NovelToon NovelToon
He Is Mine

He Is Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.4k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Abela Xaviera. Lahir sebagai anak bungsu perempuan satu-satunya membuat dirinya dimanja oleh keluarganya sendiri. Bahkan kedua kakak laki-laki nya begitu posesif padanya sampai ia tak memiliki celah untuk menjalin hubungan asmara dengan seorang laki-laki.

Hingga saat perayaan ulang tahunnya ke 22, keluarganya mengadakan acara sederhana di sebuah restoran mewah. Di sana dia bertemu seorang pelayan pria di restoran itu yang berhasil menarik perhatiannya, hingga membuat Abel jatuh hati detik itu juga. Dia juga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hati pria tersebut.

Siapakah pria yang berhasil menarik perhatian Abel? Akankah dia bisa mendapatkan hati pria pujaannya itu?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Mau aku suapi atau makan sendiri?" tanya Abel dengan tatapan genit nya.

"Bercanda. Ayo, Kak Victor juga harus makan agar cepat sehat bugar," lanjut Abel ketika menyadari raut wajah Victor makin tak sedap.

"Aku sudah kenyang," jawab Victor.

"Tapi aku tidak butuh pernyataan mu," ucap Abel tersenyum manis, dia menyodorkan satu sendok nasi dan lauk ke depan mulut pria itu.

"Buka mulutnya, aaa," titah Abel, dia bahkan ikut mangap juga untuk memberi instruksi.

"Jangan paksa ak—" Abel langsung menyuapkan nasinya dengan paksa saat Victor membuka mulutnya.

"Emmm... Enak kan?" tanya Abel tanpa dosa.

Wajah Victor sudah sangat masam sekarang. Dengan terpaksa dia mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

Abel juga ikut makan dengan sendok yang sama. Rasanya lebih nikmat jika makan sepiring berdua begini, apalagi bersama si pujaan hati.

"Kak Victor lebih suka nuget atau sosis?" tanya Abel. Pertanyaan random hanya demi Victor mengeluarkan suaranya.

"Dua-duanya." Reflek Victor membuka mulutnya lagi saat Abel kembali menyuapinya.

"Kalau begitu, nanti aku buatkan makanan yang ada nuget dan sosisnya."

Victor hanya berdehem.

Abel seperti sedang menyuapi bayi besar saat ini. Victor pun menurut saja saat disuapi. Entah kemana rasa kesalnya terhadap Abel.

Beberapa menit kemudian, semua makanan di kotak makan itu sudah habis, bersih tak tersisa. Abel meminum air putihnya dengan pelan, matanya melirik Victor yang sedang mengelap mulutnya dengan tisu.

"Masih lapar?" tanya Abel. Dia menutup botol airnya.

Victor menggeleng. Seharusnya dia yang bertanya seperti itu. Sebab tadi yang paling banyak makan adalah dirinya, bukan Abel, ya Victor mengakuinya. Entah karena masakan Mom Laura enak atau Victor yang sedang lapar, atau karena disuapi oleh Abel? Sampai-sampai Victor baru sadar jika dia yang lebih banyak makan dari tadi.

Hening. Tak ada percakapan diantara keduanya. Victor yang fokus pada ponselnya dan Abel yang sibuk menatap wajah tampan itu.

Menyadari bahwa Abel terus menatapnya, Victor pun menoleh.

"Kenapa?" tanyanya.

"Tampan, ups!" Abel menutup mulutnya saat keceplosan.

Victor menganggukkan kepalanya. Ya, dia sadar dia memang tampan, jadi tak masalah jika Abel mengatakan hal itu dengan blak-blakan.

Sedangkan Abel cemberut. Sudah dipastikan jika Victor besar kepala, pikirnya.

"Tidak jadi tampan. Menyebalkan saja," ralat Abel seolah menyesali ucapannya tadi.

Alis tebal Victor terangkat satu. "Benarkah?" tanyanya mengejek. Mata Abel tak pernah bohong saat menatapnya. Setiap gadis itu menatapnya, pasti matanya akan berbinar.

