NovelToon NovelToon
My Golden Life FOREVER LOVE

My Golden Life FOREVER LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Konflik etika / Kehidupan di Kantor / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

3 pria 1 wanita siapa yang akan menjadi pemenang dalam cinta ?
wanita dengan trauma masa lalu menghabiskan masa-masa suramnya bersama mantan kekasih lalu bersahabat dengan pria kepercayaanya, namun jatuh cinta dengan pria yang berbeda .
--
"jadi maksudnya kamu mantan kekasihnya?"
"jika aku egois aku akan katakana pada semua orang kalau aku kekasihnya, antara kita tidak pernah bilang putus tapi itu tidak penting karena bagiku kebahagiannya yang utama,jika memang dia mencintaimu ya, Silahkan saja yang pasti jangan pernah mengecewakannya, masih banyak hal yang belum kamu tau, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang aku bilang tadi kamu bisa memikirkan kembali kedepanya dengan Jessy"
Ini adalah kehidupan Jessy bersama Alex, Raymond dan Marcell.
FYI*
Guyss, cerita ini udah aku tulis di tahun 2015 pas msh awal" seneng nulis dan aq simpan di FD. aq Up dgn harapan bisa di baca tapi mon maaf bahasanya banyak kekurangan,tidak ada yg aq edit ini Ori tulisanku jaman daholooo kala. makasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Forever Love bag.16

Kata-kata sembuhkan dia terdengar memiliki arti yang lebih dalam, ini adalah sebuah permohonan ditengah rasa putus asa.

"aku akan berusaha" ujar Marcell meyakinkan

"sementara ini Jessy tidak ingin bertemu denganmu tapi kamu tenang saja aku akan membujuknya"

"hmm, aku akan menunggunya . pergilah ke ruang perawatan minta suster obati tanganmu"

"tidak apa-apa, hanya luka kecil.  Aku harus pulang bisa kamu jaga Jessy,  siapa tau dia mau menemuimu"

"baik"

Alex ingin melihat rekaman cctv di rumah Jessy, ia ingin melihat hal apa saja yang telah terjadi,  sementara  Marcell menjaga Jessy,  Ray sendiri mendapat perawatan dokter akibat lukanya, kasusnya dengan polisi yang masih dalam proses tidak berlanjut karena tidak ada laporan dari korban, sebab Jessy tidak ingin membuat masalah semakin rumit. Setelah mendapat perawatan dan ke kantor polisi Ray Kembali ke apartemennya, ia hanya tertegun tanpa melakukan sesuatu.

Marcell masuk ke ruang rawat, ia melihat Jessy tengah terlelap , wajahnya masih pucat, bibirnya tidak sehalus biasanya, pergelangan tangannya di perban karena banyak luka disana.

"Kamu sudah bangun? " tanya Marcell pelan

Jessy menatap mata Marcell dengan wajahnya yang sayu,

"Kenapa kamu disini ? Pergilah" pinta Jessy

"kamu kenapa? Kenapa jadi seperti ini padaku? "

"keluarlah ..."

"tidak,  aku tidak akan keluar sebelum kamu jelaskan kenapa kamu jadi berubah padaku? "

"kamu lihat aku saat ini? Apa aku seperti orang normal?  Kebanyakan orang menganggapku gila,  dokter pun menyebutku gila,  apa kau baik-baik saja berada di samping orang gila? "

"apa yang kau katakan, aku tidak pernah memandangmu seperti itu "

"aku tidak normal,  aku hidup dengan obat,  jika aku tidak meminumnya aku bisa gila,  apa itu yang kamu sebut sama?"

Marcell menggenggam tangan Jessy

"jessy dengarkan aku, kau hidup karena kau ingin , jika kau tidak ingin maka obat apapun yang kau minum tetap akan membunuhmu tapi kau meminumnya karena ingin hidup, kau sudah berjuang, dan sekarang aku akan menemanimu berjuang "

"pergilah ,  aku ingin tidur"

Jessy melepaskan genggaman tangan Marcell, ucapannya yang menenangkan semakin membuatnya tak bisa meihat kehadiran Marcell, ia Kembali tidur dan berpaling membelakangi Marcell.

"Ya tidurlah,  aku akan disini menemanimu "

"kamu tidak perlu menemaniku"

Marcell menarik nafas panjang dan diam lalu berjalan kemudian duduk menghadap tepat di wajah Jessy lalu meraih tangannya.

"aku mencemaskanmu" ujarnya

"kau kasihan padaku?" tanya Jessy pelan

"aku tidak kasihan padamu,  aku peduli padamu... "

"Jangan pedulikan diriku “

"kamu tau betul aku cinta sama kamu jadi please jangan seperti ini "

"aku tidak ingin jatuh cinta dengan siapapun jadi pergilah... "

"benarkah??  Apa kamu benar tidak mencintaiku? "

"ya,  aku tidak mencintaimu.. "

"katakan sejujurnya,  tatap mataku dan katakan bahwa kamu benar tidak mencintaiku"

"apa kurang jelas, apa yang baru saja aku katakan, aku tidak mencintaimu "

Jessy duduk lalu menatap mata Marcell dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"lihat aku dan katakan itu.."

