Uranus dan sang Hakim saja tidak serta Merta di katakan takdir abadi. Tapi mereka tetap berharap di kala melihat bintang jatuh. Demikian pula aku berjuang tanpa lelah mencintaimu.
-Bisik Naga Api mitologi -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beijing
Perpustakaan rasi Bintang, wilayah kediaman hakim, tempat pintu masuk akar seribu bunga. Sepi tidak berpenghuni. Sang wakil Lincau dan pendampingnya duduk tempat Dimana kursi Panjang ukiran kelopak bunga mawar itu jadi saksi bersejarah kisah cinta larangan aturan negeri. Banyu melamun Panjang, semasa kecil pernah berlari-lari kecil Bersama Rumi sebelum skandal sang ayah berlanjut.
“Tuan, apakah kita harus menyegel tempat ini? Tuan Lincau memberikan jaring segel dalam kotak ini.”
“Semula aku tidakk menyetujui kisah cinta sang Hakim dan Uranus yang merebak. Aku memberikan perintah, menyerahkan tanggung jawab ini pada Ogu. Dia yang berhak menyegel tempat ini selamanya atau membiarkannya jadi bukti bangunan bersejarah. Perlu kau ingat, aku sama sekali tida memiliki perasaan pada mu.”
“Maafkan Tindakan bodoh saya tuan.”
......................
Di dalam peristirahatan, Rumi menangis melihat tubuh sang naga yang seutuhnya berubah menjadi manusia. Tanda simbol kekuatan Bintang, sisik naga yang timbul dari lengan tangan menghilang. Semua itu tidak pernah Rumi inginkan. Dia merasa bersalah, mengutuk dirinya sendiri atas kejahatannya selama ini sebagai penjaga dan penakhluk siluman.
Sang naga memeluk Rumi, dia menahan gerakan Rumi yang menahan penolakannya. Tidak hanya itu, dia juga mendaratkan tanda manis di dahinya. Air mata di seka menggunakan bajunya, “Lalu apa lagi yang bisa dia lakukan?” gumam Rumi menghentikan tangisan.
“Naga api, dari mana sikap yang tunjukan ini? Apakah kau melakukan semua itu di sepanjang kehidupan perbatasan dunia dan langit?”
“Aku banyak belajar dari Hakim dan Uranus. Aku ini tergolong naga yang sangat cepat mengingat hal-hal penting. Hanya pada mu saja aku begini. Sang naga api mitologi tergolong makhluk yang setia dengan kekasihnya.”
“Hhhmmm, apa semua perkataan itu di katakan kalimat menggoda? Sungguh aku sekarang memikirkan kebesasan mu dari kurungan putri langit dan pemilik negeri ini.”
Semalaman, Rumi di dekap sang naga. Makhluk mitologi yang berada di sampingnya menceritakan awal dia bisa terjebak di negeri dedaunan. Sebelumnya dia di tangkap putri. Naga yang menyesali bantuannya di perbatasan langit saat kerusuhan para penyihir melanda.
“Rumi, kau bisa memanggilku dengan nama Beijing. Aku adalah raja di negeri Beijing, seekor naga api mitologi terkuat menjaga perdamaian perbatasan dunia di batas langit. Tapi, setelah menolong putri disitu awal kehancuran ku. Dia ingin memanfaatkan ku dan mengambil seluruh kekuatan ku.”
“Maaf, maaf dan maaf. Aku tidak ingin menjadi penjaga negeri ini. Keadaan yang memaksa hingga kami seluruh makhluk harus bertekuk lutut di bawah perintah putri. Beijing, apakah orang-orang atau rakyat mu tidak mencari mu?”
“Rumi, putri memanfaatkan kekuatan dan kedudukannya menyegelku hingga tidak ada bangsa ku yang mengetahui dimana aku berada. Hanya kau satu-satunya harta yang aku punya. Aku memutuskan meninggalkan Kerajaan ku dan selamanya milik mu.”
“Tidak, bukan itu yang aku mau. Naga api, kau salah mengartikan kebaikan ku. Aku hanya ingin terlepas dari tempat terkutuk ini dan menjalani hari di lautan bebas mengendalikan alam tanpa pertikaian. Huuhh, kini kau menanam tanda naga api sebagai kekasih mu di tangan ku. Kau kehilangan jiwa sejati naga api. Kenapa aku jadi rumit begini? Rumi, kau dalam masalah besar” gumam Panjang Rumi berlari keluar peristirahatan.
“Cepat Kembali Rumi! Aku menunggu mu disini! Aku akan memasakkan makan malam!” teriak sang naga.
Rumi menutup kedua telinganya sambil berlari lebih kencang. Dia baru saja terlepas dari maut. Bahkan dia sampai lupa mengobati luka sang naga api. Di Tengah jalan, Rumi di hadang Ogu. Dia memberitahu panggilan Lincau agar segera menghadap.
...----------------...
“Tidak biasanya Rumi menangis dan mengusir ku. Misi menakhlukkan naga berakhir kekacauan perasaan bencana hati. Huuffhh semua harta penjaga negeri deduanan habis terkuras akibat ulah tingkahnya. Pendapatku kali ini tidak salah, Rumi juga memiliki perasaan padanya.”
Gen menggerutu melemparkan serbuk kelopak bunga kering di tepi sungai. Pikirannya yang lain terbang mengingat raut wajah Rumi yanh penuh penyesalan.
Ketika mendegar suara aneh beberapa meter dari tempat dia berdiri. Gen berlari menuju ke wilayah Ketua Lincau.