"Iya!" ketus Abel. Dia berdiri berniat mengambil ponselnya yang tadi dia letakkan di atas meja kerjanya.

Namun naasnya kakinya tersandung dan hampir saja jatuh ke depan jika saja Victor tak segera menarik tangannya. Al hasil tubuh mungilnya malah menimpa tubuh kekar Victor. Naasnya lagi bibirnya malah mencium bibir Victor, kebetulan macam apa ini.

Jantung Abel berdetak cepat. Matanya menatap mata tajam Victor dengan dalam. Tidak ada tanda-tanda mereka memisahkan diri.

Beberapa detik kemudian Abel tersadar dan hendak beranjak, tapi Victor malah menahan tengkuknya lalu melummat bibir merah cherry itu sambil memejamkan matanya. Bibir yang beberapa hari lalu membuatnya hampir tidak bisa tidur karena ingin merasakannya lagi.

Sedangkan Abel malah melotot. Tak menyangka Victor akan melakukan hal senekat itu. Seolah mendapatkan hadiah tak terduga, Abel pun ikut menggerakkan bibirnya sambil memejamkan mata juga.

Ruangan itu hening, hanya terdengar suara peperangan bibir mereka saja. Dan entah sejak kapan tangan Abel mulai mengelus rahang tegas Victor. Gadis itu memiringkan kepalanya untuk memperdalam.

Sungguh, Victor mengakui jika bibir Abel membuatnya candu sejak bibir itu menyentuh bibirnya secara tidak sopan. Pasalnya saat itu adalah first kiss Victor. Gadis bar-bar yang dengan lancang menyentuhnya kini benar-benar membuatnya gila hanya karena sebuah kecupan singkat di bibirnya.

Tangan Victor mengelus punggung Abel dengan lembut seolah memberi ketenangan untuk si gadis. Sedangkan yang satunya lagi dia gunakan untuk menahan leher Abel.

Merasa hampir kehabisan nafas, Abel pun melepaskan ciuman mereka. Dengan nafas terengah keduanya saling menatap dalam.

"Sudah kuduga, Kak Victor pasti akan kembali ke dalam pelukanku," ucap Abel dengan percaya diri.

Victor mendengus. "Khilaf," ucapnya seenak jidat.

Raut wajah Abel berubah kesal. Dia menahan dada Victor agar pria itu tak bisa kemana-mana.

"Apa? Coba ulangi lagi!" titah Abel dengan wajah menantang.

"Khilaf— Argghhh!" Victor menggeram ketika tiba-tiba Abel menggigit lehernya lalu menyesapnya dengan keras hingga menimbulkan kemerahan.

"Rasakan!" ucap Abel. Dia menatap puas ke arah leher Victor yang memerah.

Merasa diremehkan, Victor pun secepat kilat membanting tubuh Abel ke sofa, dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Abel sambil menatap gadis itu dengan tajam.

Abel mengerjapkan matanya kaget. Lalu dia menatap Victor dengan tatapan polosnya.

"Berani, hm?" tanya Victor dengan nada rendah.

"Kita sama-sama makan nasi, kenapa harus takut?" jawab Abel dengan nada menantang.

Victor semakin menekan tubuhnya ke bawah hingga tubuh mereka saling menempel.

"Aku bisa melakukan yang lebih dari tadi, jadi jangan memancingku," ucap Victor.

"Memancing itu di sungai!" sahut Abel lagi.

"Anabel!" geram Victor.

"Namaku Abel, kak! Ish! Itu sama saja Kak Victor tidak menghargai orang tuaku," ucap Abel kesal.

"Terserah! Kau sangat lancang menggigit leherku tadi, dan sekarang terima akibatnya," ucap Victor.

"Memangnya apa yang kak — Akkhh!" Abel memekik ketika Victor tiba-tiba merobek bajunya.

"KAK!" teriak Abel. Wajahnya panik melihat bajunya sudah teronggok di lantai. Sedangkan dia hanya memakai tank top putih sebagai pelindung tubuh atasnya.

