Doa Ibu

Karna tidak ingin berduaan dengan Noval, aku memutuskan segera pergi menerjang hujan yang masih cukup deras, akhhh rasanya badanku dingin sekali, mana hujan semakin deras.

Aku yang merasa di ikuti, akupun menoleh kebelakang ,alangkah terkejutnya ternyata Noval berada tepat di belakangku...

Karna tidak fokus akupun terjatuh dari sepedaku menabrak pohon yang berada di depan...

Gedubraaaaakkkkkkkkkk

"Auuuuuuuuhhh, sakit sekali kakiku" ringisku

"Kamu tidak apa-apa??? Noval pun turun dari sepedanya menghampiriku

" Kakiku sakit sekali, "

"Kenapa sih bisa jatuh,kenapa nekat menerjang hujan, inikan berbahaya!! " omel Noval kepadaku, seperti bapak yang memarahi anaknya.

"Ini semua gara-gara kamu tau gak?

kenapa kamu ikutin aku terus? " tangisku sambil menahan sakit di kakiku

"Aku tidak mengikuti kamu tau, rumah kita searah, bahkan satu desa!!" ucap Noval, sambil memalingkan mukanya, lagi dan lagi dia memakaikan jaketnya kepadaku, ketika ingin ku tolak dia bersikeras memakai kanya kepadaku.

"Lebih baik kamu pakai ini, jangan biarkan orang lain melihatnya, buka jaketnya nanti dikamar saja!! " dengan gugup Noval menahan tanganku agar tidak membuka jaketnya kembali, dan kulihat wajahnya merah sekali, pikirku karna dingin.

"Memangnya kenapa ? kamu juga kan pasti kedinginan.? "

"Sudah tidak apa-apa!! ayo kita pulang, sudah sore, aku bantuin bawa tasnya, kamu masih bisa kan bawa sepedanya? " akupun mengangguk, karna hari memang sudah sore dan hujan pun tidak kunjung berhenti.

Sesampainya dirumah, Noval pun memberikan tas kepadaku, akupun hendak membuka jaketnya, namun tanganku dia tahan,

"Jangan dibuka diluar,aku bilang buka dikamar saja. " lagi dan lagi Noval memalingkan wajahnya dariku, aku yang kebingungan pun enggan bertanya, karna rasanya canggung sekali. maklum aku tidak pernah dekat dengan laki laki karna ibuku selalu melarang ku, dengan alasan masih kecil padahal di usia remaja sedang asik asiknya bermain atau sekedar dekat lawan jenis.

"Yaudah makasih sudah mau nolongin aku dan bantuin aku, maaf tadi aku marah sama kamu, eeengg jaketnya biar aku cuci dulu.! " Noval pun mengangguk mengiyakan, diapun pamit pulang,

Setelah aku sudah berada dikamar akupun membuka jaket nya, astaghfirullahhhh, seketika aku kaget ketika melihat pantulan diriku dikaca, bagaimana tidak syoookkk baju putihku tembus pandang ke tubuhku, mungkin karna basah kehujanan, seketika aku jatuh, lemas sekali kakiku, rasyanya. maluuu sekali

"Aaakkkhhhhhhhhhhh ceroboh-ceroboh, gimana aku tidak menyadari ini, bagaimana ini Noval pasti melihatnya? " akupun seketika uring uringan.

Di kamar Noval, Noval pun memegangi dadanya diapun merasa malu campur bahagia.

"Hemmmm jantungku rasanya mau meledak, gimana dia bisa seceroboh itu kalau dia menyadarinya pasti dia malu sekali, lebih baik aku pura-pura tak melihatnya..karna dia akan menghindari ku, selangkah demi selangkah aku sudah bisa dekat denganya" Noval pun senyam senyum sendiri dikamarnya.

Hari tak terasa sudah malam,, seperti biasa ibuku pasti akan menyuruhku sholat...

"Nak ayo sholat?? "ajak bapaku

" ntarrr deh pak, !" jawabku singkat, entahlah padahal ibu bapaku rajin ibadah tapi aku sebagai anaknya selalu beralasan ini itu

"Taro dulu hpnya nak, kita maghriban dulu" paksa bapaku

"Iya iya Pak, bapak nih sama ibu sama saja" akupun jengkel sekali namun aku tetap melaksanakan yang bapak perintahkan.

Setelah selesai sholat ibuku menyuruhku untuk pergi kewarung akupun menuruti perintah ibu, kalau aku tidak mau yang ada kena ceramah semalaman, ketika dalam perjalanan kewarung tak sengaja aku melihat Noval diteras pak lurah sambil memainkan gitarnya, "apa Noval anaknya pak lurah??? dalam hatiku,,karna pak lurah setauku juga baru pindah meskipun kita satu desa tapi beda pedukuhan, seketika aku ingat noval bilang kita satu desa, oh ternyata benar dia anaknya pak lurah.

Ketika Noval juga melihatku, akupun dengan cepat menghindarinya, karna kejadian tadi sore amat sangat memalukan bagiku.

"Arr...??? " kudengar Noval memanggilku, tapi aku acuh saja.

Setibanya dirumah, aku memberi belanjaannya kepada ibuku, ibuku pun menegur ku karna aku susah untuk diajak sholat...

"Nak kamu itu anak perempuan, mau jadi apa kamu kalau lalai akan kewajibanmu sama sang Pencipta, kamu itu mbok yaa sholat jangan nunggu di marahi dulu..!! "

"Apa sih bu,? ibu mah kebiasaan selalu marah-marah tidak jelas,! "

"Ibu itu tidak marah sama kamu, hanya saja ibu mau kamu itu rajin sholat biar nanti dapet jodoh yang baik buat kamu, kalau kamu suka membangkang ucapan ibu kamu nanti mau dapet jodoh seperti apa?? " ku lihat ibuku sudah berkacak pinggang, menandakan sudah mulai emosi.

"Yeeee Ibu masa do'ain anaknya sendiri begitu, gak kasian Bu??? "

"Kamu itu kalau dibilangin suka ngeyel, gak dengerin apa yang ibu bilang, seperti orang tuli"

Aku rasanya marah sekali, ibuku selalu seperti itu.

"Terserah ibulah mau ngomong apa,? aku mau kekamar, mau mengerjakan PR"

Akupun menutup pintu dengan keras, aku dengar ibuku pun hanya menghela nafas, menghadapi tingkahku.