NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Carmen yang Cemburu

  "Ri, aku tadi mergoki Clara naik motor Bang Jabar, sepertinya ada sesuatu diantara mereka," lapor Carmen pada Cori setibanya mereka di rumah kontrakannya, bernada curiga.

  "Oh ya, kok aku nggak lihat?" kerung Cori.

  "Kamu sepertinya tadi sudah belok duluan, jadi nggak melihat si Clara naik motor Bang Jabar. Kira-kira mereka ada hubungan apa, ya?" ucap Carmen menyelidik.

  "Aku nggak tahu mereka ada hubungan apa. Kebetulan kali bertemu." Cori mengangkat bahunya tidak tahu menahu ada hubungan apa antara Jabar dan Clara.

  "Kalau kebetulan sepertinya tidak mungkin, masa iya sih kebetulan. Bukankah Bang Jabar masuk malam?" Carmen masih terdengar penasaran.

  "Iya juga sih. Coba saja kita tanyakan langsung sama si Clara, ada hubungan apa dia sama Bang Jabar," usul Cori yang langsung mendapat gelengan dari Carmen.

  "Biar saja kali, siapa tahu mereka terlibat cinta lokasi. Sama-sama single ini," balas Cori lagi santai. Carmen terdiam tanpa menyahut lagi.

  Besoknya masih di shift yang sama, Carmen, Cori dan Clara bertemu di pengkolan. Untung saja untuk yang ke beberapa kali, kepergiannya ke pabrik tidak ketahuan diantar Jabar sebelum habis belokan.

  "Wah, kebetulan ketemu kamu di sini Cla. Kemarin kata Carmen saat pulang kerja, kamu ketahuan naik motor Bang Jabar. Benar gak tuh? Apa kalian punya hubungan?" Clara sejenak tersentak dengan wajah pucat pasi karena merasa sudah ketahuan oleh Carmen.

  "Ada apa sih Cla, kok kamu diam? Kamu ada hubungan sama Bang Jabar, ya? Secara kan kalian satu mesin, mungkin saja Bang Jabar naksir kamu. Duda naksir gadis," serobot Cori lagi membuat Clara kembali tidak bisa berkata.

  "Nggak ada apa-apa. Kemarin Bang Jabar beli nasi di warung pengkolan itu. Saat melihat aku, dia langsung ngajak pulang bareng. Lagian katanya arah pulang kami sama, aku kan di dekat perumahan Cemara Residen." Jawaban Clara yang masuk akal, membuat Carmen dan Cori manggut-manggut paham. Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju pabrik yang beberapa meter lagi sampai.

  Di dalam pabrik, tidak jarang Hardi menghampiri Clara yang sedang mengecek PCB. Keadaan ini menimbulkan gosip antara sesama teman satu departemen Clara. Jujur keadaan ini membuat Clara tidak nyaman. Padahal dia sendiri tidak ada perasaan apa-apa sama Teknisi mesin delapan itu.

  Gelagat Hardi yang selalu menghampiri Clara dan mengajaknya ngobrol, mendapat pantauan dari Carmen secara diam-diam. Carmen sedih dan cemburu kenapa Hardi selalu saja menghampiri Clara. Padahal Hardi merupakan Teknisi mesin delapan yang Operatornya Santi dan Carmen.

  "Kenapa Bang Hardi selalu menghampiri Clara dan lebih betah di mesin 10? Mentang-mentang mesin delapan selalu Ok, main tinggal saja," bisiknya kesal dan timbul rasa benci pada Clara.

  Tiba saatnya pulang, Carmen yang sengaja disamper Clara, sengaja buang muka tanpa menyahut. Dia pura-pura sibuk dengan kertas report yang masih di tangannya. Tanpa menunggu jawaban dari Carmen, akhirnya Clara bergegas duluan. Dia sengaja menunggu Cori di depan pintu gerbang pabrik. Clara tahu Carmen pasti akan pulang bersama Cori karena rumah kontrakannya dekat.

  Benar saja, Carmen dan Cori muncul dari dalam pabrik. Clara segera menegur mereka dan mengajak jalan bersama. Namun alangkah kagetnya, Carmen justru menghindar dan memilih masuk kembali ke dalam pabrik. Hal ini membuat Clara dan Cori bertanya-tanya.

  "Apaan sih si Carmen. Aneh begitu?" celetuk Cori sambil geleng kepala.

  "Iya. Sejak tadi aku juga heran, Carmen justru menghindar saat aku sengaja menghampiri mesinnya dan ngajak pulang bareng. Aku jadi merasa tidak nyaman. Dan sepertinya dia hanya menghindar sama aku saja, Ri," ungkap Clara mengeluarkan unek-uneknya.