"Jangan! Tidak mau tidak mau!" pekik Abel lagi saat Victor hendak merobek tank top nya.

"Ini pelecehan namanya!" Abel memberontak saat Victor ingin menahan kedua tangannya.

Dugh!

Abel menendang perut Victor sekuat tenaga. Tapi bukannya kesakitan Victor tak bereaksi apapun. Hal itu membuat Abel kesetanan dan semakin memberontak. Kata-kata mutiaranya terlontar begitu saja.

"Kurang ajar! Pergi!" teriak Abel. Dia panik luar biasa, apalagi ketika Victor tersenyum miring bak iblis.

"Takut, heh?" ucap Victor dengan nafas terengah. Menghadapi Abel yang sedang kesetanan memang cukup menguras tenaganya.

"Kau yang memulainya tadi. Lihat, ini ulahmu, Anabel." Victor menunjuk lehernya yang dia yakini pasti memerah seperti tanda kiss mark.

Abel hanya menatap Victor dengan hidung kembang kempis. Tangannya digenggam oleh salah satu telapak tangan Victor.

"Dan sekarang kau berlagak seorang korban?" ucap Victor lagi.

"Kak Victor yang mencium ku dulu tadi!" bantah Abel. Dia tak terima dituduh begitu saja.

"Kau yang lebih dulu menempelkan—"

"Iya iya! Aku yang salah!" sela Abel. Jika diingat memang dia yang memulai duluan.

"Bagus. Kalau begitu terima akibatnya," ucap Victor.

"Aaaa tidak mau!" pekik Abel. Ia merasa terancam saat Victor mulai mengangkat kedua tangannya ke atas hingga dia tak bisa apa-apa.

"Aku hanya ingin membalas perbuatanmu," ucap Victor. Sedetik kemudian dia menggigit leher Abel seperti vampir. Persis dengan apa yang Abel lakukan padanya tadi.

Dan Abel langsung menendang-nendang tubuh Victor saat pria itu kembali menghisap lehernya berulang kali.

"KURANG AJAR! AKU AKAN ADUKAN KAK VICTOR PADA KAKAKKU!!"

***

1
Fremin delaine
kakkk mana EPS 55 nyaa aku udh nungguinn/Frown/
Widya: hari ini aku ijin libur dulu ya☺️🙏
total 1 replies
Anto Anker
Oppo
🍏A ↪(Jabar)📍
lanjut
Fremin delaine
MAKIN MENEGANGKAN WEHHHH
FIKS KAK KAU HARUS LANJUT KARENA JIWA KEPOKU MERONTA-RONTA
Muliati Muliati
Buruk
Muliati Muliati
Kecewa
Fremin delaine
wess kukira ga up untuk hari ini rupanya up/Facepalm/ WEH YANG CUMA BACA JAN MINTA UP DOANG LAH! KALO BACA MINIMAL LIKE!
🍏A ↪(Jabar)📍: selalu paket lengkap dong + gift tiap hari😌🙏
Widya: tiap hari up kok kak. cuma ya agak lambat aja😄
total 2 replies
꧁༒ ☬~hani~☬༒꧂
INGATT UP LAGI THORR
🍏A ↪(Jabar)📍
udah di tunggu mana lanjutanya😭
Fremin delaine
mana lanjutan 51 thorr/Sob//Sob/
🍏A ↪(Jabar)📍
lanjut
Vee
☹️
liza muzay
tegang
Sarah Nur Azizah
👍👍
🍏A ↪(Jabar)📍
gantung😌
Sari Annissa
mommy mu terkena virus tervictor victor🤭🤭🤭
꧁༒ ☬~hani~☬༒꧂
bikin plot twist lagi coba dong kak biar tambah menarik tapi jan sering hehehe/Smile/
🍏A ↪(Jabar)📍
lanjut
Sari Annissa
good job vic👍👍👍
Sari Annissa
kabuuur bel....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!