NovelToon NovelToon
DEMONKU SUAMIKU

DEMONKU SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Duniahiburan / Balas Dendam / Matabatin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Titin Supriatin

Menjadi istri Demon tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dihadapi Rosela tang semua dari hidup normal menjadi tidak normal lantaran ia hidup tak hanya berdampingan dengan sesama manusia saja, melainkan dengan para makhluk tak kasat mata. Namun Rosela tidak mengeluh, ia justru cepat beradaptasi mengungkap semua permasalah. makhluk astral dan segala permasalahannya. Dari sini Rosela juga tahu siapa orang yang melenyapkan kedua orangtuanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 TILANG

Seperti yang dikhawatirkan Hans. Sebenarnya para 3 demit ini sama sekali tidak tahu menahu soal kehidupan manusia di zaman modern ini. ratusan tahun menjadi hantu dan pernah hidup di zaman kuno membuat mereka lupa apa yang harus ia lakukan saat menjadi manusia.

Untungnya, Mas Ger ini agak cerdas sedikit dan dia lah yang sekarang menyetir di jalan beraspal yang sudah mulus kinclong. Jauh berbeda dengan jalan desa semasa mereka hidup. Namun di sisi lain, Mas Gen dan mas Ger senang karena setelah seabad lamanya, akhirnya mereka bisa menginjakkan kakinya di tanah. Pakai motor butut pula.

Di tengah rasa sakit yang dialami Pak Po, dua demit yang kini menjadi manusia itu berteriak senang. Inilah definisi bahagia diatas sakitnya orang lain dalam artian sebenarnya.

“Ternyata enak juga ya naik motor. Sering-sering aja sakit Pak Po, biar kami bisa antar ke rumah sakit!” seru Mas Gen dari belakang sambil merentangkan kedua tangan saking senangnya.

Hampir saja tubuh Pak Po yang lemah itu oleng dan mau jatuh tapi buru-buru di tahan oleh Mas Gen.

“Hadeuh, bisa nggak sih kalian jangan berisik. Sakit nih,” ucap Pak Po dengan suara lirih. Mukanya udah teler karena nggak sanggup lagi merasakan tulang-tulangnya banyak yang patah.

“Tenang Pak Po. Aku bakal ngebut.” Mas Ger mulai unjuk kebolehan. Ia menambah kecepatan motor bututnya dengan cepat.

Namun, sepertinya mereka sial hari ini karena di depan sedang ada Razia jalan. Seorang polisi berdiri dari kejauhan dan melihat ada motornya Mas Ger.

“Wuah Mas Ger, ada polisi. Gimana dong? Apa yang harus kita lakukan?”tanya Mas Gen.

“Itu polisi ngapain ngangkat satu tangan ya?” tanya mas Ger balik karena ia bingung untuk apa polisi itu mengangkat satu tangannya.

Pak Po yang dibonceng di tengah hanya merem saja. Malah ia ngorok saat motornya melaju kencang sehingga tak peduli pada dua teman demitnya yang heboh sendiri sejak tadi.

“Oh aku tahu Mas Ger. Ngebut aja terus, biar Pak Po kupegangi. Terus deketin motornya ke arah Pak Polisi itu. Dia angkat tangan gitu karena mau nyapa kita. Jadinya ya harus kita bales sapa.”

“Oh gitu toh.” Mas Gen pun manggut-manggut.

Karena dua demit oneng ini nggak ngerti kode dari polisi yang berdiri di depan mereka. Si mas Ger melakukan interupsi seperti yang dikatakan rekannya sambil tetap ngebut. Dan dengan Pe-De-nya, Mas Gen malah tos tangan dengan si polisi tanpa menghentikan laju kecepatan motornya.

Tentu saja di polisi langsung bengong dan seketika ia meniup peluitnya lalu mengejar motor butut itu. Bisa-bisanya para demit ini disuruh berhenti berjalan malah ngajak tos tangan. Alhasil motor butut Mas Gen dan Mas Ger terkejar dan ketiganya disuruh berhenti di pinggir jalan.