Dengan kesal dan wajah memerah Jessy menatap lekat mata Marcell dan mengatakan..

"aku tidak mencintaimu...! "

Suara tegas Jessy, membuat Marcell melepas genggaman tangannya perlahan, ia berdiri dengan tegak, memandang Jessy sejenak lantas berjalan pergi.

"baiklah !"

Marcell pergi  meninggalkan Jessy, Ia menunduk lesu begitu pintu tertutup, ia menyentuh kepalanya tak percaya, dengan perlahan ia tarik nafasnya sedalam mungkin, dia percaya pada ucapan Alex tapi nyatanya? Jessy tetap menolak Marcell.

Tak jauh berbeda dengan Marcell Jessy lebih merasa kehilangan, ia tepuk-tepuk dadanya yang terasa sangat sesak, air matanya deras mengalir , matanya terus memandang pintu, mengingat bagaimana Marcell melangkahkan kakinya pergi.

"maafkan aku Marcell,  aku mencintaimu.. Sangat mencintaimu!! " suara Jessy pelan tertahan lantaran ia menangis dengan memeluk guling di hadapannya.

--

Semenjak saat itu Marcell sama sekali tidak pernah muncul di hadapan Jessy, saat Jessy Kembali ke rumah pun Marcell tak pernah pergi menemuinya, beberapa kali ia malah menemui Alex untuk makan Bersama atau hanya sekedar minum, Jessy Kembali menjalani aktifitasnya selepas Kembali dari rumah sakit, ia mulai bekerja Kembali. Tak ada kabar mengenai Marcell walau sedikit ada yang hilang namun mereka mencoba menjalaninya, Marcell benar-benar melupakan Jessy  bahkan ketika jessy di coffe J dan mereka berpapasan Marcell seakan tak mengenal Jessy dan berlalu begitu saja,  begitupun saat Marcell membeli coffe walaupun yang melayaninya Jessy Marcell tak saling bicara seakan mereka tak saling mengenal, tentu saja hal ini membuat hati Jessy benar-benar sakit,  ia kehilangan seseorang yang sangat peduli dengannya. Meskipun masih ada hubungan kerja namun mereka tak pernah melakukan pertemuan, Jessy selalu mengirim orang saat Marcell mengadakan meeting, waktu yang terus berlalu tak menjadikan rasa cinta mereka hilang, meskipun Jessy sangat kehilangan Marcell,dan Marcell yang terus berusaha hidup normal seperti dahulu sebelum mengenal Jessy.

Tok tok tok...

"masuk... , oh Marcell ada apa? Apa kau sakit? "

Marcell menemui Raka tanpa membuat janji lebih dulu.

"tidak,  aku hanya kesini ingin ketemu kakak,  kakak sudah selesai praktek? " tanya Marcell

"iya.  Baru saja selesai, ada apa? "

Raka mencium aroma patah hati dan kesedihan dari cara biacar Marcell,lalu wajahnya ? Semua tergambar jelas dari raut wajah Marcell.

"bagaimana kalau kita pergi minum?"

"maafkan kakak marcell,  tapi kakak besok pagi ada operasi, bagaimana jika besok siang saja? "

"baiklah, besok aku jemput kakak,  aku pulang dulu "

Marcell beranjak dari tempat duduknya dan pergi.

"eh..  Marcell.  !!"

"iya, "

"ah...  Tidak, oya apa kau langsung pulang? "

"iya,  sepertinya aku juga sedikit kurang tidur jadi aku harus tidur lebih awal"

"baiklah hati-hati di jalan "

Begitu Marcell pergi Raka menghubungi Meyka istrinya,  ia meminta Meyka ke rumah Marcell. Ia tahu Marcell dalam kondisi yang tidak baik, Marcell menginginkan seorang teman yang dapat mendengarkan isi hatinya.

Marcell dengan langkah pelan menyusuri jalan menuju apartemennya dari jauh ia melihat seorang wanita berdiri di depan pintu menunggunya,

"kak Mey??Kenapa kakak ada disini? " tanya Marcell buru-buru

"ya kebetulan tadi kakak abis belanja buat keperluan sekolah Gio, karena sejalan jadi kakak mampir kesini" ujar Meyka

"kenapa kakak tidak masuk aja,  kakak tau kan sandi rumah aku"

"mana bisa kakak masuk kerumah seseorang tanpa ijin"

"baiklah,  ayo masuk.  Kakak mau minum apa,  ahhh... Aku lupa belum beli minum"

"bagaimana kalau kita minum ini? Kakak dapat dari teman kakak katanya enak"

Meyka menunjukan sebotol wine dan disambut senyuman oleh Marcell.

"ahh aku harap ini kebetulan bukan karena kak mey di minta kesini oleh kak Raka"

"tidak,  kakak emang sengaja mampir kesini, ini  minumlah.. "

Marcell senang dengan kehadiran Meyka dia tidak lagi merasa sendiri dan kesepian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!