  "Kemarin juga sama, Carmen diam saja saat aku tanya. Sedangkan aku tidak tahu salah aku sama dia apa?" Clara menjadi bingung dengan sikap Carmen padanya yang berubah.

  "Harusnya dia bicarakan kalau memang aku ada salah, jangan didiamkan begini. Bukankah kita ini teman satu angkatan yang harusnya kompak dan saling mendukung? Jika salah satu teman ada salah atau ada hal yang tidak berkenan di hati, harusnya saling terbuka supaya mendapat solusi," tutur Clara mengungkapkan kegundahan hatinya atas sikap Carmen yang berubah.

  Cori diam, sebenarnya dari apa yang disampaikan Clara barusan, dia mulai menangkap penyebab Carmen berubah pada Clara. Seperti yang pernah dia dengar bahwa Carmen menyukai Teknisinya yaitu Bang Hardi. Cori menyimpulkan kemungkinan sikap Carmen seperti ini karena Hardi yang sering menghampiri Clara dan bicara sama Clara.

  "Iya sih harusnya kalau ada masalah dibicarakan dengan baik-baik, jangan tiba-tiba ngejlimet nggak jelas begini, lalu memusuhi teman yang lain tanpa sebabnya. Nanti deh aku tanyakan dan mencoba luruskan kenapa Carmen bersikap seperti itu sama kamu."

  "Tidak apa-apa, biarkan saja Ri, kalau memang itu maunya Carmen. Aku juga merasa tidak suka tanpa sebab apapun, Carmen tiba-tiba menghindar dari aku dan memusuhi aku. Biarkan saja kalau itu maunya, yang penting aku tidak menyusahkan hidup orang lain dan tidak minta makan dari orang lain," pungkas Clara merasa sudah tidak peduli dengan sikap Carmen yang berubah padanya.

  Di sisi lain, Cori sangat menyayangkan jika pertemanan mereka yang baru saja dibina harus hancur begitu saja akibat kesalahpahaman. Untuk itu, setelah pulang ini Cori bertekad mencari tahu apa penyebab sebenarnya Carmen bersikap seperti itu pada Clara.

  Cori dan Clara berpisah di pengkolan biasa, beberapa meter dari pengkolan, di depannya sudah muncul motor Jabar lelaki tampan yang kini selalu menghiasi hatinya. Tanpa membantah Clara menaiki motor Jabar dan pulang ke rumah.

  Tiba di dalam rumah, Jabar memberikan perhatian seperti biasa. Dia membiarkan Clara ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu, setelah itu mengajak makan bersama.

  "Ayo turun, kita makan dulu. Kamu ngapain melamun di depan cermin? Wajah kamu itu sudah sangat cantik, jangan dipandangi terus," ujarnya menarik lengan Clara menuruni tangga lalu menuju meja makan.

  "Makanlah, atau mau abang suapin?" tawar Jabar dihiasi senyum. Entahlah sejak menjemput tadi, wajah Jabar selalu dihiasi senyuman.

  Akhirnya mereka makan dengan diam. Menyudahi makan, Clara berdiri dan meraih piring kotor bekas makannya dengan Jabar ke wastafel kemudian dicucinya. Pada saat bersamaan, tangan kekar Jabar menangkap pinggang Clara dan menatap Clara yang sedang mencuci piring.

  Clara berontak, karena dia merasa tidak nyaman. "Abang, Cla mau selesaikan cuci piring dulu," cegahnya menepis pelan tangan Jabar.

  "Biarkan saja, Adek cucilah piringnya, dan biarkan abang begini." Tanpa bisa dicegah Clara membiarkan Jabar berbuat sesukanya.

  "Abang, sepertinya mulai besok Abang tidak perlu jemput Clara pulang, sebab kebersamaan kita sudah diketahui Carmen dan dia curiga kita ada hubungan," ucap Clara memberitahu. Untuk sejenak Jabar diam. Namun itu tidak lama.

  "Sepertinya itu tidak masalah buat abang, sebab dua minggu ke depan kita akan satu shift. Dan kamu tahu, apa yang abang tunggu-tunggu saat kita satu shift?" Clara tidak menjawab, dia sudah menduga bahwa Jabar akan meminta haknya sebagai suami, dan Clara harus siap melayaninya meskipun hatinya masih takut.

  Jabar terus menarik tubuh Clara menuju tangga dan memasuki kamar. Mungkinkah sore ini pertahanan Clara akan jebol?

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!