“Kalian bertiga mau ke mana?” tandas Pak Polisi dengan gagahnya.

“Kami mau mengantar teman kami ke rumah sakit Pak. Ini teman saya lagi sakit,” terang Mas Gen sambil menggendong Pak Po di belakang.

“Kalian tahu nggak kalau bonceng 3 itu berbahaya.”

“Lah kalau saya hanya bonceng Pak Po saja nanti dia jatuh Pak, kayak gini nih.” Mas Gen dengan polosnya melepas pegangannya pada Pak Po sehingga tubuh yang penuh dengan tulang patah itupun ambruk ke tanah sampai terdengar bunyi buk.

"Aduh duh duh sakit," erang Pak Po merintih kesakitan.

"Maaf Pak Po hanya praktek. Sini kugendong lagi." Mas Gen kembalj menggendong rekannya seolah tak terjadi apa-apa.

Si polisi jadi bingung menghadapi 3 orang aneh yang mukanya datar sedatar nya permukaan air kolam. Iapun terpaksa menilang dan membiarkan 3 demit ini pergi dengan catatan tidak boleh bonceng tiga.

“Lah terus kami bawa ke rumah sakitnya gimana Pak kalau gak dipegangin di belakang?” protes Mas Ger.

“Terserah kalian mau pakai cara apa. yang penting kalian tidak boleh bonceng tiga. Gendong saja teman kalian di punggung pakai tali agar tidak jatuh.”

Polisi itupun sibuk menulis surat-surat tilangnya. Sedangkan Mas Gen dan Mas Ger mencari akal agar mereka bisa pergi bertiga tanpa bonceng tiga seperti yang dikatakan si polantas ini.

“Eh, Mas Ger, lihat tuh.” Si Mas Gen menunjuk sesuatu dan mereka langsung menuju ke tempat tersebut.

Ternyata eh ternyata, Mas Gen melihat ada sepeda pancal milik orang tak dikenal sedang di tinggal pemiliknya ngopi di warung. Tanpa permisi si Mas Gen langsung nyomot sepeda pancal itu sementara Mas Ger menggendong Pak Po di punggung dan melajukan motor bututnya.

Mereka bertiga berkendara beriringan tanpa merasa berdosa sedikitpun. Si pemilik sepeda yang sadar kalau sepedanya dicuri orang tak dikenal langsung berteriak maling.

“Woy Maling! Maling!”

Bodohnya, si Mas Gen dan mas Ger itu melewati polisi yang habis menilang 3 demit tadi. Begitu mendengar suara teriakan maling. Si polantas menoleh dan langsung paham setelah 3 demit melewatinya. Dua demit ada di atas motor butut. Satunya demit lagi pakai sepeda pancal hasil curian. Alhasil ketiga demit itupun ditangkap lagi dan disuruh berdiri di depan polisi.

“Apa yang kalian lakukan?” bentak polisi itu marah. Bisa-bisanya si mas Gen nyuri sepeda pancal orang lain.

“Lah katanya pak Polisi, kami tidak diperbolehkan bonceng 3, ya sudah saya ngalah pakai sepeda pancal.”

“Ya tapi nggak harus nyuri juga konsepnya Badruuuun! Itu sepeda kan bukan punya kalian. Kalau kalian ambil tanpa izin pemiliknya itu namanya mencuri.”

“Nama saya Genderuwo pak bukan Badrun!”

“Terserah kau itu genderuwo atau gerandong, aku nggak peduli.”

“Saya Gerandong pak!” Mas Ger memperkenalkan diri tapi si Polisi nggak percaya kalau nama dua demit yang ia marahi ini memang gerandong dan genderuwo.

“Terserah kalian mau pakai nama demit apa. Nggak ngaruh. Motor kalian saya sita. Silahkan pergi ke rumah sakit jalan kaki saja dari sini demi kemanan kalian semua. Lokasinya tidak jauh kok.”

