia obat dan mengantar nya kembali ke rumah sakit, Reza tidak masuk lagi, karena dia sudah melihat Amanda, jadi dia hanya menitipkan Amanda ke pada Talia.

...****************...

Setelah acara selesai, rumah Azka terlihat sangat berantakan, karena terlalu malam bagi Mora dan keluarga pulang, jadi mereka nginap di rumah Azka.

Azka yang terlihat sedang membereskan beberapa barang kecil yang berserakan, Azka tipe laki-laki yang tidak suka keramaian dan dia juga tidak suka melihat barang-barang yang berserakan seperti saat ini.

Reza menggulung lengan baju nya, dia mulai membersihkan rumah nya. Mora terlihat keluar dari kamar Marisa, karena Marisa meminta nya untuk merapikan rambut nya sebelum tidur dan juga meminta nya untuk membacakan beberapa dongeng untuk nya.

Mora mengambil mesin penyedot debu " aku akan membantu mu, kau besok kerja kan? Masuk lah ke kamar aku akan melanjutkan nya " mengambil alih tempat yang di bersihkan Azka

Azka mundur dengan senang hati dan menatap Mora, dia merasa bersalah karena kejadian di kamar waktu itu, tapi Azka belum siap juga dirinya harus satu ranjang dengan orang lain.

" Aku minta maaf karena meminta mu tidak satu ranjang dengan ku, tapi aku memang tidak terbiasa, jujur aku tidak ingin membuat mu merasa tidak nyaman "

Mora menatap Azka " aku tau kau masih ada perasaan dengan Amanda, mau bagaimanapun, dia tetap lah cinta pertama mu, aku akan menunggu sampai kau siap untuk melupakan nya " melanjutkan pekerjaan

Azka menatap Mora yang sangat gigih, dia meninggalkan Mora yang membereskan rumah nya, Azka kembali ke kamar, berganti pakaian, dia melihat foto pernikahan nya dengan Amanda yang masih ia pajang, Azka menatap nya dan mengambil nya.

" Aku tidak tau harus dimana aku menyimpan mu, setiap sudut rumah ini selalu ada kenangan bersama mu, Amanda tetap jaga kesehatan mu sendiri dan jangan terlalu memikirkan orang lain " Azka menatap foto pernikahan mereka, mengeluarkan foto tersebut dari bingkai nya, menyimpan nya di lemari pakaian.

...****************...

Pukul tujuh tepat di rumah sakit new york

Amanda bangun lebih awal dari Talia, dia menatap Talia lalu bersiap untuk mandi dan akan melanjutkan pekerjaan, setelah selesai mandi, Amanda duduk di meja kerja nya, dia akan menjaga skincare, namun ada yang membuat gagal fokus.

Di atas meja ada sebuah kantong plastik, dengan isi obat sakit kepala, yang dimana obat tersebut merupakan obat yang sering Amanda beli, untuk stok kotak p3k di rumah nya.

Amanda menatap Talia, karena dia terlihat sudah bangun dan memegang kepala nya " kau sakit kepala? Ini obat mu? " ucap Amanda sambil memperlihatkan plastik yang berisi obat ke arah Talia

Talia membuka mata nya sedikit dan menatap plastik tersebut " ia aku sakit kepala dan itu.. " dia berhenti karena teringat, itu adalah obat yang diberikan Reza pada nya, sementara Reza adalah suami Amanda, walau hanya menolong dirinya, Amanda tidak boleh tau tentang hal itu.

Amanda menatap Talia yang tiba-tiba saja terdiam " kenapa? itu apa Talia? " menatap Talia

" Dan itu obat yang aku beli, karena saat keluar dari ruang operasi aku sudah merasa meriang, jadi aku berjalan keluar sebentar " turun dari ranjang nya dan duduk di sebelah Amanda

" Kenapa? apakah masih terasa sakit? " menatap Talia yang tiba-tiba saja duduk di hadapannya

" Bisa tolong urut di bagian sini? " memakan bagikan tengah kepala nya

" Tentu saja " membantu Talia tanpa curiga sama sekali

Guys bantu like ya guys, satu like dari kalian sangat membuat author semangat untuk update karena berharga sekali, happy reading