“Apa rencana mu selanjutnya tuan? Aku masih penasaran tentang daerah huta Barat, berdiri beberapa jarak jauh di dekat Sungai saja aku merasa ada yang mengawasi ku. Apa benar kata para penjaga di sisi Barat yang mengatakan ada makhluk siluman yang terkurung di dalam sana?”
“Urusan itu, aku belum terlalu memikirkannya. Ayah pasti tau semua seluk beluk dan rahasia negeri. Terkadang aku merasa ada yang aneh atas Tindakan para penjaga pembatas langit yang tiba-tiba tanpa kabar kedatangannya Nampak di beberapa wilayah titik pusat energi fortal.”
“Apa mereka mata-mata atau kaki tangan putri? Seolah-olah mereka takut ada penjaga perbatasan negeri dedaunan yang melarikan diri.”
“Aku belum menemukan tanda mencurigakan. Seza mengutus ular pilihan berjaga disetiap sudut titil tumpu. Pernah sekali mereka melihat salah satu penjaga negeri pembatas langit turun menyeret seorang penjaga negeri dedaunan.”
“Aku ingat! Desas-desus kabar hilangnya penjaga secara misterius. Lalu apa kau benar-benar ingin memihak pada Rumi untuk membantu naga itu?”
“Tidak, aku hanya mengutamakan keselamatan Rumi. Akibat rusaknya kekuatan murni spiritual yang dia miliki, tubuh Rumi semakin lemah. Jika dia ikut pergi membebaskan Naga, dia akan di cap sebagai pengkhianat sepajang hidupnya. Kemungkinan besar putri akan memenggal kepalanya.”
“Tuan Banyu, anda di undang ketua di Altar kebesaran untuk menyaksikan penjaga Rumi yang mendapatkan hukuman cambukan” ucap penjaga khusus bagian kiri Altar.
Mendengar informasi itu, Banyu berlari di susul Gen. Seluruh penjaga dan sepuh menyaksikan hukuman cambukan. Rumi yang tidak kuat lagi menahan rasa sakit membungkuk berlutut di depan Lincau.
“Ayah hentikan. Penjaga Rumi tidak bersalah, aku yang menjadikannya umpan.”
“Banyu, kau mementingkan hati mu yang rapuh dengan menghapus hukuman negeri?”
“Ayah. Aku tidak berniat melawan.”
“Kalau begitu, biarkan Ogu meneruskan menghukum Rumi.”
Sang ketua yang berhati dingin, mengatur semua urusan luar dan dalam negeri menurut kehendaknya sendiri. Banyu berjalan mundur, tangannya di belakang tubuh terayun mengeluarkan jurus pembalik luka. Dia yang menanggung semua rasa sakit yang di alami Rumi. Ogu, Seza dan Lincau merasakan energi spiritual berpaling menghantam tubuh Banyu.
“Cukup. Aku tidak mau kesalahan penjaga Rumi terulang lagi. Tiga hari lagi utusan putri akan mengambil kekuatan inti naga api mitologi.”
“Perintah di laksanakan ketua” ucap seluruh anggota Lincau.
Pintu Altar terbuka lebar tanda selesai pertemuan para penjaga. Rumi berjalan keluar di bantu Gen dan Banyu. Hari yang pahit, Rumi merasakan serangan lebih menyakitkan bahkan saat pelatihan kekuatan spiritual. Dia berjalan sedikit pincang ke peristirahatan dedaunan hijau.
Hubungan antara Rumi dan Beijing yang kompleks, dari ketidakpastian hingga kedekatan emosional, membuat pembaca terikat dengan karakter-karakter ini. Bagaimana mereka saling memengaruhi dan berkembang bersama sangat menyentuh
Rencana Banyu dan Seza untuk mengelabui putri iblis menambahkan elemen ketegangan dan strategi yang membuat pembaca penasaran. Bagaimana mereka akan menghadapi tantangan ini? Sangat menarik untuk dinantikan.
Naga api sangat lembut dan baik memperlakukannya. Dia memberikan semangkuk madu segar dan memijat telapak kaki Rumi. Terdiam tanpa kata, perasaan yang tidak akan pernah menghilang. Naga api merasakan dirinya mendapatkan hadiah dan anugerah terbesar. Kembalinya sang kekasih yang sangat dia cintai.
Banyu sangat Bahagia berhasil melakukan uji coba dari panduan buku kuno para makhluk spiritual. Di menggendong singa sambil mengusap tubuhnya. Di dedaunan hijau tempat tinggal Rumi dahulu, banyu mengubahnya menjadi bentuk dedaunan raksasa dan di kelilingi berbagai macam bunga yang indah. Dia menyegel tempat itu, sehingga dari pandangan luar hanya tampak berbentuk batu usang.
Meskipun ada banyak adegan aksi yang seru, saya juga berharap ada lebih banyak momen kecil antara karakter untuk mengembangkan kepribadian mereka secara lebih mendalam. Itu akan membuat saya lebih terhubung dengan mereka.
. nggak cocok dia hidup di negeri perbatasan langit dan menjabat kedudukan tinggi.
perjalanan karakter utama, terutama Uranus dan sang Hakim. Bagaimana mereka akan mengatasi semua rintangan dan konflik yang dihadapi? Saya harap ada pembahasan lebih lanjut tentang perasaan dan hubungan mereka.
perjalanan yang liar dan tak terduga melalui labirin pikiran manusia. Meskipun sulit untuk dipahami sepenuhnya, saya menemukan diri saya terpesona dan terdorong untuk terus membaca, mencoba memecahkan misteri yang ada di balik semua halusinasi ini.
Ini adalah cerita yang benar-benar membuat saya terlibat! Saya merasa seperti saya adalah bagian dari petualangan yang sedang berlangsung, dan saya tidak bisa menunggu untuk melihat bagaimana semua konflik akan dipecahkan.