Mas Gen dan Mas Ger saling pandang. Mimik wajahnya itu loh, onengnya nggak ketulungan. Kalau manusia normal lainnya pasti bakal protes dan tidak terima motor disita apalagi sampai ditilang berkali-kali.

Lain cerita dengan para demit manusia yang satu ini. Mereka nurut saja pada peraturan yang dibuat polisi. Mereka akhirnya mencari kendaraan lain untuk membopong pak Po dan mereka menemukan sebuah kursi roda bekas yang tak terpakai.

Mas Ger sangat senang. Karena bisa meletakkan Pak Po di kursi roda. Dengan begitu mereka bisa bergantian mendorong Pak Po sampai menuju rumah sakit.

“Go! Semangat!” seru Mas Ger dan mas Gen bersamaan. Keduanya siap mendorong kursi roda di mana Pak Po sudah duduk teler di tempatnya.

Saking semangatnya, saat pertama kali mendorong kursi roda, bukannya rodanya terdorong maju, malah kursinya yang nyungsep sehingga wajah Pak Po membentur tanah. Untung tanahnya bukan tanah aspal, melainkan pasir karena Mas Gen dan Mas Ger ada di pinggir Pantai sekarang. Kursi roda itupun parah dan rusak sehingga tak bisa lagi digunakan.

“Woy tarik aku woy! Aku nggak bisa napas!” seru Pak Po minta tolong karena dia nyungsep di tanah plus ketiban kursi roda yang didorong dua rekan demit onengnya.

BERSAMBUNG

***

1
Teh Yen
apa.bedanya marah sama ngambek Rosela.😅😅
Raffasya@aimaria1203
🤣🤣 kerjai balik dong ros suamimu yg ngeselin tapi tampan itu
Raffasya@aimaria1203
Hans ampun dah ngajak ngdate ko k kuburan sih 🤣🤦‍♀️
eenok
hahaahaha kerjain blik ya rps nnti ktmu hntu jht lo
Haryati
gak marah tapi ngambek...Halah....Podo kui Rosela..🤣🤣🤣
muhammad ibnuarfan
getok pakek centong nasi aja si Hans Ros..../Facepalm//Facepalm/
Suwastika
uji nyali ya pangeran 😁😁😁
Haryati
emang dasar keturunan raja demit gak romantis amat tempat kencannya haduuh Hans...piye Ki..🤦
Teh Yen
eehhh busyeeett kirain mau d ajak honeymoon seperti kakek refal ke istrinya lah malah d ajak liat setan d kuburan pengen ketawa tp takut ada yg bangun udh tengah malem soalnya pas.bacanya 🤭🤭🤭🤭
muhammad ibnuarfan
ngajak kencan di kuburan Hans...model anyar...patut ditiru gak ya.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
eenok
kencan ko dikuburn hans2 ada2 saja🤦... lnjut thour
Tumis Store
ditunggu kelanjutannya kak... 🤗🤗
Raffasya@aimaria1203
🤣 kelas bngt tuh rencana c kepala desa ini
muhammad ibnuarfan
aku ngakak pas inget tentang nasi goreng ma nasi bungkus....dasar pak po....tapi sepi kalau gak ada pak po....justru onengnya yg bikin ngakak😂😂😂
eenok
hahahhahaha
Rahma Nuryani
🤣🤣🤣🤣🤣
Suwastika
udh lama nih thor keluarga raja refald n pyordova ga reuni
pst seru setelah se x an lama
Haryati
kasihan kau pak po dilakban mulutnya....🤣🤣🤣 pasti cuma matanya aja yang pelotat pelotot....🤭🤭
Nadilah Egiers
jadi kangen sama dewa trus rey juga sama semuanya
Nadilah Egiers
Pa po baru juga keluar rumah sakit udah bikin ulah aja mana bikin bengek lg /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!